Lisa menutup matanya karena menahan rasa sakit,

1.6K 145 8
                                    


"Tahan ya.. darahnya banyak sekali dan juga luka nya cukup besar"

Lisa memegangi tanganku

"Nah sudah, sekarang luka mu sudah bersih"

Lisa membuka matanya lalu duduknya bergeser menjauhi ku

"Lisa kendalikan lah emosi mu itu"

Matanya mendelik padaku

"Demi kebaikan mu Lisa, cobalah untuk mengontrol nya.. jangan seperti tadi"
"Jika kau kesini untuk memberikan nasehat mu itu, pergilah!! Aku tidak butuh itu"

"Aku tahu dalam hatimu itu masih tersimpan rasa dendam, tapi apa yang akan kau lakukan itu percuma saja.. ibumu tidak akan kembali, justru dia akan sedih jika melihat mu menjadi orang seperti ini"

"Aku tidak bodoh, tanpa tidak kau beritahu pun aku sudah tahu, aku hanya ingin meluapkan rasa kesal ku saja, dengan cara ini aku akan merasa sangat puas"

"Tapi Lisa tidak selamanya kau akan menang, ada saatnya tindakan mu itu akan membahayakan dirimu sendiri"
"Aku tidak peduli, aku tidak takut jika aku harus mati"
"Hatimu itu sekeras batu ya"
"Ini sudah takdir"
"Tidak lisa, kau bisa merubahnya, ini bukan takdir"
"Sudah kubilang, aku tidak butuh nasehat mu!!" Lisa membentak ku

"Maaf ,aku akan pergi"

Aku membuka pintu tapi Lisa menutup nya kembali

"Kenapa kau tidak mengerti, aku butuh dukungan juga pelukan dari seseorang" Lisa memeluk ku

"Maafkan aku" aku membalas pelukannya

"Jangan menangis Lisa, kau kan orang kuat"

Lisa masih memeluk ku dengan erat

"Aku tahu ini sangat sulit, tapi aku yakin kau akan menemukan kebahagiaan mu suatu saat nanti"

Aku melihat di tempat lisa duduk tadi ada bungkus sisa obat, aku melepaskan pelukan ku lalu bertanya padanya.

"Apa kau meminum obat?"

Dia mengalihkan pandangannya dariku

"Jawab Lisa"
"Iya aku meminumnya, itu membuat pikiran ku menjadi tenang"
"Astaga Lisa, selain kau suka merokok dan juga mabuk, kau juga mengkonsumsi obat-obatan"

Lisa terdiam

"Pedulikan kesehatan mu Lisa" aku menyentuh pipi nya

Dia mengangguk

"Aku akan mengantarmu pulang, agar kau bisa istirahat"
"Aku tidak mau pulang ke rumah"
"Yasudah kau istirahat saja di rumah ku"
"Tidak perlu, aku akan pergi ke apartemen ku"
"Yasudah ayo aku akan mengantarmu"
"Tidak, aku bisa pergi sendiri"

"Itu berbahaya, karena kau sudah meminum obat itu"
"Tenang saja aku sudah terbiasa"
"Tidak ! Pokoknya aku akan mengantarmu"
"Kau selau memaksa"
"Dan kau selalu keras kepala"

Dia bersedia aku antar setelah aku memaksa nya.

Aku mengantar nya memakai mobilku

"Apa kau tidak akan mengatakan hati-hati padaku sekarang?"
"Aku harus memanggil bibi dulu untuk mengatakan nya" lisa tersenyum

Sesampainya di apartemen..

"Ini apartemen milikmu sendiri?"
"Iya, tapi jarang aku tempati"

Lisa turun dari mobil

"Kenapa kau tidak turun juga? Kau tidak mau melihat isi apartemen ku?"
"Aku?"
"Siapa lagi?"

Karena penasaran aku pun ikut masuk ke dalam apartemen nya

"Astaga berantakan sekali, apa mereka tidak pernah membersihkan nya" Lisa menggerutu
"Siapa?"
"Tentu saja pelayanku"
"Kau tidak menyuruh nya mungkin, jadi mereka tidak membersihkan nya"
"Ayo kita ke kamar saja, aku ingin sekali berbaring"

Aku mengikuti Lisa menuju kamar tidurnya

"Tutup pintunya" Lisa berbaring ke tempat tidur nya

Dia membuka seragam sekolahnya

"Aku tidak akan bisa tidur jika tidak memakai kaos dalam saja" ujarnya

Aku hanya keheranan melihat nya

"Kau mau makan apa? Akan ku pesankan" tanya Lisa
"Apa saja terserah mu"
"Kau suka bir?"
"Aku meminum nya sedikit itu pun jika ada acara-acara besar"

Saat aku dan Lisa sedang berbincang, mama menelpon ku

"Hallo Ruby, mama dengar kalau lisa ditampar oleh ayahnya, iya kah?"
"Mama tahu dari siapa?"
"Itu tidak penting, katakan apa Lisa baik-baik saja?"
"Iya, dia sedang bersama ku sekarang"
"Syukurlah, temani dia jangan sampai di berbuat sesuatu karena marah"
"Baik mama, mama kapan.."

Mama memutuskan telponnya

"Kenapa?"
"Mama bertanya bagaimana keadaan mu, dia mengetahui kejadian tadi"
"Bagaimana bisa?"
"Aku juga tidak tahu"

"Kau akan terus berdiri disana, kemarilah duduk disini"

Ketika aku akan duduk, suara bel berbunyi

"Biar aku saja yang membuka nya"

Ternyata makanan yang dipesankan Lisa sudah tiba

"Lisa makananmu sudah datang, cepat sekali"
"Itu untukmu, makanlah"
"Sebanyak ini? Aku bisa gemuk nanti"
"Biarkan saja, lagi pula tidak akan ada yang memandang mu"

Aku mengerutkan alis ku padanya

"Aku bercanda"
"Apa aku boleh duduk disini?"
"Tentu saja, duduklah tidak usah meminta ijin"

Lisa sibuk dengan ponselnya

"Lisa kau juga harus makan"
"Nanti saja"
"Sekarang" aku menyuapi nya pizza

Lisa membuka mulutnya tapi tangan nya tetap sibuk dengan ponselnya

"Aww sakit"
dengan spontan tanganku langsung mengusap luka di bibirnya

"Maafkan aku, aku tidak sengaja" aku meniupi luka nya itu

Lisa menatapku

"Apa masih sakit? Aku benar-benar minta maaf"

Lisa masih terus saja menatapku

"Aku akan keluar untuk membeli obat luka"

Lisa menarik tanganku "tidak usah ini sudah membaik" matanya tidak berkedip sama sekali

Tangannya menyentuh leherku lalu dia menariknya dengan perlahan mengarah pada wajahnya, lalu dia mencium bibirku..aku langsung memalingkan wajahku darinya

"Apa yang kau lakukan lisa?"
"A-aku tidak bermaksud seperti itu..maksudku aku tidak.."
"Apa sih? Bicara yang jelas"
"Aku tidak berniat melakukan nya , aku juga tidak tahu kenapa aku tiba-tiba mencium bibirmu.."

Karena salah tingkah aku meminum minuman yang dipesankan oleh Lisa tadi.

"Kau meminum bir seperti sudah terbiasa"

Saat lisa mengatakan itu aku baru menyadari apa yang sudah aku minum

"Astaga Lisa.."
"Kau pasti akan mabuk" lisa menertawakan ku

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang