t i g a

3.4K 229 6
                                    

"Kamu Ara 'kan?" Ara yang sedang menatap layar ponselnya langsung beralih begitu suara wanita mengintrupsinya.

Gadis itu mengangguk, "iya, siapa ya?" Tanya Ara begitu melihat wanita berpakaian formal menyapa dirinya.

"Aku Rana, pacarnya Jenar."

Ara memandang penampilan wanita di depannya yang menggunakan setelan formal serta heels tujuh senti yang melekat di kakinya. Wajah wanita bernama Rana itu sungguh cantik. Ara sebagai perempuan saja kagum melihat betapa cantik dan mulus, seakan jerawat saja enggan mampir di wajah cantiknya.

Ara mengangguk, "aku Ara." Ucapnya disertai senyum.

"Yaudah, pulang sekarang aja. Kamu udah makan belum? Gimana kalau kita mampir makan dulu?" Rentetan pertanyaan yang keluar dari mulut Rana membuat Ara tersenyum. Mereka baru bertemu dan Rana sudah baik terhadapnya.

Ara bisa merasakan ketulusan yang terpancar dari wajah serta ucapan yang keluar dari mulut wanita cantik itu.

"Boleh, kak. Aku juga belum makan."

Keduanya masuk kedalam mobil milik Rana. Gadis itu terdiam sejenak saat melihat betapa mewahnya mobil milik pacar sang kakak. Sepertinya Rana berasal dari keluarga kaya atau mungkin Rana bekerja begitu keras hingga diusianya yang masih muda sudah bisa membeli mobil mewah.

"Enaknya makan apa?" Rana bertanya sembari memasang seat belt.

"McD?"

"Setuju!" Kemudian tanpa basa-basi, mobil Rana melaju membelah jalanan kota Bandung.

"Gimana sekolah disitu? Asik gak?"

Kelakuan Ara jika baru bertemu orang baru akan selalu diam, gadis itu terlalu takut memulai percakapan. Untungnya Rana mengerti dan selalu berusaha membuka obrolan dengan adik pacarnya.

"Biasa aja, kak." Jawabnya tanpa menatap Rana.

"Udah punya temen baru? Pasti udah dong. Kamu kan cantik, pasti banyak yang mau temenan."

"Boro-boro mau temenan, deket sama aku aja kayaknya mereka pada ogah."

Rana mengernyitkan dahinya bingung saat mendengar ucapan Ara. "Maksudnya?"

"Tadi pagi aku ribut sama abang, mood aku langsung jelek, aku pasang muka jutek sejutek-juteknya dan mereka pada takut buat ngedeketin aku. Tapi ada satu cewek sih yang mau temenan sama aku, cuma beda kelas." Rana tersentum saat mendengar kalimat terakhir Ara.

"Wah, siapa tuh?"

"Namanya Airin, tapi dia kelas sebelah."

Dahi Rana berkerut, "kok bisa kenal kamu?"

"Kita kenalan di perpustakaan." Dan mengalirlah cerita bagaimana Ara berkenalan dengan Airin saat diperpustakaan, Rana hanya menyimak berusaha membuat adik pacarnya nyaman dengan keberadaannya.

Keduanya duduk dimeja setelah menerima pesanan. "Kamu suka banget sama burger, ya?" Tanya Rana yang sedang membuka bungkus nasi.

"Iya, tapi kalo satu gak kenyang. Biasanya kalo sama temen-temen Ara pesen burger dua hehe." Ujarnya diakhiri kekehan membuat Rana sedikit takjub karena badan semungil Ara bisa menampung dua burger sekaligus.

"Aku gak nyangka kamu makan sebanyak itu." Rana merespon setelah menelan ayam yang sudah dikunyah.

"Kak Rana sama abang udah berapa lama pacaran?" Gadis itu mengunyah sembari menatap Rana yang kini sedang minum.

"Setahun deh kayaknya." Jawaban Rana membuat Ara mengernyitkan dahi bingung.

"Kok kayaknya?"

"Karena aku gak inget kapan hari jadiannya. Tapi dua atau tiga bulan lalu Jenar ngasih kakak hadiah katanya hadiah anniversary kami yang setahun."

Ara tertawa kecil mendengarnya. Jenar yang dulunya sangat anti terhadap perempuan kini mendapatkan pacar yang bahkan hari jadian mereka saja tidak ingat. Ara jadi kasian terhadap kakaknya. Eh, tapi tidak. Jika mengingat bagaimana brengseknya kakaknya dulu, membuat Ara malas mengasihani kakaknya.

Setelah selesai makan, keduanya langsung meninggalkan McD lalu segera menancapkan gas menuju rumah milik Jenar.

Saat sampai di depan rumah, Ara melihat mobil Jenar telah terparkir rapi. Dilihatnya sang kakak yang baru turun dari mobil dan menenteng tas kantornya.

"Lho, kamu kok udah pulang?" Bukan Ara yang bertanya, tapi Rana yang segera menghampiri pacarnya.

"Iya, kerjaan udah selesai semua jadi aku pulang deh." Jawabnya pada sang pacar, "kamu habis diajak kemana sama Rana?" Lanjutnya sembari tersenyum pada adik kandungnya.

Ara terdiam.

"Dari McD, kita cuma makan. Tadinya mau aku ajak ngemall tapi Aranya gak mau. Jadi yaudah langsung pulang." Rana menjawab kala tahu bahwa adik pacarnya tidak akan menjawab pertanyaan Jenar.

Gadis berseragam abu-abu itu tak berniat ikut percakapan antara keduanya, ia lalu langsung berjalan masuk kedalam rumah setelah membuka pintu menggunakan kunci yang diberikan oleh Jenar semalam.

"Gimana hari pertama kamu disekolah?"

Ara yang sudah diambang pintu kamarnya langsung berbalik begitu mendengar kakaknya bertanya.

"Memangnya abang peduli?" Setelahnya pintu ditutup disertai suara yang cukup keras membuat Rana yang baru memasuki rumah langsung terkejut.

°°°

a/n : yedera annyeong! btw, kira-kira siapa y yg jdi first male lead-nya?

jawab di line atas ya. berharap bgt deh ada yg jwb satu jg gpp.

Jangan lupa follow akun ig ku, biar tau info lebih lanjut dan spoiler-spoiler cerita ini! (at)akucitraa_ yuk bisa yuk! Nanti aku follback bagi yang udah kasih review cerita ini di dm ig! Okey makasi ya kuawan ku!

oke, intinya jgn lupa vote dan komen y yorobun🙆🏻‍♀️

Jdi bingung aku mau pake yorobun ato yedera sih?

Virtual Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang