e m p a t p u l u h s a t u

1.2K 53 5
                                    

"Halo, Ra. Ini abang udah di depan sekolah kamu." Ara mendengar suara kakak satu-satunya.

"Lho? Ngapain?"

"Jemput kamu lah, buruan keluar. Abang tuh khawatir banget tau. Cepetan ke mobil sekarang juga."

Dewa datang menyambangi kelasnya sambil mulutnya bergerak tanpa suara, bertanya siapa yang menelpon dirinya.

"Iya, bang. Ini otw."

Ara menutup telponnya, kemudian gadis itu menepuk bahu pacarnya setelah memakai tas. "Aku duluan, ya. Udah di jemput bang Jenar." Ujarnya yang dibalas delikan sang pacar.

"Bang Jenar? Ngapain? Kamu kan ada janji pulang sama aku." Ujar Dewa sembari berjalan beriringan dengan Ara yang terus melangkah menuju gerbang sekolah.

"Maap banget, bang Jenar gak mungkin dateng tiba-tiba jemput kalo gak ada hal penting, Wa." Ujar Ara sembari menatap pacarnya dengan kaki yang terus melangkah.

"Yaudah, aku anter sampe gerbang."

Ara mengangguk. Keduanya berjalan menuju gerbang dengan disertai obrolan ringan, hingga tau-tau mereka sudah sampai di depan gerbang.

"Langsung masuk aja, be careful, okey?"

Ara mengangguk kemudian masuk kedalam mobil kakaknya setelah dibukakan pintu oleh sang pacar.

"Jangan ngebut nyetir motornya nanti." Ujar Ara sebelum menutup pintu mobil.

Setelah menempuh perjalanan selama setengah jam dari rumahnya, akhirnya Ara turun dari mobil dan disambut oleh ayahnya yang kini berdiri tepat dipintu masuk.

Ara terkejut. Berbalik menatap kakak laki-lakinya yang hanya menangkupkan kedua tangannya, pertanda maaf.

"Kalo ga Jenar jemput tadi, kamu mau kemana?" Ayahnya bertanya saat Ara tiba didepan pintu.

"Kenapa? Memangnya ayah peduli?" Jawab gadis itu kemudian berjalan meninggalkan ayah dan kakaknya.

"Ara!!!" Ayahnya berjalan mengejar Ara. Gadis itu berhenti tepat didepan pintu kamarnya. Berbalik menatap sang ayah.

"Kamu liar banget disini! Mau jadi apa hah? Ayah gak habis pikir kalo ternyata kamu disini ngelonte. Apa uang yang ayah dan Jenar kasih ke kamu itu kurang sampe kamu harus terima uang dari sugar daddy, hah?!!!"

"Cukup!" Ara menahan air mata yang kini membasahi pipinya. Gadis itu menatap ayahnya dengan tak percaya.

"Jadi ayah lebih percaya sama gosip itu daripada penjelasan Ara kan?" Gadis itu bertanya dengan raut kecewanya.

Pria tua itu tertegun sejenak kemudian kembali mengubah raut wajadhnya menjadi datar. "Apapun itu, kenapa kamu di hotel? Kamu sudah tidak perawan?" Tanya sang ayah membuat Ara kali ini mengeluarkan air mata yang segera ia hapus.

Sial. Ara benci terlihat lemah.

Gadis itu menatap ayahnya sengit. "Perawan atau tidaknya Ara, memangnya ayah peduli?" Jawabnya, "yang ayah pedulikan itu cuma keluarga baru ayah!" Lanjutnya kemudian masuk kedalam kamar diiringi dengan bantingan pintu yang membuat Jenar dan ayahnya tersentak kaget.

"Ayah apa-apaan sih? Sebegitu gak percayanya ayah pada Ara?" Jenar berucap setelah lama terdiam menatap perdebatan ayah dan adiknya.

"Bukan begi-"

"Dengan ayah bertanya begitu pada Ara, sudah membuktikan bahwa ayah meragukan Ara!" Ujar Jenar dengan tegas. Menatap sengit ayahnya sendiri karen tidak terima adiknya dituduh macam-macam oleh ayahnya sendiri.

"Ayah hanya merasa gagal mendidik anak perempuan ayah." Jendra berujar lirih membuat Jenar menatap ayahnya prihatin.

"Ayah memang ayah yang gagal." Ujar Jenar dengan sangat tegas kemudian meninggalkan ayahnya yang langsung tertegun.

Ucapan anak pertamanya benar-benar mampu menusuk sampai kehatinya. Pria itu merasa bahwa apa yang diucapkan anak lelakinya itu memang sebuah fakta yang mampu membuat hatinya tercubit. Karena pada dasarnya, Rajendra memang ayah yang gagal bagi Jenardi dan Arabella.

•••

a/n : sorry kalo masi sedikit disetiap partnya. otak ini dah mentok bgt hehe. makasiiii bgt ya buat yang mau nungguin cerita ini. sumpah, kemarin ada beberapa yg minta update aja aku jadi ngerasa bersalah karena memang cerita ini udah terbengkalai cukup lama. untuk itu, aku minta maaf sekali lagi kalo masih ngaret updatenya. but, aku selalu usahain kok.

 but, aku selalu usahain kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

barangkali kangen dewaaaaa

barangkali kangen dewaaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ara sedih guysssss


okay, just it, i want to say love u (⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

Virtual Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang