t i g a p u l u h l i m a

1.1K 72 5
                                    

Pagi ini gadis itu berjalan sendirian menyusuri koridor seperti biasanya. Yang tidak biasa adalah tatapan para siswa-siswi yang kini menatap gadis itu dengan tatapan yang Ara artikan sebagai tatapan merendahkan.

Seingatnya, setelah turun dari mobil Jenar, Ara jelas berkaca terlebih dahulu dan tidak ada yang salah dengan wajahnya.

Ara berdecak. Tak mempedulikan tatapan para siswa yang menatapnya... rendah. Namun, sebuah percakapan siswi yang bergosip mampu membuatnya berhenti dan terkejut diwaktu yang bersamaan.

"Gue denger-denger, si Ara cewek bayaran." Ucap gadis berambut ombre.

"Iya anjir, gue liat videonya di akun sekolah kita, dia keluar dari hotel sama cowok."

Mata gadis itu sontak melotot, Ara siapa yang mereka maksud? Gadis itu jadi ketar-ketir sendiri, pasalnya dia juga pernah keluar hotel bersama Dewa di Bali kemarin.

"Di Bali, bukannya study tour, malah ngelonte."

Telinganya berdengung. Kemudian tanpa diperintah, gadis itu langsung berlari kencang menuju gerbang. Ia yakin, Ara yang dimaksud adalah dirinya. Entah siapa yang melihat dirinya di Bali kemarin, ia yakin pasti orang itu sangat tidak menyukainya hingga mampu membuat rumor yang membuatnya malu.

Gadis itu memilih untuk pulang, karena tidak ada keberanian dalam dirinya setelah dituduh sebagai perempuan murahan.

"Hey! Kamu mau kemana?!" Dewa yang baru saja tiba disekolah dan bahkan belum turun dari motornya langsung mengejar Ara yang kini berlari menuju halte bus.

Lelaki itu segera melepas helmnya kemudian turun dari motor dan menghampiri Ara yang kini memegang ponsel disertai air mata yang tak henti-hentinya mengalir.

Dewa memutar kepala sang pacar agar menghadapnya dan menghapus jejak air mata yang ada dipipi gadis itu kemudian tanpa banyak kata, lelaki itu memeluk pacarnya yang kini tampak rapuh.

Dewa mengelus rambut gadis itu dengan lembut. Memberi pertanda bahwa dirinya akan selalu berada di dekat gadis itu. Bersamanya selalu, tanpa berniat meninggalkan.

"Aku dituduh ngelonte." Ucap gadis itu begitu tangisnya mereda.

Dewa menunduk. Menatap wajah gadisnya yang kini tampak menyedihkan.

"Siapa yang bilang begitu?" Dewa berujar lembut, berusaha bersikap santai meski sebenarnya lelaki itu emosi setengah mati.

"Anak-anak sekolah kita," ujarnya disertai air mata yang kembali mengalir, "Ada yang liat kita keluar hotel. Terus di sebar di akun Instagram sekolah. Wajah kamu di blur." Lanjutkan menjelaskan disertai isak tangis yang kembali menyapa gendang telinga Dewa. 

"Ssst... Tenang, okey?" Dewa berujar sambil menenangkan pacarnya sambil memeluk agar gadis itu sedikit tenang. "Nanti kita cari tau siapa pelakunya." Lanjutnya kemudian membelai rambut pacarnya.

"Aku malu banget." Ara berujar dalam pelukan pacarnya.

"Kita pulang, okey?"

Ara mengangguk. Gadis itu memegang erat tangan Dewa, berusaha mencari ketenangan ditengah rasa malu serta ketakutan yang sekarang dirasakannya.

"Sini, pakai helm dulu." Dewa memakaikan helm dikepala pacarnya.

Setelah Ara memakai helm serta sudah duduk jok dibelakang, Dewa segera menjalankan motornya meninggalkan sekolah mereka.

"Kamu mau mampir kesuatu tempat?" Dewa bertanya membuat Ara sontak menjawab tidak.

Yang diinginkannya sekarang adalah pulang dan mengurung diri dikamar serta menangis sepuas-puasnya. Gadis itu benar-benar merasa malu, meskipun di hotel mereka tidak melakukan hubungan badan yang mampu menghilangkan keperawanannya. Tetap saja, tidak ada yang tahu dan tidak ada yang mau tahu kebenarannya. Sekarang, nama baiknya tercemar hanya karena video tersebut.

Ara memeluk pacarnya erat. Sekarang yang ada dikepalanya hanyalah bagaimana dia mengatasi semua ini. Bagaimana jika nanti Jenar mengetahui kelakuannya yang nampak seperti wanita murahan? Bagaimana bila nanti ayahnya yang berada di Jakarta sampai tahu karena videonya tersebar di sosial media? Dan bagaimana bisa hanya karena video tersebut, segala rasa takut kini mulai menghantuinya.

"It's okay. Kita bakal selesaikan masalah ini sama-sama, okay?" Dewa berujar sambil mengelus tangan Ara yang melingkar diperutnya.

Ara hanya mengangguk dan meneteskan air mata. Gadis itu benar-benar tidak menyangka, Dewa masih bertahan disisinya.

°°°

a/n : yakssss, udah mulai konplik aja ni guys.....

Ada yang bisa nebak gak pelakunya siapa?

Hmmmmmm, kira-kira siapa ya? Oiya, jangan lupa vote dan komennya ya guysss! Lovyuuuu <3

Hmmmmmm, kira-kira siapa ya? Oiya, jangan lupa vote dan komennya ya guysss! Lovyuuuu <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

when Ara laughs

Ara sedih guyssss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara sedih guyssss

Ara sedih guyssss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sadewa Alexander

Virtual Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang