t u j u h

2.9K 184 1
                                    

Dewa melangkah menuju markas setelah mengantar mantan virtualnya. keduanya tadi kerap berdebat karena Ara menolak untuk diantar Dewa, namun lelaki itu tetap kukuh dan akhirnya Ara mengalah karena Dewa akan berada di samping Ara terus menerus bila gadis itu tak mau diantar pulang olehnya.

"Woi bos!" Vernon menyapa begitu melihat Dewa masuk kedalam markas dan duduk di sofa empuk.

Markas mereka bisa dibilang seperti rumah pada umumnya, bedanya rumah ini bernuansa dark karena geng Eagle memang geng motor yang penuh dengan kegelapan.

Mereka sering membawa alkohol bahkan sampai pesta narkoba di markas ini. Biasanya jika ada pesta narkoba, Dewa akan segera menjauh dari tempat itu. Dewa tidak ingin mengulang masa lalunya yang mengerikan.

"Lo udah tau siapa yang udah bikin Leon terbaring dirumah sakit?" Dewa bertanya pada Nakula yang duduk disampingnya.

"Gery, dia anggota Volker. Kayaknya bocah brengsek itu disuruh sama Arlan si ketua geng Volker." Nakula menjawab pertanyaan Dewa setelah lelaki itu menyelediki kasus Leon kemarin.

Nakula memang pandai meretas. Dan kejadian kemarin terjadi disebuah jalanan sepi yang untungnya terdapat cctv. Dengan mudahnya Nakula meretas cctv dijalanan sepi itu lalu mengetahui siapa yang dengan beraninya menusuk Leon, salah satu anggota Eagle.

"Nanti malem kita rapat, atur strategi buat penyerangan besok. Kasih tau semua anggota inti biar kumpul nanti malem." Ujar Dewa lalu menjauh saat mendapatkan ponselnya yang berdering.

"Kenapa?" Tanya Dewa tanpa basa-basi pada si penelpon.

"..."

"Hah? Ngapain?! Ada acara apaan sih?!"

"..."

"Haish! Nyebelin banget sih. Iya nanti Dewa dateng!" Ujarnya kesal pada si penelpon lalu segera menutup telepon tanpa menunggu respon.

Lelaki itu mengumpat, lalu balik kedalam markas dan segera merubah jadwal.

"Guys!!! Rapat kita mulai sekarang, karena nanti malem gue ada acara." Ujar Dewa begitu duduk disofa.

"Acara apaan, bang?" Tanya Reno, lelaki itu memang masih kelas sepuluh.

"Ada lah intinya. Lo juga disuruh ikut, Nak." Lelaki yang sedang memakan permen karet itu berdecak. Ia sudah menduga bahwa malam nanti akan ada acara makan malam. Lelaki itu tak suka bila malamnya dihabiskan untuk makan malam keluarga.

"Nanti lo kasih tau mereka yang gak ikut rapat tentang strategi kita." Ujarnya lalu segera menyusun strategi guna menyerang anak Volker yang berani-berani menyentuh salah satu anggota Eagle.

°°°

"Weitss, mukanya jangan cemberut gitu kali. Lagian kan om juga jarang ngerepotin kalian." Ujar pria yang sudah berusia empat puluh tahun.

"Tapi om lebay tau gak?! Om tuh udah kepala empat. Gak malu sama Nathan yang udah masuk SMP apa?!" Pria berkepala empat itu tertawa mendengar ucapan keponakannya. Dan Nathan adalah anak dari istri om Dewa yang bernama Edgar Saputra. Iya, Edgar memang menikah dengan seorang janda beranak kembar.

Dewa begitu penurut kepada Edgar karena pria itu telah berjasa dalam hidupnya. Edgar adalah sosok yang merawatnya sejak berusia lima tahun. Dikarenakan kedua orang tua Dewa telah meninggal dalam kecelakaan mobil.

"Nakula mana? Kalian kok gak bareng sih?" Tanya Edgar saat tak mendapati Nakula.

Bisa kalian tebak, Nakula Alexander adalah kakak dari Sadewa Alexander.

Jika melihat wajah mereka, tentu orang tidak akan begitu mempercayainya karena wajah mereka cenderung berbeda, Dewa memiliki wajah Asia yang menurun dari ibunya sementara Nakula berwajah barat karena gen ayah mereka lebih dominan.

Nakula setahun lebih tua dari Dewa, namun karena dulu Edgar kewalahan mengurus keduanya jika berbeda tempat belajar, akhirnya keduanya terpaksa masuk SD bersama-sama dengan Dewa yang hanya TK dalam satu tahun.

"Nakula beli kue pesenan om lah!" Ujar lelaki itu, "terus Dewa mesti ngapain nih?" Tanya lelaki itu tanpa basa-basi.

"Kamu bantu Nathan aja di dapur. Dia lagi masak makanan kesukaan mamanya." Dewa langsung melangkah menuju dapur begitu Edgar menyuruhnya.

"Eh, tumben lo pulang, bang." Ujar Nathan begitu Sadewa tiba di dapur.

"Salahin bokap lo yang heboh banget nyuruh gue pulang," Ujarnya lalu melihat jam ditangannya yang masih menunjukkan pukul enam sore, "nyokap lo dimana sekarang?" Lanjutnya bertanya pada Nathan yang sibuk meniriskan masakannya.

"Papa kasih black card-nya terus nyuruh mama shopping sepuasnya."

"Bokap lo emang niat banget," Dewa berkomentar karena menurutnya Edgar terlalu bucin, hari ini adalah anniversary pernikahan ke empat tahun Edgar dan istrinya.

"Ini gue mesti ngapain?" Tanya Sadewa karena lelaki itu bingung dan tidak tahu harus memasak apa.

Jika ditanya apakah Sadewa bisa memasak atau tidak, jawabannya adalah bisa. Hidup dengan para lelaki selama tujuh belas tahun dia hidup, tentu lelaki itu harus bisa memasak karena mereka tidak bisa terus membeli makanan dari luar.

Apalagi dulu Edgar sering melakukan perjalanan bisnis di luar kota saat Sadewa masih SMP, tentunya lelaki itu harus bisa memasak sendiri. Nakula juga sama, lelaki itu juga bisa memasak namun tak seenak milik Sadewa.

"Udah selesai semua, bang. Kalo lo mau bantu, mending bantu beresin ini aja dan taruh di meja makan." Sadewa menurut. Lelaki itu membawa berbagai macam lauk hasil masakan Nathan.

"Ini lo semua yang masak?" Tanya Sadewa, pasalnya lauk ini terlalu banyak dan Nathan tidak terlalu bisa membuat masakan sebanyak ini sendiri.

"Enggak, papa yang masak banyak. Gue cuma masak ayam bumbu kecapnya aja." Jawab Nathan membuat Sadewa mengangguk.

"Nih kuenya. Om Edgar mana?" Tanya lelaki itu begitu tiba di dapur.

Nakula datang saat waktu menunjukkan pukul tujuh malam dengan kue yang kini diletakkan di meja.

"Lho ini ada acara apa?"

Sadewa mengumpat saat mendapati istri Edgar yang bernama Mona telah datang padahal mereka belum selesai menata seluruh makanan di meja makan.

°°°

a/n : okey vote dan komen y. aku bingung mau ngmg apaan. intinya maap krna kmrn g apdet. tenang, hari ini triple kok. btw, aku pake sadewa karena om dan tante dewa, manggil dewa dengan nama sadewa.

 btw, aku pake sadewa karena om dan tante dewa, manggil dewa dengan nama sadewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Om dan tante Nakula dan Sadewa


Virtual Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang