t i g a p u l u h

1.2K 93 3
                                    

Setelah acara api unggun dipesisir pantai Kuta selesai. Seluruh siswa dianjurkan untuk menuju kamarnya.

Ara berdecak ketika lagi-lagi dirinya harus melihat wajah menyebalkan teman sekelasnya, Sisi.

Gadis itu kini telah duduk kasur sambil memainkan ponselnya. Suara ketukan pintu membuat gadis itu segera beranjak dari tempat duduknya kemudian melangkah dan membuka pintu.

"Ngapain?" Ujarnya malas karena telah lelah melihat wajah itu seharian.

"Ayo!" Dewa menarik tangan Ara membuat gadis itu berdecak.

"Kemana sih?" Tanya gadis itu dengan tangan masih digandeng Dewa.

"Sky Garden." Decakan keluar dari mulut Ara begitu tahu lelaki itu mengajaknya maksiat.

Meski saat di Jakarta gadis itu sering ke club malam dengan sahabatnya, Elina. Namun, semenjak menginjakkan kaki di Bandung, gadis itu belum pernah mengiunjungi tempat haram penuh kenikmatan.

"Ya, masa gue pake beginian?!"

Dewa menatap gadisnya. "Gak papa. Cantik. Nih, pake jaket aku aja biar gak dingin." Ujarnya saat melihat Ara masih mengenakan baju saat di pantai.

Ara diam saja ketika Dewa membantunya memakai jaket.

"Udah, cantik." Dewa berujar kemudian kembali menggandeng tangan gadisnya.

"Naik apa kesana?"

"Grab. Aku udah pesen kok. Nih, udah nunggu di depan." Dewa menunjukkan chat dengan sang driver saat mereka berada di lift hotel.

Keduanya berjalan hingga ke depan hotel. Mendapati mobil Ayla putih yang kini menunggu mereka. "Sama siapa aja?" Ara bertanya begitu duduk didalam mobil.

"Anak-anak."

Gadis itu mengangguk, kemudian matanya tertuju pada Sky Garden Bali yang kini di depan mata. Dewa membayar ongkos grab kemudian keluar dari mobil diikuti Ara.

"Kamu mau minum apa?" Dewa bertanya begitu mereka di bar.

"Whisky."

Dewa menatap gadis itu, untuk bertanya lebih jelas. "Whisky beneran?"

Ara mengangguk. "Kenapa sih?"

Lelaki itu menggeleng. "Enggak, aku pengen soju soalnya."

"Yaudah."

Selagi Dewa memesan minuman mereka, mata Ara berkeliling menatap bar yang kini mulai ramai karena jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam.

"Mana temen lo?"

"Temen kamu juga kan?"

Ara berdecak.

Lelaki itu tersenyum geli kemudian menjawab. "Aku gak tau, kayaknya mereka di dance floor deh."

Gadis itu mengangguk saja kemudian menyesap minuman beralkohol itu dengan sekali tenggak. Ara memang bukan gadis baik-baik. Dulu saat di Jakarta, ke club malam merupakan sebuah rutinitas bersama sahabatnya. Dan ketika pulang, tentunya akan mendapat omelan panjang dari ayahnya kemudian dia muntah dan tertidur. Paginya, gadis itu kembali dimarahi ayahnya.

Bicara soal ayah, jujur saja, gadis itu merindukan ayahnya. Namun, apa boleh buat? Ara terlanjur tidak suka dengan keputusan ayahnya menikah lagi tanpa persetujuan darinya.

"Ra, jangan banyak-banyak." Dewa mencegah Ara yang akan menenggak gelas ke enam kalinya. "Aku gak mau kamu mabuk."

"Ya terus ngapain bawa gue kesini?" Gadis itu menatap Dewa dengan mata sayunya. "Itukan tujuan elo?"

Virtual Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang