d e l a p a n b e l a s

1.7K 117 3
                                    

Kepulan asap memenuhi gudang yang berisikan para anggota inti Eagle. Membolos untuk merokok sepertinya sudah menjadi kebiasaan mereka.

"Doi lo apa kabar, Wa?" Dimas bertanya setelah mengembuskan asap nikotin yang keluar dari mulut dan hidungnya.

"Baiklah, sesuatu yang berhubungan sama gue tuh selalu baik."

Joshua yang selalu tak bereaksi bila temannya bercerita langsung melempar keripik yang sedang dinikmati olehnya.

Sementara Dewa dibuat ngakak oleh kelakuan Joshua.

"Eh, gak nyangka dua Minggu lagi kita study tour." Dimas menyeletuk membuat yang lain mengiyakan.

Bel berbunyi nyaring membuat mereka semua segera bangkit dan berjalan bersama menuju kantin. Diperjalanan tentu saja mereka merebut perhatian para siswi yang kini memekik karena memang jarang sekali anggota inti Eagle berkumpul bersama di sekolah. Sebenarnya sering, namun mereka lebih memilih berkumpul digudang daripada kantin yang kini penuh oleh siswa-siswi kelaparan.

"Makan apaan kita?" Dimas bertanya membuat para penghuni meja pojok menatap lelaki itu.

"Samain aja, bakso semua. Minumnya es teh." Nakula berujar sembari mengambil ponselnya.

Dewa menatap sekeliling, berusaha mencari sosok mungil yang sudah dua hari ini tak ia temui.

Matanya berbinar kala melihat gadis itu berjalan ditengah keramaian kantin dan ikut mengantre bakso. Dewa berdiri membuat teman-temannya menoleh.

"Mau kemana lo?" William bertanya dan menatap Dewa serius.

"Nyamperin pujaan hati!" Jawabnya kemudian segera melangkah menuju sang pujaan hati yang berdiri didepan gerobak bakso.

"Lo mau beli bakso?" Ara menoleh, menatap Dewa yang kini tersenyum.

Gadis itu mengangguk.

"Biar Dimas sama Jack aja yang beliin, minumnya es teh kan? Bakso aja pedes?"

Sekali lagi, Ara hanya mengangguk. Dalam hati bertanya mengapa lelaki itu tahu bakso kesukaannya. Selagi Dewa berpesan pada Dimas dan Jack, Ara tetap berdiri ditempatnya dan memandang Dewa yang sedang berbicara.

"Mending kita duduk, gabung sama temen gue aja ya?" Ara mengangguk, lagi.

"Kenapa dari tadi nggak pernah jawab sih? Ngangguk-ngangguk terus!" Dewa mengerucutkan bibirnya kesal membuat Ara tertawa.

"Ya maap, abisnya lo nanya terus."

Mereka berjalan menuju meja pojokan yang sudah ditempati teman-teman Dewa. Ara berdecak kala melihat Nakula yang kini menatapnya sinis.

"Nak! Jangan liatin Ara begitu!" Dewa berujar membuat Nakula berdecak kemudian kembali menatap ponselnya.

"Heran, sok-sokan main hp, padahal gak ada yang ngechat!" Dewa mencibir membuat Nakula menatap jengkel adiknya.

"Jangan rese deh, Wa." Ara memperingatkan, takut-takut terjadi perang antar saudara.

"Lo gak tau aja, Ra. Mereka berdua tuh gak bisa kalo gak ribut. Dewa suka cari keributan, Nakula suka nanggepin keributan." William berujar.

Saat Ara ingin menjawab, Jack dan Dimas datang membawa pesanan mereka.

"Widih, mantep bro!" Jun yang sejak tadi diam langsung bersemangat menatap bakso.

"Lo emang berbakat jadi waiters, Jack!" Vernon berujar sambil meniup bakso kecil.

"Anjing lo!" Jack mengumpat sambil duduk dan segera menikmati makanannya.

Virtual Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang