d u a p u l u h s e m b i l a n

1.2K 87 0
                                    

Sorenya mereka mengunjungi pantai Kuta. Dewa tersenyum senang saat melihat Ara yang terlihat bahagia hanya karena menonton pertunjukkan hewan menunjukkan apa yang mereka tunjukan ketika mereka berada di atas panggung.

Mereka menyaksikan kelinci percobaan dan mainan pudel yang menggemaskan berlari melintasi panggung, dan kucing berlari di atas tiang yang ditinggikan. Burung yang tiba-tiba terbang diatas kepala gadis itu dan menangkap makanan yang dilemparkan oleh ranger.

Dewa paling menyukai ekspresi Ara ketika ranger membawa ular keliling di sekitar tempat duduk pengunjung akan membuat wajah gadis itu sedikit takut dan berlindung padanya.

Dan yang paling lucu ketika Ara menatap orang utan muncul serta mampu membuat anak-anak dan pengunjung dewasa tertawa termasuk gadisnya.

Kini mereka berada di pantai Kuta. Destinasi yang harus dikunjungi para traveler. Dewa tersenyum melihat wajah Ara yang terlihat bahagia.

"Kenapa?" Tersadar dirinya sejak tadi menjadi pusat perhatian lelaki itu akhirnya bertanya.

"Enggak. You look beautiful today."

"Jadi, maksudnya gue gak cantik kalo hari biasanya?"

"You always pretty, babe."

Ara mendengus. "Halah."

Gadis itu berjalan menyusuri pantai yang kini menampakkan warna jingganya. Indah. Ara menyukai suasana pantai dan senja disore hari.

"Ngapain sih, ngikutin terus?" Ara berujar membuat Dewa tersentak.

"Jadi, aku gak boleh ngikutin kamu?"

"Gak."

Ara meninggalkan Dewa yang kini menatap kepergian gadis itu, kemudian berjalan kearah temannya yang sedang duduk diatas pasir putih.

"Kenapa lo?" Daniel bertanya begitu Dewa ikut duduk disebelahnya.

"Nggak papa."

"Lama-lama lo kayak cewek anjir. Ditanya kenapa jawabnya gak papa." Dewa menampol bahu Willy yang ada disebelah kanannya.

"Btw, pawang lo mana?" Jack bertanya sambil memainkan pasir ditangannya.

"Kayak bocah anjir mainnya pasir begituan." Dewa berujar, "lagi gak mau diganggu." Lanjutnya menjawab pertanyaan Jack.

"Kesian dicuekin."

"Apaan sih, najis."

Kemudian Dewa membuka ponselnya, menonton story Ara yang kini sudah hampir titik-titik. Tersenyum ketika melihat Ara tersenyum menatap kamera.

"Ah, shit."

Daniel menoleh ketika lelaki itu menabok lengan atasnya. "Apaan, anjir?"

"Ara looks pretty."

"Dia kan emang cantik." Joshua berujar membuat Dewa mendelik menatap lelaki yang duduk didepannya meski Joshua tak menatap lelaki itu.

"Jangan muji cewek gue."

"Dih, jadian kagak main ngaku-ngaku jadi cowoknya." Nakula berujar membuat Dewa mengumpat.

"Sialan lo semua."

Mereka tertawa karena berhasil membuat Dewa kesal. Meskipun Dewa ketuanya, tapi lelaki itu sering di bully karena status tidak jelasnya dengan Ara.

"Dewa..."

Lelaki itu mendongak. Menatap gadis yang kini berdiri di hadapannya.

"Fotoin gue, yuk." Ujarnya halus membuat Dewa mendengus.

Virtual Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang