Baikan

77 6 0
                                    

Caffe Rose's

Perempuan bercadar berwarna hitam bergegas mempercepat langkahnya saat melihat sahabatnya yang sedang memainkan ponselnya, gadis itu tersenyum di balik cadarnya saat Yasmine melihat ke arahnya dan langsung melambaikan tangan kananya seraya berlari kecil membuat Yasmine terkekeh udah jadi istri masih aja kayak anak kecil.

Semarah apapun Yasmine terhadap gadis itu dirinya tidak akan bisa bertahan lama-lama karena memang selama bertahun-tahun Yasmine bersahabat dengan Allura bertengkar pun memang sangat jarang karena setiap hari pun mereka berdebat kecil yang membuat mereka menjadi dekat satu sama lain. Right? Sahabat tanpa berdebat tidak akan tahan lama kan? Karena perdebatan bisa menguji seberapa bertahannya kita dalam sebuah hubungan.

"Maaf ya, terlambat."

Yasmine mengangguk memakluminya, gadis itu menaruh tas hitamnya di atas meja lalu beralih menatap sosok di hadapannya lantas tersenyum di balik cadarnya sedangkan Yasmine hanya diam, Allura menghela napas.

"Hm."

"Udah pesan minuman?"

"Belum."

Segera gadis itu melambaikan tangan untuk memanggil pelayan yang ternyata merupakan laki-laki, "Ekhem, Mas saya mau pesen," Allura menatap Yasmine bermaksud bertanya gadis itu ingin memesan menu apa,  "Yas, pesan apa?"

"Hot Americanao."

"Mbaknya?"

"Saya samain aja."

Pelayan itu mengangguk mengerti lantas berbalik badan segera menyiapkan pesanan untuk kedua wanita yang barusan memesan. Sepeninggalan pelayan tersebut Yasmine menatap Allura membuat gadis itu sedikit risih.

"Ada apa Yas?"  

"Tumben."

"Apa Yas?"

"Pesen kopi, bukannya lo nggak suka malah anti kan."

"Mungkin karena gue beberapa kali buatin Bang Saska kopi jadi icip-icip jadi kebiasaan."

"Hm."

"Maaf Yas."

"Jelaskan secara detail."

Allura menghembuskan napasnya pelan seraya menatap mata kecewa gadis yang tengah di hadapannya, gadis itu tersenyum seraya mengangguk paham.

Gadis itu pun menceritakan semuanya secara detail tanpa ada yang di tutupi mulai dari alasan di balik pernikahan tertutup dirinya dan Saskara yang merupakan kemauannya, perjodohan yang ternyata sudah di buat sejak kedua orang tua Allura dan Saskara bersahabat sejak SMA, isi wasiat almarhumah Er Er-khuluq yang meminta untuk menikahinya, istikharah Umma dan Abi tentang jawaban dari perjodohan, kapan dirinya mengetahui bahwa Saskara sang dosen yang memberi hukuman pada hari pertama cowok itu masuk adalah calon suaminya dan masih banyak lagi kejutan yang tak terduga dari sosok Saskara.

Terlebih status cowok itu yang ternyata seorang Duda anak satu karena istrinya meninggal setelah melahirkan Semesta yang membuat hubungan sang Ayah dan anak harus renggang serta perubahan sikap Saskara yang semakin kesini berubah dan juga tidak lupa menceritakan suasana saat pernikahan di Batan kenyataan bahwa sosok Saskara bukan hanya seorang Dosen tetapi juga Hafidz Al-Quran di Kairo serta Dokter bedah spesialis jantung di Rumah Sakit ternama.

"Gue udah ceritain semuanya, sebenarnya Bang Saska selalu yakinin gue untuk tidak menyembunyikan semuanya. Gue udah siap buat nggak sembunyiin sama kalian semua. Tapi nggak ada waktu yang tepat sampai kejadian hari ini yang gue takutin akhirnya terjadi."

20.42 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang