Haruskah baper?

786 74 20
                                    

🕊Kini aku hanya takut jatuh ke dalam pelukan ternyaman yang di buat oleh halu yang ku buat di luar batas ekspetasi🕊

Saskara hanya menggelengkan kepala saat melihat Allura menutup wajahnya karena malu ketahuan memiliki tingkat kepdean yang sangat tinggi. Lalu mata hitam legamnya melihat jam di ponsel hitamnya menunjukkan 15 menit sebelum adzan subuh dengan gerakan cepat Saskara merapikan sajadah dan menaruh Al-Quran lalu beranjak ke kamar mandi. 

Sudah menjadi kebiasaan laki-laki itu mandi sebelum subuh karena manfaatnya sangat banyak, Allura yang melihat terdiam karena perempuan itu hanya berhasil mandi sebelum subuh dalam hidupnya mungkin bisa di hitung pakai tangan.

"Kamu nggak mandi dulu?" Allura menggelengkan kepalanya seraya mengusap tubuhnya, "dingin Pak, Bapak aja. Saya juga belum terbiasa, sana gih mandi." Saskara mengangguk, "kalau udah di rumah harus mau saya bimbing ya."

Allura menegakkan tubuhnya seraya mengangkat sebelah tangan kanannya membuat hormat kepada Saskara yang sedang di ambang pintu menuju kamar mandi lagi lagi Saskara di buat gemas oleh tingkah sang istri yang tidak jauh dari keberadaanya.

Sambil menunggu Saskara mandi alangkah lebih baiknya Allura membaca aplikasi berwarna orange di ponsel hitamnya, genre yang sangat di sukai perempuan itu romance dan remaja.

Gini-gini dirinya masih sering halu dapat sosok badboy atau apapun itu tetapi saat semakin kesini selalu di berikan rekomendasi dengan Yasmine tentang dosen atau apalah itu bertema perjodohan dan pernikahan entah kenapa malah apa yang perempuan itu baca terjadi dengan dirinya.

Makanya saat tadi malam sebelum Saskara keluar dari kamar mandi dirinya memutusan untuk membaca al-mulk sebelum tidur karena cerita yang pernah di baca jika malam pertama ya tau lah.

Tidak lama kemudian bau menyeruak khas mint laki-laki itu tercium bertanda Saskara telah selesai mandi dengan rambut yang sudah setengah kering dan sudah melekat pakain koko dan sarung seperti biasanya, Allura menjadi kikuk sendiri mungkin akibat baper apa yang di baca yang menjadi kisah nyata dalam kehidupannya.

"Malah bengong, taro hp kamu. Shalat fajar lalu subuhan."

Allura yang sadar bernapas lega karena untungnya Saskara tidak memergoki bahwa perempuan itu sedang melamunkan laki-laki itu, 'terimakasih ya Allah atas ponselku ini Pak Saska tidak curiga, kalau curiga hamba nggak tau harus taruh di mana muka ini.'

Dengan cekatan setelah menaruh ponsel hitam di nakas meja samping tempat tidur langkah kecilnya lalu mensejajarkan lebih 2 langkah di belakang Saskara dan mereka pun dengan khitmat menjalankan ibadah shalat sunnah fajar dan shalat fardhu subuh.

Setelah selang mungkin 15 menit selesai shalat seperti biasa Allura sudah bisa mengetahui tabiat dosen di hadapannya yang sudah menjadi suaminya bahwa setiap shalat akan selalu membaca al-quran dan merutinkan seperti hafalan, murojaah, belajar mempelajari arti yang terkandung, tajwid dan sebagainya.

"Hapalan kamu sampe mana."

Allura memperlihatan deretan giginya yang putih dan rapih, "Hihihi, udah lupa, juz 30 aja kayaknya lupa. Buyar."

"Saya punya tugas, setiap hari harus setor sama saya hafalan 10 ayat. Tapi harus nyambung, misal dari juz 30 surah An-Naba kalau sekarang kamu setor sampai 10 besoknya ngulang dari 1-20 begitu, bagaimana?"

"Ringanin dong Pak, 5 ayat deh."

"Nggak ada penolakan."

"Oke, terserah Bapak. Saya manut, lagian mau maksa sekalipun Bapak nggak akan mau ngubah kan, pemaksa dasar!"

Saskara hanya bisa menghela napas, lalu tangannya membuka lembar tengah tepat juz 15 surah Al-israa yang berjumlah 110 ayat lalu memberikan kepada Allura yang menap bingung, "kamu cek saya hapalan dulu."

20.42 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang