Pagi sekali sekitar pukul 06.00 mereka telah rapih membersihkan ruangan khas anak kecil yang telah terpakai tadi malam sepertinya bukan malam tapi jam 1 dini hari hingga subuh dengan pertempuran yang membuat mereka harus tidak tidur setelah ibadah di lanjutkan membersihkan barang yang berserakan dan mencuci pakaian.
Setelah beres dan sudah rapih seperti semula tatapan mereka bertemu bersamaan dengan rona pipi muncul di kedua pipi pasangan yang sedang di mabuk cinta.
Shit, kenapa gue jadi candu.
Menatap gadis itu yang tersipu malu dengan kedua tangan memeluk pakaian kotor dan sprei sehabis pertarungan tadi malam membuat hasratnya menggebu gebu kembali entah efek Allura sangat membuat pria itu ingin melakukan lagi kegiatan pergulatannya.
Allura tertunduk malu apalagi mengingat kejadian tadi malam yang menurutnya membuatnya sangat malu dan sulit untuk di lupakan, huwaaa gile gue udah nggak perawan.
Gadis itu mengulum senyumannya berusaha mengalihkan pikirannya, lalu berjalan perlahan lahan karena bagian bawahnya masih sakit, Saskara paham lalu membantunya.
"Bang, nggak usah." Tolak Allura karena masih belum terbiasa berinteraksi apalagi mengingat kejadian itu, akh pipi gue panas.
"Masih sakit kan? Mau aku gendong aja?"
Dahi Allura mengernyit karena Saskara mengganti bahasa formal yang biasa saya menjadi aku.
"Nggak papa, udah ayuk."
"Alla, nggak ada penolakan."
Allura menghembuskan napasnya kasae ya seperti itulah Saskara suaminya tidak suka di bantah. Akhirnya Saskara pun membantu gadis itu berjalan menuju pintu luar karena takut keburu Semesta terbangun.
Clek.
"Loh, Den Saska, Mbak Al. Kok dari kamar Semesta?"
"Eh—"
"An—nu."
Bi Rara yang melihat gelagat aneh dari seseorang di hadapannya menatap dengan tatapan bingung hingga berkerut dahinya seraya memincingkan matanya membuat Allura dan Saskara meneguk salivanya.
"Hah bagaimana bibi nggak ngerti, terus itu kenapa Den Saska bantuin Mbak Al. Mbak Al sakit?"
"Iy–Eh—Engga Bi." Ucap Allura gugup masih dengan kedua tangan pria itu di kedua bahunya.
"Terus itu kenapa jalannya begitu."
Pengen banget gue bilang ini semua gara gara Bang Saska mesum.
Saskara mengulum senyumannya saat melihat istrinya sepertinya kesal menatapnya, "mantap kan tadi." Allura langsung menatap tajam tatapan jahil Saskara.
"Kepeleset tadi Alla Bi pas beres beres kamar Semesta." Ujar Saskara mantap seraya mengedipkan sebelah matanya pada Allura yang sedang kesal.
"Iya—Iya Bi sehabis beres beres Kepeleset."
"Astagfirullah yasudah biar bibi yang nyuci bawaan Mbak Al aja ya."
"Eh—"
"Jangan."
Mereka berucap berbarengan seraya memandang satu sama lain karena mengerti masukan tatapan mereka tidak mungkin untuk di cucikan apalagi ada beberapa noda bekas pertempuran tadi malam bisa malu.
"Bisa kompak gitu ya."
"Kan pasutri uwu." Saskara berusaha menetralkan kegugupan.
"Beneran Mbak Al, bibi aja. Kasihan Mbak Al habis kelepeleset."
KAMU SEDANG MEMBACA
20.42 (On Going)
Teen FictionBagaimana ketika kalian di jodohkan dengan seseorang yang merupakan dosen kalian dengan perbedaan 10 tahun dan parahnya dia adalah seorang duda beranak 1 di saat usianya masih 18 tahun? ✡DILARANG MENCOPY CERITA SAYA. KARENA CERITA INI ASLI DARI PE...