🕊Meresahkan ya, ketika hati di tarik ulur terus🕊
...
Setelah kelas Farmakologi selesai tepat saat jam menunjukkan pukul 2 siang yang berarti ada perkumpulan di aula membahas mengenai masalah acara bansos yang akan di lakukan minggu depan selama 3 hari bersama panitia Hima Kerohanian yang terpilih.
Saat hendak ingin keluar dari kelas tangannya tiba-tiba saja di cekal oleh tangan besar seorang pria yang gadis itu sudah hafal bahkan hanya dengan mencium bau khasnya, saat dirinya menoleh bola matanya memutar melihat Pria itu berdiri di hadapannya dengan tampang tanpa dosa. Siapa lagi, kalau bukan Saskara.
"Bareng."
"Saya mau ke Aula ada rapat Pak, soal Semesta tenang aja tadi saya sudah telpon Bi Rara untuk di hubungkan ke Semesta kalau saya pulangnya malam jadi tenang saja."
"Bukan itu."
"Lalu." Allura mendekatkan wajahnya pada Saskara, pria itu mundur seraya membasahi bibirnya sedikit bingung dan gugup pastinya.
"Rapat."
"Maksudnya rapat Hima Kerohanian?"
"Iya."
"Tu–nggu—tunggu, dospem (dosen pembimbing) kegiatan bansos acara minggu depan kan Ust. Ikhsan bukan Bapak."
"Kita tukeran job."
"Ma—Maksud Bapak, Ust. Ikhsan di Hima Sosial sedangkan Bapak di Hima saya? Maksudnya Kerohanian?"
"Yaps."
"Kok bisa gitu?"
"Kenapa? Nggak suka?"
"Eh—Eh, bukan gitu Pak. Aneh aja kok tiba tiba banget," Allura menatap dengan tatapan jahil kepada Saskara yang sedang berusaha menampilkan wajah tenangnya namun tidak bisa pria itu sadari bahwa wanita itu sangat cerdas dan lihai dalam menilai, Allura tersenyum melihat keringat membasahi kening Saskara, "Bapak nggak melakukan macam-macam kan?"
"Ngawur kamu."
"Tapi rasanya saya masih janggal dengan semuanya."
"Lebay, ayo. Nanti ada yang liat."
Saskara dengan buru buru melepas dari Allura yang terus nenyudutkannya hingga membuatnya tidak bisa berkutik untuk bergerak atau bahkan untuk sekedar berbicara sepatah dua kata.
Allura tersenyum simpul melihat raut wajah dan sikap Saskara yang memang patut gadis itu katakan seperti bunglon, berubah–rubah. Dan itu semua sukses membuat dirinya menjadi terombang ombing juga perasaannya.
Gadis itu dengan berusaha menyamai langkah besar Saskara kewalahan mengejar pria itu yang sama sekalo tiba tiba meninggalkannya, "Pak! Katanya mau bareng masa saya di tinggal."
"Ini bareng kan."
Allura mencengkram pergelangan besar Saskara, "bareng tuh kayak gini."
"Katanya nggak mau ketahuan."
Allura tersenyum gugup, "iy–iya juga, yaudah Bapak di belakang saya di depan."
"Kenapa begitu?"
"Perempuan itu di depan, dan laki laki itu di belakang untuk menjagainya."
Saskara menggelengkan kepalanya melihat tingkah polos gadis di hadapannya, "konsep darimana itu?"
"Benar dong Pak."
"Laki-laki sejati dan menghargai wanita adalah ketika berjalan dia mendahului wanita."
KAMU SEDANG MEMBACA
20.42 (On Going)
Teen FictionBagaimana ketika kalian di jodohkan dengan seseorang yang merupakan dosen kalian dengan perbedaan 10 tahun dan parahnya dia adalah seorang duda beranak 1 di saat usianya masih 18 tahun? ✡DILARANG MENCOPY CERITA SAYA. KARENA CERITA INI ASLI DARI PE...