🕊20.42, entah kenapa perdebatan yang di lalui seolah komunikasi ternyaman yang bodohnya terpikat🕊
"Keluar dari kelas saya!"
Seorang perempuan dengan rok kotak kotak berwarna coklat hitam dengan kardigan kebesaran berwarna abu dengan daleman berwarna putih serta kerudung pashmina berwarna putih terdiam di depan pintu dengan pelu keringat yang membanjiri wajah tirusnya.
"Hah?"
Dosen yang kini sedang berdiri di hadapan teman-temannya menoleh menatap tajam ke arah mata sipit dengan bola mata coklat terang itu membuat sang perempuan yang kerap biasa di panggil Allura menundukkan kepalanya. Takut.
"Keluar!"
Allura yang terkesiap lantas langsung menatap masam ke arah muka Dosen yang tidak ia kenal itu, "saya telat hanya 2 menit."
"Saya bilang keluar!"
"Biasanya sama Dokter Gama tidak Pak, bahkan beliau kasih toleransi 15 menit."
Sang Dosen yang asing bagi Allura melangkahkan kakinya mendekat ke arahnya dengan tatapan tidak bersahabat membuat perempuan merutuki dirinya sendiri yang jika berkata suka asal ceplas-ceplos. Allura pun menundukkan pandagannya, bukan karena takut namun ia sadar sudah berzina dengan menatap mahramnya yang cukup menarik di dalam pikirannya. Astagfirullah.
"Keluar! Istirahat keruangan saya!"
Dengan menganggukkan kepala lesuh dan perasaan marah yang berkecamuk akhirnya Allura pun menuruti permintaan sang Dosen yang menurutnya sekarang ia meng—klaim bahwa yang ada di hadapannya ini adalah musuhnya, "baik Pak."
Allura melangkahkan kakinya menuju kantin dengan wajah di tekuk sebal seraya menyupah serapahi di iringin istigfar di akhir kalimat, perempuan itu sama sekali tidak terima dengan yang barusan telah terjadi karena selama ia berkuliah setengah semester disini ia sama sekali belum pernah terlambat lebih dari 15 menit untuk toleran bagi mahasiwa/i yang masuk mengikuti pelajaran yang ada di Universitas Negara ini. Allura kini dalam mood yang sangat buruk. Fiks.
"Bude pesen air putih hangat satu sama nasi gorengnya pedes banget." Ujar Allura seraya menahan amarahnya yang sudah di ubun-ubun. Ia kini hanya mengingat pesan Umma nya untuk menahan amarahnya karena itu merupakan jebakan dari iblis.
Allura jadi mengingat pesan Ummanya tentang marah yang berlebih-lebihan itu sangat tercela dalam agama, karena kalau marah sudah ke tingkat ini manusia akan di permainkan oleh iblis, sehingga terjadi manusia akan memukul dan menyerang lawan yang sebenarnya bisa di maafkan, marah semacam ini dilarang oleh Rasulullah SWA lewat sabdanya yang mengandung hikmah,
"Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rasulullah SAW. Bersabda, "Orang yang kuat itu bukan orang yang ahli gulat, tapi orang yang kuat itu ialah orang yang mampu menguasai dirinya ketika ia marah." (HR. Mutafaq Alaih)
Allura menghela napasnya seraya beristigfar, 'Astagfirullah Ya Allah maafkan Aura yang tidak bisa mengontrol emosi apalagi ketika mengingat kejadian tadi. Ampunilah Aura ya Allah.'
"Tumben nak Allura pesen pedes, kan biasanya pedes dikit banget setitik sendok makan."
"Haha Bude. Allura lagi pengen aja. "
"Yaudah Bude bikin dulu ya."
"Yang spesial ya Bude."
"Siap Allura manis." Allura terkekeh berbarengan dengan membalikkan badannya, "baik Bude manis."
Allura tersenyum menanggapinya, lalu ia menjelajahi kedua bola matanya menyapu pandangan sekitar ingin duduk di sebelah mana, karena hari ini cukup ramai suasana kantin. Dan ia sendirian, yang membuat perempuan itu menghela napas karena bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
20.42 (On Going)
Teen FictionBagaimana ketika kalian di jodohkan dengan seseorang yang merupakan dosen kalian dengan perbedaan 10 tahun dan parahnya dia adalah seorang duda beranak 1 di saat usianya masih 18 tahun? ✡DILARANG MENCOPY CERITA SAYA. KARENA CERITA INI ASLI DARI PE...