🕊kalau udah buka pintu pastiin kuncinya di titipin ke pemilik rumah bukan tamu ya. Karena aku tidak ingin pemiliknya berubah🕊
...
Allura menegang di tempatnya dengan keringat membanjiri pelipisnya seraya menggigit bibir bawahnya takut menatap wajah datar Saskara yang sedang menatap ke arah lain, jemarinya meremas gamis yang kini sedang di kenakan dan berusaha untuk bersikap tenang.
Apa-apansih. Nggak jelas banget tuh orang!
Saskara yang melihat tidak ada pergerakan sama sekali dari gadis itu tersenyum miring karena Allura ternyata lebih memilih duduk di samping Nareswara di bandingkan dirinya yang notebenya dosen serta suaminya, pria itu menghela napas, "Er–khuluq Allura, saya tegaskan duduk di samping saya. Sekarang!"
Dengan perasaan kesal dan was-was seraya menatap tajam ke arah Saskara yang santai sedang mengetik sesuatu di benda pipihnya sontak perlakuan pria itu membuat Allura berjalan menuju samping pria itu dengan sedikit di hentakkan.
"Bawa hasil diskusi kamu dengan wakil kamu barusan."
Langkahnya terhenti dengan kekesalan membara seraya mengepalkan tangan Allura membalikkan badannya menuju Nareswara untuk mengambil leptop untuk di diskusikan kepada pria yang sudah membuatnya badmood hari ini.
Setibanya di depan Saskara gadis itu duduk di samping pria itu dengan perasaan kesal tanpa melirik sama sekali, Saskara yang sudah mengetahui pergerakan tidak nyaman gadis itu, "biasa aja. Mau ketauan?" ujarnya tanpa melirik satu sama lain.
"Bapak ngeselin. Saya benci."
"Cincin kamu mana?"
Allura terdiam membasahi bibirnya dam berdehem, "ada di rumah."
"Kenapa nggak di pake?"
"Saya males di tanya–tanya Yasmine." Ujarnya seraya memutar bola matanya malas.
"Bukan karena takut ketahuan?"
Gadis itu tersenyum sinis seraya tertawa kecil melihat jawaban itu, "bukan."
"Besok pakai."
"Nggak mau."
"Nggak bakal ketauan, saya pakai perak kamu emas."
"Pak, ini lagi kumpul diskusi bansos bukan masalah rumah. Nggak usah di bawa bawa."
Penuturan yang di keluarkan Allura sukses membuat pria itu terdiam membenarkan apa yang barusan di katakan gadis yang berada di sampingnya bahwa pembahasan ini sudah keluar dari topik pembahasan tentang bansos Hima Kerohanian.
Saskara menggaruk tengkuknya canggung dan menelan salivanya karena merasa hari ini dirinya sangat aneh hingga melakukan hal yang seperti anak kecil menurutnya, matanya menatap ke depan melihat mahasiswa/i fokus pada tugasnya masing masing sedangkan dirinya memikirkan untuk mengintrogasi Allura yang sedang sibuk dengan hasil diskusi dengan Nareswara.
Lo kenapa hari ini Sas.
Saskara berdehem seraya menetralkan kecanggungan yang mungkin hanya di rasakan Pria itu, lalu matanya menatap gadis di sampingnya yang serius menatap layar leptop dengan menggerakan bibirnya gemes membuat Saskara rasanya ingin merasakan pipi yang belum pernah di sentuhnya.
"Coba Allura tolong jelaskan hasil diskusi kamu di depan teman teman yang lain."
Gadis itu terdiam menatap kedua mata Saskara yang menurut gadis itu hari ini banyak keanehan dengan sikapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
20.42 (On Going)
Teen FictionBagaimana ketika kalian di jodohkan dengan seseorang yang merupakan dosen kalian dengan perbedaan 10 tahun dan parahnya dia adalah seorang duda beranak 1 di saat usianya masih 18 tahun? ✡DILARANG MENCOPY CERITA SAYA. KARENA CERITA INI ASLI DARI PE...