PHP

103 7 0
                                    

🕊Seharusnya kamu sadar,  dia tidak benar benar singgah karena dia sama sekali tidak ada kesungguhan.  Hubungan kita hanya sekedar sebuah kerja sama yang menguntungkan masing masing bukan untuk saling menciptakan keseriusan seperti status kita

Er-khuluq Allura🕊

...

Kini sore sudah berganti malam dengan waktu sudah hampir menunjukkan pukul 19.00 WIB, perempuan yang masih memegang kereta dorong duduk di kantin yang masih cukup terbilang ramai dengan beberap kali melihat ke arah Semesta yang terus menguap bertanda sudah mengantuk.

"Ah, hiks. Antuk Cemesta nda betah au uyang Buna." (Ah,  Hiks.  Ngantuk Semesta nggak betah mau pulang Buna)

"Sebentar ya tunggu Pak Saska dulu."

"Abi temana cih ayi tadhi nda atang-atang, aphe au Cemesta." (Abi kemana sih dari tadi nggak datang datang,  cape tau Semesta)

"Yasudah, Buna kelonin sambil gendong mau nggak?"

Dengan telaten agar Semesta tidak rewel karena tidak enak dengan pengunjung kantin, Allura menggendong Semesta dengan kain yang sengaja di bawa memang setiap saat harus di bawa karena takut sewaktu-waktu Semesta bosen dan meminta di gendong dan terbukti seperti sekarang lalu tangannya mengambil botol susu di dalam wadah penghangat di bawah kereta dorongnya dan langsung menidurkan Semesta yang sudah rewel karena mengantuk.

"Pak Saska kemana sih."

Lama menidurkan Semesta hingga tanpa sadar sudah malam yakni pukul 21.00 memang lumayan lama menidurkan anak itu apalagi di tambah kondisi kantin yang jarang sekali sepi membuatnya harus ektra sabar hingga bahu dan pinggangnya sangat sakit karena menggendong hampir 2 jam, dengan pelan-pelan tubuh mungil Allura memindahkan Semesta ke dalam kereta dorongnya agar nyaman dengan posisi seperti tiduran di tempat tidur daripada di gendong nanti akan membuat badannya sakit saat terbangun.

"Pasti cape ya habis di Vaksin, jahat banget Abi kamu buat kita nunggu."

Perasaannya teriris dan matanya sedikit berair akibat kantuk yang di tahan dan kecewa dengan Saskara yang belum datang juga sampai malam seperti ini, apalagi melihat Semesta yang letih dan cape karena sehabis di vaksin pasti badannya akan demam atau pegal-pegal.

Tangannya lalu memijat pelan seluruh bagian tubuh gemuk nan gembil Semesta sambil mencoba menghubungi Saskara yang sangat sulit di hubungi, saat Suster yang barusan di temui tadi pagi tiba di hadapannya, "maaf Sus."

"Iya?"

"Suster yang tadi menyuruh Dr. Saska untuk ke OK, ya?"

"Iya benar mbak, ada apa ya."

"Hm, Dr. Saskanya kemana ya Sus?"

"Oh Dr. Saska satu jam yang lalu langsung rapat di luar sama rekannya bersama Dr. Jule."

"Dr. Jule Angelic?"

"Iya, mbak, apa ada yang bisa saya bantu."

"Sudah kok nggak ada, terimakasih ya Sus atas informasinya."

"Sama-sama Mbak, kalau begitu saya permisi." Allura mengangguk berbaregan suster itu melenggang pergi.

Setelah suster tersebut pergi Allura merenung memikirkan apa yang barusan di beritahukan suster tadi tentang Saskara yang pergi sejam yang lalu dengan Jule. Allura tersenyum kecut memikirkan semuanya hingga tanpa sadar kedua air matanya jatuh namun dengan secepat mungkin ia menyekanya karena tidak ingin ada orang lain yang sedang berlalu lalang melihat.

20.42 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang