Sakit Hati

192 17 6
                                    

🕊Tatapan matanya bukan hanya untuk kita, dia menatap semuanya dengan tatapan yang sama tapi bodohnya kita membedekan untuk menatapnya, its hurt🕊

...


Perempuan bergamis dengan membawa seorang anak laki-laki yang tengah tertidur di pelukannya berjalan dengan lengan yang masih bertengger kain yang laki-laki di dalam mobil yakini itu adalah gendongan milik anaknya membuat gemas karena seharusnya menggunakan kain untuk mengaitkan anak gembulnya yang lumayan berat.

(Ya anggap aja itu Allura)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ya anggap aja itu Allura)

"Ceroboh." Ujar Saskara lalu menatap Jule, "lo nyetir ya."

Belum menjawab pertanyaan laki-laki bermata tajam itu sudah hilang dari pandangannya keluar dari mobil menuju perempuan bergamis yang sedang menggendong anak laki-laki membuatnya mendengus sebal seraya membuka knop pintu untuk pindah tempat dengan cara yang kasar.

"Pakai stroller."

Suara bariton yang terdengar jelas di telinga di saat perempuan itu fokus menyebrang membuat Allura terlonjak kaget dengan mata membulat menatap seseorang yang ada di hadapannya, "Astagfirullah. Pak ya allah kalau saya jatuhin Semesta gimana? Ngagetinnya nggak tau tempat."

Saskara hanya diam seperti biasa dengan wajah datar melihat Semesta yang menggeliat lalu dengan respone cepat Allura menepok-nepok pelan bokongnya sontak perlakuan yang di lakukan perempuan itu membuat nya kagum karena dengan umurnya yang belum genap 19 tahun sudah mengerti cara merawat dan mendidik anak dengan baik.

"Pak Jody, stroller mana?"

Jody langsung membawa stroller lipat berwarna hitam membuat Allura menaikkan alisnya bingung dengan benda apa itu dan fungsinya untuk apa, "itu apa Pak? Buat apa?"

"Stroller."

"Apa itu?"

"Kudet."

Allura hanya menghela napas untuk mengatur emosinya karena tidak ingin Semesta bangun, lalu pandangannya ke arah Jody, "Pak itu alat apa ya." Sebelum di jawab Saskara pamit dengan membawa stroller untuk di masukkan ke dalam bagasi.

"Itu Mbak Allura yang kayak di tv kalau bawa anknya di dorongan gitu, coba Allura nanti seacrh aja di google."

"Oh iya-iya, kenapa pakai gituan. Di gendong juga enak nggak ribet cuman bawa kain."

"Pak Saska tidak ingin Allura sakit pinggang katanya, makanya disuruh beli kemaren banget."

"Hah? Ko?"

Jody tersenyum, "Pak Saska sepertinya memperhatikan Mbak Allura sampai sakit pinggang yang di rasa aja tau."

Kalimat barusan yang terlontar dari mulut laki-laki setengah paruh baya di hadapannya sukses membuat kedua sudut bibirnya tersenyum hingga tanpa sadar seluruh giginya terlihat yang berarti senyum yang perempuan kasih itu senyum bahagia yang tulus, Jody ikut tersenyum.

20.42 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang