Chapter 4

5.8K 533 5
                                    

'ZAYN POV'

"Guys. Aku harus segera pulang. Aku sudah sangat lelah. Sampai jumpa." Aku segera mengambil kunci mobil.

"Zaynn!! Tungguu!! Aku ikut pulang denganmu. Bolehkan?" Tanya Niall. Lagi lagi memasang wajah sok imut nya lagi.

"Huft, baik baik. Ayo cepat. Atau tidak kekasihmu aku ambil lagi!" Ancam ku. Niall yang mendengarnya langsung cepat cepat mengambil cemilannya yang penuh meja kecilnya. Dan segera berlari ke arahku.

"Ayo Zayn! Sampai jumpa guys. I love you muahh muahh muahh" Pamit Niall yang membuat Harry, Louis, dan Liam jijik mendengarnya.

Aku dan Niall pun keluar ruangan dan berjalan di kooridor.

"Ahh Niall. Aku harus mengambil sesuatu di loker. Kau langsung saja ke tempat parkiran. Dan ini kunci mobilku. Kau hidupkan mobilku. Tapi jangan di bawa lari. Ingat! Atau tidak--" belum ku melanjutkan bicaraku sudah di potong oleh Niall yang sudah mengerti apa yang terjadi nantinya.

"Iyaiya. Pliss jangan mengancamku seperti itu!" Tegas Niall sambil melotot. Aku hanya terkekeh "Whatever."

Sambil berjalan aku melihat ada seorang perempuan yang sedang membereskan buku yang di bawanya. Tapi aku tidak pernah melihat perempuan itu sebelumnya.

Aku pun menghampirinya.

"Mau ku bantu?" Tanyaku dan langsung berjongkok di hadapannya tanpa menoleh melihat wajahnya dan segera membereskan buku yang dibawanya.

"Zayn?"

( Play a song from the One Direction_Everything About You)

Aku yang mendengar perempuan itu memanggil namaku langsung menoleh ke hadapannya. Aku pun terkejut.

"Pricill! Oh my god. Akhirnya kita bertemu lagi."

Akhirnya. Aku bertemu dengamu lagi Pricill. Aku sangat merindukanmu. Batinku

"Kau bersekolah di sini Zayn?" Tanyanya.

"Iya. Hey sebelumnya aku belum pernah melihatmu di sekolah ini. Apakah kau baru masuk ke sini?" Dia pun mengangguk.

"Kau membawa buku dan seberat ini untuk apa?" Tanyak yang masih memegang buku yang dibawanya.

"Ehh hm aku di suruh oleh Mr. David untuk membawa buku ini ke ruangannya." Ucapnya. "Apakah kau tau di mana ruangan Mr. David? Aku sudah mengelilingi sekolah ini dan aku tidak menemukannya." Tanyanya dengan wajah yang sepertinya malu.

"Mari ku antar." ajakku.

Pricill pun mengikutiku dari belakang.

"Nah ini ruangannya." Terangku.

Pricill pun mengangguk "Terima kasih Zayn." Ucapnya dengan senyum yang sangat manis. Aku pun mengangguk dan membalas senyumnya. Pricill pun segera masuk dan menaruh buku yang di bawanya. Aku masih menunggunya di luar ruangan.

Pricill pun keluar. "Zayn. Kau masih di sini? Sedang apa?" Tanyanya. "Menunggumu. Apakah kau mau aku antar pulang?" Tanyaku penuh harap.

"Maaf Zayn. Aku hari ini di jemput oleh Dadku. Mungkin lain kali. Terima kasih Zayn. Permisi" Dia pun berjalan melewati ku. Aku sangat kecewa dengan ucapannya tadi.

Ahh putus harapanku sudah.

Aku pun berjalan menuju lokerku. Dan kembali menuju tempat parkiran di mana aku parkirkan mobilku.

"Lama sekali kau Zayn. Cemilan ku sudah habis. Sebaiknya kau antarkan aku menuju supermarket terdekat di sini. Aku ingin membeli makanan." Jelas Niall.

"Tidak." Jawabku singkat dan ketus.

"Ahh ayolah." Ajak Niall dengan memasangkan wajah sok imut nya lagi.

Aku pun mulai mengendarai mobilku dan tidak menghiraukan Niall yang terus memohon padaku.

Di perjalanan aku terus memikirkan Pricill. Tiba tiba aku hampit menabrak seseorang.

"Heyy Zayn. Hati hati dalam mengendarai mobil. Kau harus fokus kejalan! Jangan terlalu banyak berpikir pada saat mengemudi. Kau harus ingat itu. Untung saja orang tersebut tidak kita tabrak. Apabila kita tab--" Belum sempat Niall melanjutkan bicaranya aku segera menutup mulutnya yang sedari tadi mengomel. Ya aku tau dia memperingatkanku. Tapi itu membuat ku pusing.

"Bisa tidak kau tidak mengomel panjang lebar. Aku pusing mendengarnya." Niall pun langsung mengerutkan dahinya dan mengangguk. Aku pun langsung melepaskan tanganku dari mulutnya.

"Apa yang sedang kau pikirkan Zayn?" Tanya Niall.

"Ehh tidak. Aku sedang tidak memikirkan apa-apa." Aku terpaksa berbohong padanya.

"Tidak mungkin Zayn. Aku sudah sangat mengenalmu. Kau tidak dapat berbohong padaku." Ucap Niall. Aku pun langsung menghela nafas pasrah dan mulai bercerita padanya.

"Jadi kau merasa nyaman di dekatnya?" Tanya Niall. "Iya" jawabku singkat.

"Dan sekarang kau mempunyai rasa padanya?" Tanya Niall lagi. "Iya" jawabku singkat.

"Kalau begitu cepat kau dekati dia. Ajak dia makan di suatu tempat atau jalan jalan di Mall dengannya. Ataupun kencan. Setelah kau sudah merasa benar benar nyaman dengannya, jadikan dia kekasihmu." Ucap Niall. Aku pun mulai memikirkan perkataan Niall. Ada benar nya juga. "Thank's mate. Kau memang yang terbaik." ucapku.

Akan ku coba.

--

Heyy para readers.. Yang sudah baca chapter ini langsung di voment yaaa...
Plisss. Jangan jadi silent readers yaaa. Tysm guys...

ILYSM <33

Stole My Heart × z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang