Chapter 19

3.5K 303 1
                                    

Happy reading**

------

Disinilah aku berada. Dimobil seseorang yang notabenya adalah kekasihku. Kupikir, diriku ini terlalu jahat. Aku bukanlah kekasih yang baik buatnya. Aku tak memaafkan kesalahannya. Ya aku tau itu masalah kecil atau mungkin sudah sangat biasa dalam berhubungan. Bertengkar karena salah satu dari mereka cemburu. Tapi diatas kejadian ini terbukti sekali kalau dia tidak mau kehilanganku

Dia begitu tulus meminta maaf padaku. Tapi balasanku 'tidak tau' dan yang kupikir adalah ketika dia mendengar aku berkata seperti itu dia akan marah. Nyatanya? Tidak. Dia tetap terlihat baik. Sama seperti dulu. Tapi balasanku tetap saja ketus padanya. Kekasih macam apa itu?

Aku memperhatikan wajahya yang terfokus pada jalan. Dia tampan. Kau tahu? Kupikir, aku ini adalah lucky girl karena bisa mendapatkan hatinya. Lihat! Dia seorang superstar dan juga tampan. Banyak perempuan diluar sana yang ingin menjadi kekasihnya. Tapi, dari sekian juta perempuan yang ada didunia ini, akulah yang terpilih untuk mengisi hatinya. Katanya, hanya aku yang bisa membuatnya jatuh cinta. Mantan mantannya dulu hanya bisa membuat dia terkagum kepada mereka. Lucky!

"Aku tau aku tampan. Tapi, tolong jangan memperhatikan aku seperti itu. Aku jadi salah tingkah dilihat olehmu" ucap kekasihku ini. What?! Lihat, di saat dia membanggakan dirinya sempat sempatnya dia menggombal.

"Ti..tidak. Aku tidak melihatmu. Dan jangan menggombal" bantahku. Aku pun menahan senyum atas gombalannya itu.

"Aku tidak menggombal. Aku berbicara sesuai kenyataan" ucapnya

"Tersenyumlah. Tak perlu kau menahannya. Di saat kau tersenyum, kau terlihat tambah cantik. Kau tau? Rasanya ingin sekali kuabadikan senyummu itu dihandphoneku. Tapi, aku tak pernah bisa mendapatkannya." ucap Zayn menggombal. Lagi.

"Ugh, cukup Zayn! Kau terlalu berlebihan" Zayn hanya tertawa. "Aku serius" ucap Zayn.

"Whatever!"

Zayn pun memberhentikan mobilnya tepat disebuah restauran yang dulunya adalah menjadi saksi atas awalnya berlangsung hubungan kami. Aku tersenyum melihat restaurant ini.

"Ayo! Aku tau kau belum makan malam" aku hanya mengangguk.

Aku dan Zayn turun dan memasuki restaurant ini. Aku memilih duduk di pojok dekat jendela dan Zayn langsung memesan makanan. Aku suka duduk di pojok. Kupikir, duduk dipojok sangat menyenangkan. Ya bisa melihat beberapa orang berlalu lalang dan melihat pemandangan malam.

"Kau memilih dipojok, eh?" tanya Zayn.

"Ya" ucapku tanpa menoleh ke arahnya.

"Kenapa kau membawaku kesini? Inikan-"

"Ya aku tau. Tempat ini adalah saksi dimana kita memulai hubungan. Dan aku membawamu ke sini adalah untuk membuktikan bahwa aku benar benar mencintaimu, aku sangat menyesal atas perbuatanku. Aku berusaha meyakinkanmu kalau aku sangat mencintaimu. Dan maaf karena aku tidak membuat sebuah hal hal yang romantis untuk meminta maaf padamu seperti orang orang lakukan. Maafkan aku karena tidak romantis. Maafkan ak--"

"Sstt.. Zayn, listen me. Aku percaya kau mencintaiku. Aku percaya kalau kau menyesal atas perbuatanmu. Kau tau, aku ini adalah kekasih yang jahat. Tidak memaafkanmu, padahal kau sangat tulus meminta maaf padaku. Aku memaafkanmu, Zayn. Maafkan aku tidak memaafkanmu dari awal" ucapku. Zayn tersenyum.

"And kau tak perlu membuat hal hal romantis seperti yang orang orang lakukan. Kau tak perlu menganggap kalau kau tidak romantis. Menurutku kau romantis. Ini jarang sekali orang lakukan. Meminta maaf di tempat dimana mereka memulai sebuah hubungan. Aku tidak percaya kau melakukan ini Zayn" ucapku sambil menggenggam tangannya.

Stole My Heart × z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang