Chapter 28

2.8K 297 8
                                    

'AUTHOR POV'

"Ferrie?!" betapa terkejutnya the boys, Sherly, Vhita, dan Emy melihat Ferrie bersama Pricill. Mereka semua berlari kearah Pricill.

"Mau apa kau?! Belum puas menyakiti Pricill kemarin?!" bentak Zayn.

"Zayn, ini rumah sakit."

"Aku tau Pricill. Tapi--"

"Dan tidak sepantasnya kau bersikap seperti itu terhadap Ferrie." Zayn terkejut dengan apa yang Pricill katakan. Zayn tidak percaya apa yang dikatan Pricill. Mungkin bukan hanya Zayn saja. Tapi semua yang ada disini terkejut. Apakah Pricill tidak tau betapa parahnya Ferrie menyakitinya?

"Apa maksudmu Pricill?"

"Ferrie sangat baik terhadapku. Ya mungkin kalian tidak percaya apa yang sudah aku katakan. Maksudku kalian hanya tau bahwa Ferrie hanya bisa menyakitiku. Tapi sungguh dia sangat baik padaku."

"Kau tidak bercandakan Pricill? Atau kau hanya sedang bergurau? Kau tau kan Ferr--"

"Apakah wajahku menampakkan aku sedang bercanda? Aku sedang tidak bergurau Zayn. Iya aku tau Ferrie selama ini sering menyakitiku. Dan sekarang, Ferrie sadar semua perbuatannya selama ini salah. Salah besar. Dia datang kesini hanya untuk meminta maaf padaku. Dan aku sudah memaafkan semua kesalahannya. Dan kalian tau yang mendonorkan darah buatku?" Pricill menoleh kearah Ferrie. Dia tersenyum kearah Pricill. Pun Pricill membalasnya.

"Yaitu Ferrie." Mereka semua terkejut bukan main. Lihat saja mereka saja membulatkan matanya dan mulutnya membentuk 'o'.

Ferrie bangkit dari duduknya dan menghampiri Zayn. Tapi Zayn menghindar.

"Tenang Zayn. Aku tidak akan menggodamu." Pricill dan Ferrie terkekeh.

"Aku disini hanya ingin meminta maaf padamu atas perbuatanku selama ini. Kalau boleh jujur, tentang hubungan pura pura kita kemarin. Sebenarnya itu suruhanku. Aku ingin membuatmu jatuh cinta padaku lagi. Tapi rencanaku gagal. Kau masih mencintai Pricill." Pricill terdiam. Ferrie melihat kearah Pricill dan tersenyum.

"Dan kupikir cinta itu tidak boleh dipaksa. Mau bagaimana pun caranya kalau tuhan mentakdirkan kau dan Pricill bersama, aku bisa apa? Aku sadar seharus kalian harus tetap bersama. Aku tidak seharusnya menyuruh Pricill mengakhiri hubungan kalian." Ferrie menarik tangan Zayn menuju kearah Pricill. Dan begitu juga dengan tangan Pricill. Ferrie menyatukan tangan Zayn dan Pricill.

"Aku ingin kalian kembali seperti dulu. Aku ingin kalian menjalin hubungan lagi." Pricill dan Zayn saling berdiam. The boys, Emy, Sherly, dan Vhita tersenyum. Pricill menatap Zayn. Zayn pun begitu. Pricill selama ini sangat merindukan tatapan mata hazel dari Zayn yang bisa menenangkannya. Zayn pun begitu, dia sangat merindukan tatapan mata hijau milik Pricill yang sangat menenangkan. Tangan Pricill dan Zayn masih menyatu.

"Hey, ayo! Jangan lama lama." Pricill tersenyum.

"Maaf aku tidak bisa." Zayn melepas genggamannya dari Pricill. Semua yang ada diruangan ini terkejut, termasuk Pricill. Seketika senyum Pricill memudar. Hati Pricill sakit sekali mendengar ucapan Zayn. Nafas Pricill tercekat. Dia sungguh sangat terkejut.

"W..why?" tanya Ferrie. Zayn tidak menjawab. Dia berlalu pergi meninggalkan ruangan Pricill.

"Zayn!!" The boys pun berlari menyusul Zayn.

"Mungkin saja dia sudah tidak mencintaku lagi." Pricill mencoba untuk tetap tersenyum.

"Kau dalam keadaan seperti ini masih saja mencoba tersenyum." Pricill hanya terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu.

Emy, Vhita, Sherly memeluk Pricill erat. "Kau adalah wanita yang paling kuat yang pernah kutemui." ucap Emy ditengah tengah pelukan mereka.

"Kau harus tetap sabar Pricill. Aku sangat bangga memiliki sahabat sepertimu. Mencoba tetap tersenyum dalam keadaan apapun." Pricill hanya terkekeh mendengar ucapan Sherly.

Stole My Heart × z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang