Chapter 6

5.3K 479 5
                                    

'PRICILL POV'

Hari ini adalah hari keduaku bersekolah di Universitas Oxford. Dan hari ini aku akan pergi bersama Zayn menuju sekolah.

Dengan semangat aku pun bangkit dari tempat tidur dan segera membersihkan diri. Setelah membersihkan diri, aku segera mengambil dress berwarna coklat muda dan memakai cardigan berwarna coklat tua. Ya, aku suka mengoleksi cardigan. Aku pun segera mengambil tasku. Dan tidak lupa handphone.

Aku pun segera menuju lantai bawah untuk sarapan pagi. Di meja makan sudah ada Dad yang siap menuju ke kantor dan Mom yang sedang membersihkan dapur.

"Dad, hari ini aku di antar menuju sekolah dengan temanku. Jadi kau tidak perlu repot repot lagi mengantarku ke sekolah hari ini." Jelasku.

"Di antar oleh temanmu? Apakah dia seorang lelaki?" Tanya Dad serius sambil memperdekatkan wajahnya kepadaku. Kira kira 30cm.

Aku pun menghela nafas "Iya Dad. Dia seorang lelaki." Jawabku dengan santai.

Dad pun tersenyum mengejek. "Oh jadi kau sudah mempunyai kekasih? Baik baik. Jika lelaki itu baik padamu, peduli denganmu, sopan dan ramah. Dad aku setuju kau dengannya." Ucap Dad dengan santai dan menggoda. Aku pun menggelengkan kepala.

"Dad, aku tid--"

TING TONG.... TING TONG....

ucapan ku terhenti setelah mendengar bunyi bel di rumahku.

Sepertinya itu Zayn.

Dad yang mendengar bunyi bel segera bangkit dari tempat duduknya. Aku pun segera mencegahnya. "Dad biar aku saja yang buka." Aku pun segera berlari menuju pintu dan membukanya.

"Selamat pagi, princess. Aku menepati janjikan untuk menjemputmu?" Ucap Zayn sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Iyaiya. Ayo sekarang kit--"

"Ehemm... Ehemm..."

Ucapan ku terhenti ketika mendengar bunyi deheman dari belakangku. Aku pun menoleh kebelakang. Ternyata Dad. "Eh Dad." Aku pun mulai menyengir kepada Dad.

"Halo, Om. Saya Zayn Malik. Om bisa memanggil saya Zayn. Saya temannya Pricill om. Sekarang saya akan pergi bersama dengan Pricill ke sekolah. Bolehkan om saya mengantarnya?" Tanya Zayn dengan sopan.

Dad segera menarik tanganku masuk ke dalam. Aku takut Dad tidak suka pada Zayn. Hah semoga saja tidak. Zayn yang melihatnya merasa bingung.

"Dia tampan dan sangat sopan. Dan juga baik. Dad suka dengannya. Cepat cepat kau menjadi kekasihnya ya." Ucap Dad sambil berbisik agak tidak terdengar oleh Zayn yang berada diluar. Dad pun berhasil membuat mataku membelalak dan membuat hatiku senang. Aku pun yang mendengarnya mulai terus menahan malu.

"Dad bisa saja. Ya sudah aku harus segera berangkat sekarang Dad. Bye, i love you.." pamitku pada Dad.

"Bye i love you too."

Aku segera keluar dan mendapati Zayn yang sedang merasa takut sepertinya.

"Zayn, ayo. Kau kenapa?"

"Eh uh ah hm... Tidak. Ah ayo segera berangkat. Kalau tidak kita bisa terlambat." Zayn pun segera menarik tanganku.

DEG.

Jantungku serasa berhenti. Hey ada apa denganku. Tidak biasanya saat Zayn menarik tanganku, aku jadi seperti ini. Ah sudah lupakan saja.

Zayn pun membukakan pintu untukku. Serasa seperti seorang 'putri'. Aku pun segera masuk ke dalam mobil. Zayn pun berlari mengitari mobil dari depan dan masuk ke dalam mobil.

Stole My Heart × z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang