Chapter 21

3.2K 303 7
                                    

"Aku tunggu kau ditaman dengannya" aku membeku. Aku mati. Aku tidak bisa berkata kata.

"B..baiklah" aku langsung memutuskan sambungan telfon. Aku terduduk lemas disisi kasur. Rasanya aku tidak bisa bergerak untuk melakukan apapun. Ini sangat berat.

Tetesan air mata jatuh. Aku tidak percaya akan secepat ini. Kejadian kemarin masih teringat dikepalaku. Aku masih tidak percaya. Mungkin setelah kejadian ini aku akan hancur.

Aku memutuskan untuk menelfonnya sekarang.

"Hey! Ada apa?"

"T..temui aku di taman. Ak..aku menunggumu ditaman"

"Ada apa ini? Baiklah aku akan segera kesana."

Aku mulai menggerakkan anggota tubuhku yang sudah sangat lemas. Aku segera berganti baju.

Ceklek

"Mau kemana kau? Kelihatannya kau rapi sekali" tanya Raina.

"Aku akan pergi sebentar, tidak lama. Kau jaga rumah baik baik okay?"

Raina pun menangguk. Aku segera pergi dengan mobilku. Sesampai ditaman, aku segera memilih tempat duduk.

"Hey!" aku menoleh mendapati seseorang yang sangat aku cintai.

"Oh hey! Duduk" suruhku. "Ada apa kau mengajak ku kesini?" Tanya Zayn to the point. Rasanya berat sekali untuk mengatakan sesuatu kepadanya. Aku tidak siap.

"Hey! Kenapa kau termenung, babe?" tanya Zayn. Ya tuhan setelah ini aku tidak akan mendengar lagi dia berkata 'babe' kepadaku.

"Uh hm t..tidak" ucapku.

"Zayn" panggilku.

"Iya sayang" jawab Zayn.

"Aku rasa kalimat kemarin berlaku pada kita" ungkap ku.

"M..maksudmu?"

"Iya, kalimat kemarin berlaku pada kita. Dan pelukan kemarin adalah pelukan terakhir kita. Aku tidak bisa membuat kalimat itu tidak berlaku pada kita" tetesan air mataku kembali jatuh. Aku sudah tidak kuat dengan semua ini.

"Apa yang kau bicarakan?! Tidak kau bisa membuat kalimat itu tidak berlaku pada kita!! Kita bisa membuat kalimat itu tidak berlaku pada kita!" ucap Zayn.

"Lihat aku, Pricill!" Zayn memegang kedua bahuku. Aku melihat wajahnya yang sangat menenangkan itu. Lihatlah matanya sekarang berkaca kaca. Aku tidak sanggup melihat itu.

"Aku mencintaimu. Kau tidak perlu membuat kalimat itu tidak berlaku pada kita. Seharusnya 'kita' yang tidak membuat kalimat itu tidak berlaku pada kita" sungguh ini sangat berat.

Aku melepas genggaman Zayn pada bahuku. "Kita tidak bisa" isakku.

"Apa maksudmu?"

"We're done" ucapku memunduk. Zayn terdiam menatapku.

"Oh Pricil bercandamu tidak lucu haha!"

"Tidak, Zayn. Aku sedang tidak bercanda. Aku serius" Ya tuhan aku tidak siap dengan reaksinya setelah ini.

"Ap..apa? T..tapi kenapa? Apa s..salah aku? Pricill ayo katakan padaku apa salahku padamu?!" suara Zayn

"Tidak ada. Maaf aku harus pergi" aku bangkit dari tempat duduk. Zayn menahan tanganku.

Aku berbalik dan menatapnya. Dia menangis. Aku tidak kuat melihatnya seperti ini. "Tidak Pricill" ucap Zayn dengan suara yang parau.

"Kita harus melakukan ini. Ini demi kebaikan kita. Aku harap kau bisa menemukan yang lebih baik dariku Zayn" aku menggenggam tangannya untuk yang terakhir kali dan pergi meninggalkan Zayn.

Stole My Heart × z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang