Chapter 11

4.1K 331 0
                                    

'PRICILL POV'

Aku terbangun dari tidurku. Entah mengapa aku sangat semangat hari ini. Dan tiba tiba saja rasa rinduku pada Zayn tumbuh begitu saja. Tidak biasanya aku seperti ini. Ya, hari ini adalah hari minggu. Libur. Aku tidak bisa bertemu Zayn. Sedih rasanya. Tiba tiba saja diriku ini meminta untuk menghubungi Zayn dan mengajaknya untuk lari pagi. Aku ingin lari pagi hari ini. Aku segera mengambil handphoneku yang terletak dimeja.

To : My Prince (Zayn)

Hey, selamat pagi, My Prince. Bagaimana tidurmu? Semoga nyenyak. Oh iya aku pagi ini ingin sekali lari pagi bersamamu. Bagaimana? Jika kau setuju aku tunggu kau ditaman. Sampai jumpa

Send.

Aku pun segera membersihkan diri dan mulai memakai pakaian training. Dan aku mengucir kuda rambutku. Aku segera mengambil handphoneku dan memastikan ada balasan dari Zayn. Dan nihil. Tidak ada. Dia tidak memberiku balasan. Apa mungkin dia masih tertidur? Kalau begitu aku pergi sendiri saja.

Aku menuruni satu demi satu anak tangga. Aku menuju ruang makan. Di sana sudah ada Mom yang sedang membereskan meja makan.

"Selamat pagi Mom. Sarapanku mana?" Tanyaku sambil menyengir. "Ini. Kau mau lari pagi?" Tanya Mom kepadaku. Aku hanya mengangguk dan melahap sandwichku.

"Dengan siapa kau akan pergi? Bersama Zayn?"

"Tidak Mom. Aku sudah menghubunginya. Dan dia tidak membalas, mungkin dia masih tertidur." Ucapku. Mom hanya mengangguk tanda mengerti. Segera aku menghabiskan sarapan pagiku. Aku segera memakai sepatuku.

"Mom aku pergi dulu. Sampai jumpa." Aku melambaikan tangan pada Mom. Saat aku membuka pintu, betapa terkejutnya aku.

"Sudah siap? Aku sudah lama menunggumu. Aku lelah." Ucap orang tersebut.

"Hey kenapa kau tak bilang padaku kalau kau menungguku. Aku mengirim pesan kepadamu tapi kau tak membalasnya." aku pun mencibir.

"Hehehe.. Maaf ya. Aku sudah liat pesan darimu. Aku segera berganti baju. Dan menjemputmu disini. Aku hanya ingin memberimu kejutan hehe" Aku yang mendengarnya hanya tersenyum.

"Ya sudah. Ayuk Zayn." Ucapku. Aku dan Zayn bergandengan tangan menuju mobil. Zayn membukakan pintu untukku. Dan Zayn segera mengendarai mobil menuju taman.

Sesampainya aku dan Zayn ditaman, kami langsung lari pagi mengelilingi taman ini.

Sudah sekian lama kami lari pagi, aku memutuskan untuk duduk sebentar dibangku taman bersama Zayn.

"Aku lelah Zayn." Ucapku. " Ya sudah. Tunggu sebentar." Zayn segera berlari menuju sebuah kedai. Tidak beberapa lama dia kembali dengan membawa dua buah botol air putih.

"Ini untukmu." Zayn memberikanku satu botol air putih.

"Terimakasih."

"Hey, aku teringat awal kita berjumpa." Ucap Zayn tanpa melihat kearahku. "Dan tempat duduk ini dimana aku mengobati lukamu." Ucap Zayn senyum senyum sendiri. Hey dia ingat dimana dia mengobati lukaku. Aku pun tidak ingat.

"Kau ingat semua itu Zayn?" Tanyaku. Zayn hanya mengangguk.

"Di saat aku mengobatimu disitulah timbul perasaan menyukaimu."

"Hah? Secepat itu Zayn? Bagaimanai bisa? Aku saja butuh waktu yang lama untuk membukakan hati buat seseorang." Ucapku heran.

"Entahlah. Aku saja bingung. Aku tidak pernah menyukai seseorang secepat itu." Ucap Zayn.

"Apa kau mau melanjutkan lari pagi lagi, My Princess?" Tanya Zayn. Ahh seketika aku mulai memanas. Ya aku rasa aku mulai blushing. Zayn selalu begitu.

"Uppss, ada yang blushing. Baiklah." Aku meninju lengannya yang berotot itu. Ugghh seketika aku meleleh melihatnya.

"Heyy sakit!!" Cibir Zayn sambil mengelus elus lengannya yang sudah kutinju tadi. "Biar saja." Aku hanya melihat Zayn sinis.

"Hahaha. Jangan cemberut seperti itu dong." Zayn terus memperhatikanku yang cemberut ini. Aku pun merasa risih diperhatikan seperti itu.

"Mengapa kau memperhatikanku seperti itu?" Tanyaku ketus.

Zayn hanya tersenyum. "Aku hanya terpesona. Gimana pun wajahmu kau tetap terlihat cantik." Heyy dia lagi lagi membuatku blushing. Oh tuhan. Aku pun menutup wajahku dengan kedua tanganku. "Zayn lagi lagi kau membuatku blushing." ucapku dibalik kedua tangan yang menutupi wajahku.

"Hey aku tidak bermaksud membuatmu blushing. Aku berbicara seperti ini dengan fakta yang terlihat. Hahaha tapi aku suka melihat pipimu memerah karena perbuatanku." Zayn terkekeh

"Iihh Zayn!!" aku pun menggelitiknya.

"Ampunn hahahah Pricill!! Am..... hahaha... punnn!!! Aku tidakkk hahahahha kuattt!!!" Aku tertawa puas melihatnya seperti ini. Aku yang kasihan melihatnya, berhenti menggelitiknya.

"Hahahaha!!!" Aku tawaku pecah. Aku tertawa terbahak bahak. Entah mengapa lucu sekali ekspresi Zayn ketika aku menggelitiknya.

"Itu tidak lucu!!" Ucap Zayn ketus.

"Itu sangat lucu Zayn. Hahaha!! Aduhh aku sakit perut tertawa terus!!" Aku mulai memegang perutku yang sakit karena tertawa terus.

"Makanya jangan tertawa terus! Perutmu jadi sakitkan" ucap Zayn masih ketus.

"Yaya maaf deh. Kamu jangan ketus gitu dong."

Zayn yang mendengarnya hanya menahan tawa. Lalu melihat kearahku dengan tersenyum dan menggenggam tanganku erat. Ahh sangat nyaman. Rasanya tidak ingin melepas genggamannya itu.

"Zayn?" Ucap seorang perempuan cantik.

Siapa dia? Bantinku.

--------

Heyyyhooo!!!!

Maafkan aku yang lama updatenyaaaa!!!!
Bagaimana capter ini? Maaf kalo ada yang gak nyambung atau ada yang typoo!!!!

JANGANNN LUPAA VOMENT!!!!!!!!

TYSMMM!!! ILYYY!!!

Stole My Heart × z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang