Chapter 20

3.1K 305 5
                                    

'PRICILL POV'

Aku berjalan menulusuri kooridor sekolah menuju tempat lokerku. Sendiri. Kalian menanyakan Zayn? Ya Zayn sedang diruang musik bersama the boys. Katanya ada urusan penting. Sampai depan lokerku, aku segera memasukkan buku buku tebal yang aku bawa ke dalam loker.

Aku pun menutup kembali lokerku. Baru saja menguncinya, tubuhku dihantam ke loker loker. Kalian tau? ini sakit. Sakit sekali. Kurasa tulang tulang belakangku sudah retak. Di depanku berdirilah dua wanita. Ya kalian tau siapa. Mereka berdua menatapku sinis. Kenapa dengan mereka?

"Hey, Pricill!" sapa Ferrie.

"Apa mau kalian?" tanyaku sedikit takut. Katakan aku penakut. Tapi sungguh wajah mereka sangat menakutkan, lebih dari nenek sihir. Bayangkan saja sendiri.

"Oh oh sebaiknya kita berbasa basi dulu, Pricill. Aku ingin sekali dekat denganmu" ucap Ferrie sambil tersenyum manis. Ewh, sangat menjijikkan.

"Huh tidak perlu. Aku tidak ingin dekat denganmu. Sekarang apa yang kalian mau? Aku tidak punya banyak waktu" karangku. Hahaha Pricill (sok) sibuk.

"Sombong sekali. Tapi aku juga tidak ingin mendekati perempuan tidak tau diri sepertimu. Aku hanya ingin meminta satu permintaan kepadamu. Ini sangat mudah. Tapi kau harus menjalankannya. Kalau tidak, ya siap siap saja teman temanmu satu persatu akan menjadi korban!!" ucap Amel. Hey, kurang ajar sekali mereka. Argh, dasar duo devil!

"Ap..apa?! Kalian?! Apa maksud kalian melakukan ini?! Bisakah kalian tidak menjadikan teman temanku sebagai korban?!" Oh ayolah, jangan seperti ini.

"Mudah saja. Asal kau mengikuti perintah kami!" ucap Ferrie.

"Apa itu?"

"Putuskan Zayn. Mudahkan? Hahah!!" Apa?! Aku tidak salah dengarkan?! Mereka bilang mudah?! Apa yang ada di otak dua perempuan gila ini?!

"What?! Tidak ada kah permintaan yang lain?! Kalian gila!! A..aku tidak bisa" ucapku. Huh, bisa gila aku seperti ini.

"Kau tidak mau? Oh kalau begitu teman temanmu akan menjadi korban" ucap Amel. Oh god, bisakah kau tidak memberikan aku sebuah masalah lagi?

Aku terdiam. Aku tidak tau harus berbuat apa. Pertama, aku tidak mau kehilangan teman temanku. Kedua, aku juga tidak mau kehilangan Zayn. Ya tuhan, ini sungguh berat.

"Bagaimana? Kau mau kan?" Tanya Ferrie. Aku masih terdiam menunduk menahan tetesan air mata yang akan jatuh. Pilihan yang berat.

"Ayo jawab!!" Bentak Amel. Apa harus aku jawab?

Aku mengangguk lemah. "Hahaha!! Pilihan yang bagus Pricill. Akan aku tunggu saat saat itu. Aku menyayangimu. Bye Pricill" ucap Amel dan berlalu pergi bersama Ferrie.

Kau tau? Rasanya aku ini sudah mati. Aku berdiam diri tanpa melakukan apa apa. Rasanya tidak bisa menggerakkan anggota tubuh. Aku tidak bisa menahan, air mataku pun jatuh.

Seberat inikah cobaan yang tuhan berikan kepadaku? Aku merasa bahwa masalah ini adalah bukti bahwa aku dan Zayn memang tak cocok. Aku tidak bisa habis pikir, mengapa semua ini harus terjadi? Kalau memang kami tidak cocok, seharusnya tuhan tidak mempertemukan kami. Tapi aku yakin dibalik semua ini pasti ada hikmahnya.

Aku berlari menuju toilet. Sesampai ditoilet, aku segera membasuh wajahku agar tidak ada yang bisa melihatku menangis. Aku memandang wajahku dicermin. Kurasa wajahku ini sudah segar. Aku pun keluar dari toilet.

"Hey! Darimana saja kau?" aku terkejut melihat tiga sahabatku berdiri tepat dibelakangku.

"K..kalian? Sedang apa disini?" tanyaku sedikit takut apabila mereka melihatku berlari menuju toilet dalam keadaan menangis.

Stole My Heart × z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang