Malam hari disebuah kamar berwarna serba kuning dihiasi kesunyian. Namun sepasang anak manusia masih tampak terjaga, lelaki berwajah tampan kurang ajar itu masih setia mengelus rambut dan punggung gadis mungil yang menatapnya dengan mata belonya. Entah sudah berapa lama gadis itu memandang wajah tampan didepannya, seolah olah jika dirinya lengah maka wajah tampan itu akan mendadak lenyap dari hadapannya.
"Tidur Ara!"
Suara serak itu membuat gadis berpiyama kuning bermotif lemon itu menggeleng. Ini masih terlalu sore untuk tidur.
"Kean ngantuk ?" Gadis mungil itu menatap Kean dengan tanda tanya dimatanya padahal jelas jelas lelaki bernama lengkap Keano Delvan Abrisam itu sedari tadi sudah menguap lebar beberapa kali. Apakah tidak jelas jika sejak tadi Kean menahan ngantuk demi menunggu dirinya tidur terlebih dahulu?
Kean diam, tangannya kini menyingkirkan beberapa helai rambut Ara yang menutupi matanya.
"Kean tidur duluan aja"
Lelaki bermata hitam itu menggeleng, tidak tega membuat Ara terjaga sendirian. Bukan hal aneh jika Ara tidak bisa tidur setiap malam, sejak dulu Ara memang mengalami insomnia. Ara baru akan bisa tidur diatas jam 11 malam atau bahkan bisa lebih.
"Kean pasti cape, Kean tidur ya atau Ara gaakan tidur kalo Kean belum tidur" ancam Ara dengan mata belonya yang tampak melotot samar ditengah kamar kuning yang remang remang.
Kean terkekeh kecil, ini bukan pertama kali Ara mengancamnya hanya karena persoalan sepele seperti ini.
Cupp
"Goodnight Ara"
Setelah mengecup pipi kanan Ara , Kean mulai memejamkan matanya, hari ini hari yang berat untuk Kean, latihan basket sore tadi membuatnya benar benar kelelahan belum lagi tugasnya sebagai ketua osis disekolah.
Tangan besar Kean mengukung Ara dalam dekapan, wajah tampannya ia benamkan diceruk leher Ara, harum lemon menguar dari sana dan terasa menyegarkan bagi Kean.
"Ara sayang Kean "
.............
"Kean Ara pengen pipis"
Samar samar Kean yang tengah terlelap mendengar suara lirih milik gadis yang tidur di sampingnya, Kean menggeliat dia mengerjapkan mata dengan setengah sadar.
"Keann"
"Ara gakuat"
Kean mendongak, dia menatap wajah Ara yang berada dalam pelukannya kentara sekali gadis itu tengah gelisah.
"Ayo!"
Kean menuntun Ara ke kamar mandi, sebelumnya lelaki itu menyalakan lampu kamar, hingga semua benda kuning milik Ara nampak jelas.
Dengan tergesa gesa Ara berlarian ke kamar mandi, dia bahkan hampir saja terjatuh jika Kean tidak menahannya tadi.
Kean mengumpulkan seluruh nyawanya di depan pintu kamar mandi, bukan rahasia lagi jika Ara adalah seorang penakut, ke kamar mandi yang berada di dalam ruangan kamarpun mesti diantar Kean, apalagi jika ke dapur dan ruangan lainnya.
"Ughhh lega"
Ara keluar dengan wajah yang nampak segar, rupanya dia menyempatkan diri untuk membasuh muka.
"Gendongg!!"
Ara merengek seperti anak kecil, tangannya terbuka minta digendong. Kean berdecak karena kebiasaan Ara yang satu ini tapi dia tak kuasa menolak. Kean menggendong Ara dari depan seperti koala. Ara tersenyum digendongan kean, kean memang tak pernah bisa menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SPOILED GIRL
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Ara , Kean bukan hanya sandaran tapi juga dunianya. Ara bahagia setiap kali Kean memeluknya erat . Ara bahagia setiap kali Kean menggenggam tangannya dengan hangat. Kean. Ara hanya butuh kean tetap hadir untuk membuatnya...