"Dingin Kean "
Ara memeluk tubuh kecilnya dengan kuat, gadis itu tadi menunggu Kean rapat osis tapi tak lama setelahnya justru hujan turun dengan deras dan membuat dirinya, Kean dan Karin terjebak didepan ruang satpam yang terkunci. Murid lainnya sudah pulang satu setengah jam yang lalu.
"Kean"
Karin menatap Kean yang tengan bermain air hujan dengan tangannya. Lelaki itu asyik sendiri hingga tak mendengarkan suara Ara. Padahal posisi Kean ditengah, dengan Ara disamping kanannya.
"Kenapa Rin, kamu kedinginan?" Kean melihat bibir Karin yang pias dengan tubuh yang menggigil. Meskipun mereka berada di tempat teduh tapi tetap saja, udara dingin dengan ganasnya menyerang mereka.
Dengan gantlenya, Kean memasangkan jaket kulit hitamnya pada tubuh tinggi Karin dan Ara dengan jelas melihatnya. Ara menahan sesak didadanya, Ara pikir setelah kejadian semalam Kean akan lebih mementingkan dirinya sekalipun ada Karin tapi tetap saja, Kean tidak berubah.
"Ara kedinginan"
Baru saja Karin berniat melepas jaketnya tapi Ara tahan.
"Ara ngga papa kok Karin, Kean nanti anterin karin aja ya!"
Ara tersenyum ceria, gadis itu menggoyanggoyangkan lengan Kean.
"Keann Ara pengen mandi hujannnn, dadahh Keannn"
Ara berlari menembus hujan
"Araaa ngapain kamu ?"
Kean yang melihat Ara semakin menjauh darinya mulai berteriak.
"Ngehehe, Ara main hujannn "
Ara berlari lari kecil di bawah hujan, keberadaan Karin membuat Kean lagi lagi tidak menghiraukan keberadaanya. Jika saja sejak tadi Ara pulang duluan, sekarang pasti Ara sudah sampai rumah. Ara pikir Kean tidak akan bersama Karin, jadi dirinya tadi rela menunggu Kean hanya untuk bersama lelaki itu. Kean memang aneh. Jika mereka tengah berdua Kean akan sangat memanjakannya, menggendongnya, memeluknya erat erat, menyuapinya layaknya bayi besar, pokonya Kean akan sangat berbeda jika sudah bersama Karin. Kean seolah seolah menuntutnya menjadi orang lain, Kean mungkin merasa terganggu dengan segala tingkah manja Ara.
Ara tersenyum getir dibawah guyuran hujan, sesekali dia bersin dengan tubuhnya yang semakin menggigil, tapi Ara tak berniat sedikitpun untuk berteduh.
"Kean jahattt, kean ngga sayang Ara lagi" ara berbisik lirih
"Ckck dasar bocil "
Tiba tiba seorang lelaki bersurai biru menghentikan langkahnya didepan Ara. Lelaki itu memicingkan pandangannya saat melihat gadis pendek itu menatapnya tajam.
"Apa Leon issh, ara lagi sedih nihhh" Ara mengercutkan bibirnya, ada ada saja hal yang membuat dirinya semakin badmood.
"Pacar gue kenapa emang?"
Saat ara mendengarnya gadis itu langsung tersipu, salting.
"Ikhhh Leon, jangan gitu Ara malu tahuuu"
Leon terkekeh ditempatnya, melihat Ara yang menunduk dengan pipi yang bersemu membuatnya terlihat menggemaskan.
"Pacar gue gaboleh kehujanan"
Entah kesambet angin apa Leon tiba tiba mendekat, lelaki bersurai biru itu melepas jaket parasutnya untuk dijadikan payung di atas kepala Ara.
"Leon telat, baju Ara udah basah juga"
"Biarin, seenggaknya gue terlihat menjadi pacar yang baik"
"Issh Leon kehujanan juga, kita neduh yuu Ara gamau Leon sakit"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SPOILED GIRL
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Ara , Kean bukan hanya sandaran tapi juga dunianya. Ara bahagia setiap kali Kean memeluknya erat . Ara bahagia setiap kali Kean menggenggam tangannya dengan hangat. Kean. Ara hanya butuh kean tetap hadir untuk membuatnya...