Seorang gadis dengan barbar menaiki tubuh lelaki didepannya. Gadis itu tiba tiba melompat hingga membuat sang lelaki kelabakan, beruntung dia tidak jatuh. Gadis itu Ara. Gadis yang kini tengah mengenduselkan kepalanya dileher Kean. Mereka berdua baru tiba di parkiran apartemen, tapi lihatlah Ara sudah main nemplok begitu saja. Tak ayal mereka mendapat tatapan heran, tatapan menusuk juga sering Ara dapatkan, mungkin mereka pikir Ara adalah gadis murahan yang kerjanya mengejar cowok tampan dan berlimpah harta. Tapi namanya juga Ara, bukannya turun gadis itu semakin mengeratkan pelukannya di leher Kean.
"Ara lain kali jangan gitu lagi ya "
Kean menurunkan Ara dari gendongannya, gadis itu langsung berkelakuan absurd. Kakinya dia angkat tinggi tinggi ketembok, badannya berbalik jadi menghadap keatas, mulutnya masih bergelut dengan permen karet pemberian kean sejak tadi.
Kean berdecak, dia menurunkan kaki Ara dari tembok, Ara menurut tapi gadis itu langsung merangkak menaiki tubuh Kean yang hanya memakai kaos abu dan celana boxernya, tingkah Ara saat datang bulan memang makin astagfirullah.
Kean mengambil bantal untuk menopang kepalanya agar lebih tinggi, Kean menatap Ara yang juga tengah menatap dirinya dari pangkuan Kean.
Gadis itu mengelus rahang tegas Kean, tangannya menyusuri pahatan wajah kean dengan perlahan hingga berakhir di bibir merah alami Kean, Kean memiliki dagu yang tidak terlalu lancip tapi begitu menawan.
"Mata Kean bagus, Ara suka "
Tangan gadis polos itu kembali ke leher Kean. Dia mengalungkan tangannya disana.
"Kean tadi disekolah ko Brian jauhin Ara ya" lirih Ara, netranya mulai berkaca kaca. Ara masih ingat tadi Brian yang tak mengacuhkan keberadaannya, lelaki itu bahkan sangat jelas menjauhi Ara.
"Jangan nangis!"
Kean menghapus air mata yang meluruh dari pipi Ara.
"Kean tahu Brian kenapa ?" Mata polos Ara membuat Kean menghela napas gusar.
Apakah Kean harus berterus terang pada ara kalo Brian memiliki rasa padanya. Iya, Kean tahu perasaan Brian pada Ara bagaimana, menurut Kean Brian sudah lama tertarik dengan Ara, mungkin sejak pertama kali dia bertemu Ara. Tapi gadis polos seperti Ara sangat susah didekati, apalagi karena Ara yang selalu menempel dengan Kean membuat Brian sungkan. Segila gilanya Brian, Brian tetaplah manusia yang memiliki sifat malu. Naasnya, tiga hari yang lalu Ara bersedia menjadi pacar cowok yang bahkan tidak Ara kenal, tentu saja Brian tertohok mendengarnya.
"Ara, Kean mau jujur " Kean memantapkan hatinya untuk bercerita. Dia akan menjabarkan semua yang dia ketahui tentang perasaan Brian padanya. Siapa tahu Ara memutuskan Leon setelah ini. Dengan Brian mungkin Kean akan lebih tenang, setidaknya Kean tahu Brian orangnya gimana. Mungkin.
"Kean pengen jujur apa ? Kean mau jujur Kean yang nyuri sate Ara ya ?"
"Bukan Kean, Ara. Itu kelakuan si mino "
Bisa bisanya Ara masih mengingat kejadian beberapa saat lalu. Disaat kucing hitam milik tetangga apartemen Ara mencuri sate Ara yang tinggal setengah. Saat itu Kean yang tengah berbalas pesan dengan Karin tidak ngeh kalo kucing jantan itu mencuri sate Ara dengan begitu apiknya. Pasalnya kucing itu bertingkah menggemaskan dimata Kean, kucing itu bahkan sempat sempatnya menggoyangkan ekornya sebelum kabur. Alhasil Ara yang baru selesai mandipun menuduh Kean yang mencurinya. Padahal Kean tidak tahu menahu perihal sate Ara.
"Ckck , kenapa nyalahin mino sih, Kean ngaku aja kalo kean yang makan. Kasihankan mino "
Ara memberengut kesal, bibirnya mencebik.
"Awww, sakit Kean ikh "
Ara menabok tangan Kean yang justru menarik bibirnya.
"Itu manyun manyun ngapain , kode minta cium "
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SPOILED GIRL
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Ara , Kean bukan hanya sandaran tapi juga dunianya. Ara bahagia setiap kali Kean memeluknya erat . Ara bahagia setiap kali Kean menggenggam tangannya dengan hangat. Kean. Ara hanya butuh kean tetap hadir untuk membuatnya...