🍦End

546 5 0
                                    

"Nona , kami sudah selesai bekerja "

Beberapa wanita paruh baya yg membawa keranjang besar dipunggungnya menghampiri gadis cantik dengan gaun putih bermotif floral. Senyumnya mengembang membuat siapapun terpana . Panggilan nona sebenarnya agak membuatnya risih, wanita itu sudah beberapa kali mengingatkan mereka untuk tak lagi memanggilnya begitu tapi karena sudah terbiasa mereka masih menyebutnya nona.

"Baiklah. Sebelum pulang silahkan kalian ke saung dulu. Makan bersama seperti biasa. "

"Baik nona . Terima kasih "

Satu persatu para pegawai yg tadi berbaris memenuhi kebun teh itu turun . Hingga hanya menyisakan gadis cantik yg kini tengah merentangkan tangannya lebar. Kebebasan. Gadis itu merasakannya sekarang. Perasaan tentram menyelimuti hatinya melihat hamparan kebun teh yg luas. Belum lagi matahari terbenam diujung barat terlalu indah untuk dilewatkan. Pilihannya tinggal di jogja ternyata tidak salah. Terlebih rumahnya dekat dengan rumah pamannya.

Setelah banyak hal terjadi dihidupnya. Setelah banyak sosok berseliweran di ceritanya. Kini gadis itu merasa bahagia, tak ada yg perlu dicemaskan berlebihan. Ada sesuatu yg sebenarnya membuat dia terusik tapi itu bukan masalah besar. Gadis itu sudah terbiasa menghadapinya.

"Aku merindukanmu " bisiknya pelan. Gadis itu tersenyum simpul dan mulai berjalan turun. Menghampiri para pegawainya dan menikmati makan bersama dengan tenang.

Semua pegawai menatapnya hormat, seorangpun tak ada yg tak menyukai nonanya. Gadis cantik itu tak menunjukan jika mereka berbeda. Tanpa sungkan gadis itu berbaur dengan para wanita paruh baya. Tertawa bersama dan duduk sama rata. Tak ada batasan bagi mereka. Semenjak nonanya datang, Para pegawai semakin bersemangat kerja. Itu tak ayal karena nonanya sangat perhatian dan baik pada mereka. Satu yg disayangkan, nonanya sampai sekarang masih belum memiliki pendamping. Mereka berharap lelaki baik hati lah yg akan memiliki nonanya.

"ARAA"

"IEL "

Ara terkekeh melihat sahabat masa kecilnya terlihat antusias sampai hampir terkantuk akar karena berlari menghampirinya.

"Aku merindukanmu "

Gabriel sudah bebas sekarang, setelah satu tahun dipenjara lelaki bermata biru langit itu akhirnya keluar.

"Aku juga "

Ara membalas pelukan itu tak kalah erat.

"Ayo masuk "

Ara mempersilahkan tamunya masuk ke dalam rumah sederhananya. Kecil tapi pemandangannya sangat indah . Apalagi ketika membuka pintu , langsung disuguhi pemandangan kebun teh dan para pegawai di samping saung.

"Silahkan dilanjutkan ibu ibu. Saya masuk dulu " dengan sopan ara pamit kepada para pegawainya. Yg dibalas mereka dengan anggukan hormat.

"Sepertinya gadis manja ini sudah banyak berubah "

Ara terkekeh mendengarnya. Gadis cantik itu memberikan teh seduh dengan beberapa kue.

"Apa kamu masih menyukai lemon ?"tanya gabriel setelah menyeruput kopinya.

"Tidak terlalu" jawab ara sekenanya. Faktanya gadis itu memang sudat tidak fanatic lagi pada lemon. Biasa saja.

"Yah padahal aku membawakan eskrim lemon untukmu "

Gabriel menunjukan eskrim yg hampir mencair. Lelaki itu terkekeh melihat bentuknya yg tak cantik lagi.

"Aku akan memakannya nanti " ucap ara membuat gabriel senang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY SPOILED GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang