"Kean, kamu kenapa sih akhir akhir ini berubah ?"
Karin menahan langkah Kean yang baru saja keluar dari perpustakaan, Kean mengernyit, tak paham dengan omongan Karin. Memang Kean berubah bagaimana? Perasaan kean biasa biasa aja deh.
"Sikap kamu beda, kamu ngga lagi seperhatian dulu sama aku" Karin menjelaskan pasalnya ia yakin Kean pasti tidak mengerti maksudnya makanya lelaki itu diam saja sejak tadi.
"Maaf Rin, akhir akhir ini aku banyak pikiran"
"Ke kalo kamu udah di fase bosen sama hubungan kita, sama aku. Kamu ngomong ya"
Sejak awal mereka pacaran Karin selalu mengatakan hal itu. Gadis dewasa itu tidak ingin menjalani hubungan disaat nahkoda kapalnya saja sudah melupakan tujuannya berlabuh. Karin tak mau mengharapkan orang yang tidak menginginkannya lagi.
"Rin untuk saat ini, aku gamau kita putus. Aku sayang sama kamu, aku cuma lagi cape, butuh istirahat"
Kesibukannya di organisasi, ditambah kesibukan barunya yang mulai mengelola perusahaan ayahnya dengan tangannya sendiri, belum lagi Ara dengan segala tingkah manjanya membuat Kean merasa letih, rasanya kean tidak punya waktu lagi untuk dirinya sendiri. Kean terlalu sibuk.
"Aku ngerti, aku akan mulai lebih positif thinking lagi, maaf ya ke "
Kean mengangguk, lelaki itu mengecup tangan Karin.
"Makasih rin"
"Kamu pulang sama Ara ?" Karin tersenyum, pacarnya memang terlihat kusut, pasti banyak pikiran.
"Iya"
"Yaudah deh, aku pulang sama Gita"
"Bareng aja!"
Kean menangkap pergelangan Karin yang mulai beranjak pergi darinya.
"Kamu bawa mobil ?" Karin mengernyit, kean bukan termasuk lelaki yang hidup glamour, meskipun hartanya banyak. Membawa mobil ke sekolah, bagi Kean bukan hal disukainya.
"Ya, terpaksa. Aku ngga mungkin terus terusan suruh Ara naik angkot " papar Kean. Karin adalah gadis yang dicintainya, dan Ara adalah gadis yang harus dilindunginya, Kean tidak bisa menentukan prioritasnya.
"Aku paham"
Kean menatap Ara yang tengah menguap diatas bamper mobilnya, gadis itu nampak ngantuk sekali.
"Hai Karin, Kean, ughhhh" Ara menggeliat, orang yang ditinggunya sudah didepan matanya.
"Si Leon mana, katanya tadi nunggunya bareng Leon?" Mata Kean memicing, Ara bilang tadi dia menunggu Kean dengan Leon, tapi lihatlah sekarang batang hidung Leon tidak terlihat.
"Leon katanya mau balapan"
Ara turun, gadis itu memerintahkan Kean membuka pintunya otomatis, lantas gadis itu masuk pintu kedua. Biarlah Karin didepan bersama Kean, Ara ngantuk. Pengen tidur ditengah biar leluasa.
Kean melajukan mobilnya dengan tenang, Karin tengah memainkan handphone , sedangkan Ara gadis itu sudah ngorok dengan posisi yang tidak elit, bagaimana tidak kepala gadis itu sudah menggantung di sisi kursi, sedangkan kakinya diangkat tinggi tinggi dan disandarkan di sandaran kursi.
"Araa"
Kean menepuk nepuk pipi Ara, setelah mengantar Karin lelaki itu kini tengah mencoba membangunkan Ara yang masih terlelap .
"Ara, Ra"
Kean kembali menepuk pipi Ara lebih keras. Berhasil. Ara menggumam dengan badannya yang menggeliat, gadis itu mengucek mata, mengumpulkan kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SPOILED GIRL
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Ara , Kean bukan hanya sandaran tapi juga dunianya. Ara bahagia setiap kali Kean memeluknya erat . Ara bahagia setiap kali Kean menggenggam tangannya dengan hangat. Kean. Ara hanya butuh kean tetap hadir untuk membuatnya...