"Kean, Ara pengen pipis"
Ara merapatkan kakinya, tubuhnya sedari tadi bergerak gelisah. Kean menepikan mobilnya setelah mengisi bensin di pom bensin, Ara cepat cepat turun , Kean membuntutinya dari belakang. Kean takut Ara mendadak menghilang, pasalnya gadis itu sangat payah mengingat jalan pulang.
"Kean ngga pipis ?" Ara keluar dari kamar mandi dengan wajah berseri seri, gadis itu terlihat segar setelah mencuci mukanya, rambutnya yang tadi tergerai kini Ara cepol asal dengan karet gelang bekas karedok yang selalu tersedia di sakunya.
"Ngga , ayoo"
Kean menggandeng tangan mungil Ara. Ara berjalan sangat lelet , seperti siput.
"Kean bh Ara yang merah muda bagus ga ?"
Setelah keduanya sampai di apartemen, ara memborong belanjaanya, bh warna warni milik Ara berserakan di lantai.
"Bagus kok"
Kean menjawab dengan pandangan tak beralih dari layar ponselnya. Sesuai janjinya, tadi dia dan Ara pergi ke swalayan untuk membeli bh bh Ara. Gadis itu sangat bersemangat, berbanding terbalik dengan Jean yang menutup wajahnya dengan kupluk hodie, orang orang disana menatap Kean aneh, pasalnya lelaki itu sangat terlihat mencurigakan dengan pakaian serba hitam celingak celinguk, sudah persis maling dalaman sajakan. Benar benar memalukan.
"Kean"
Ara merengek gadis itu menaiki tubuh Kean yang asyik dengan ponselnya.
Kean mengernyit, Ara sudah nemplok di badannya. Ditangannya terdapat bh merah muda yang baru dibelinya.
"Kean , Ara pengen nyobain bh"
Tanapa sungkan Ara melepas hodie kuningnya,
Kean tersentak, astaga Ara benar benar tidak tahu malu. Jadilah Kean yang berinisiatif menutup matanya, bagaimanapun Kean lelaki normal, bisa bisa kean hilap. Apalagi mengingat Ara yang kemarin dengan gambalang menawarkan pabrik susunya pada Kean. Tapi kean menolak, kean masih waras, tunggu Kean hilap dulu baru dia hisap.
"Astagfirulloh"
Kean mengusap dadanya saat matanya ngintip ngintip Ara yang tengah kesusahan dengan bhnya.
"Bagus ga kean ?"
Ara menatap dirinya di cermin, gadis itu mengernyit kala Kean yang tengah memejamkan matanya.
"Kean liat ikh, bagus ga ?" Ara menggoyangkan lengan Kean, lelaki itu belum membuka mata.
Kean menghela napas berat, dia menyiapkan mental untuk melihat kedongdong Ara , lagi. Pasalnya jika Kean menolak , gadis itu pasti akan merajuk dan mendiaminya. Yang penting kuat iman.
Kean membuka matanya perlahan.
"Bagus ga?" Ara tersenyum ceria
"Bulet sempurna" Kean berucap tanpa sadar
"Kean suka?" Tanya Ara lagi
" suka kok" Kean cengar cengir, lelaki itu tengah ada di fase setengah sadar.
"Empuk gak ?"
Glekk
Kean menelan salivanya, Ara menyimpan tangan Kean di kedongdongnya, gadis itu nyengir lebar.
"Kean mau mimi ?"
Ara menawarkan lagi gunungnya, Kean menatap gunung Ara dengan mata melotot.
"Ugh ughh, sini Ara mimiin , buka mulutnya !"
Ara semakin mendekatkan tubuhnya pada tubuh Kean, dia membuka sebelah bh merah mudanya. Lucu, pikirnya saat Kean menyedot miminya seperti bayi. Kean pasti terlihat semakin menggemaskan. Kean sangat jarang bermanja manja padanya, memanjakan Kean ngga salah kan ?
Bagaimana ini ? Kean lelaki normal, bak kucing dikasih ikan asin, Kean hanya manggut manggut, akal sehatnya tengah bersilaturahmi ke dengkulnya.
Ara terkekeh, gadis itu merasa gemas dengan tingkah kean saat ini.
Hap
Ara memasukan miminya ke mulut Kean, gadis itu terkikik kegelian, sementara kean. Dia sudah menyedot mimi itu kuat kuat, empuk dan enak. Aissh Kean sinting.
Rasanya Kean ingin mengumpati dirinya sendiri, tapi gadis polos itu juga tidak keberatan dengan tingkahnya, jadi Kean tidak sepenuhnya salahkan ?
"Enak ga ?"
Kean manggut manggut didadanya, lelaki itu masih fokus dengan kegiatannya, gemas sendiri dengan mimi Ara.
"Ughh Ara punya bayi besar sekarang "
Ara memainkan rambut kean yang mulai memanjang. Gadis itu sesekali terkikik karena Kean menggigit putingnya gemas.
"Ara pegel"
Kean mendongak mendengar itu, lelaki bersurai hitam itu sebenarnya sangat tidak ingin melepaskan miminya, tapi disisi lain kean juga kasihan dengan ara.
Plopp
kean melepas mimi Ara yang Kean yakini akan jadi candu baru buatnya.
Kean mengangkat tubuh Ara ke ranjang, lelaki itu membaringkan Ara dengan hati hati
"Kean mau kemana ?" Ara bingung, Kean terlihat akan pergi meninggalkannya.
"Kean mau mandi " jawabnya singkat, lelaki itu tengah gelisah sekarang. Dia merasa telah kurang ajar pada Ara, Kean tidak bisa menahan diri. Terlebih Ara juga mengizinkannya.
"Sini kean"
Kean berbalik lelaki itu menghampiri Ara yang masih belum menggunakan baju hanya bh merah mudanya saja yang menempel ditubuh mungil itu, dengan rambut berantakan Ara terlihat sangat menggoda. Kean lagi lagi meneguk ludahnya kasar.
"Kean ngga mau mimi ? sini mimi aja. Malam ini Ara pengen manjain kean"
"Tapi ar---"
"Ara seneng mimiin Kean, jadi Kean ga usah ngerasa ngga enak, Ara sayang Kean "
Kean kembali menghampiri Ara, dia urungkan niatnya untuk mandi. Ara benar benar menggoda imannya. Yang penting ngga kebablasan.
Kean bergabung didalam selimut kuning itu, lelaki itu memasukan kepalanya kesana.
Kean memasukan mimi Ara ke mulutnya, Kean tak munafik. Kean hanya lelaki normal yang juga bisa khilap. Biarkan Kean khilap dalam pelukan Ara. Kean janji dia hanya akan sampai tahap ini, selebihnya Kean akan menjaga Ara dari sisi buasnya yang mungkin aja menjadi sering muncul.
"Ara sayang Kean"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SPOILED GIRL
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Ara , Kean bukan hanya sandaran tapi juga dunianya. Ara bahagia setiap kali Kean memeluknya erat . Ara bahagia setiap kali Kean menggenggam tangannya dengan hangat. Kean. Ara hanya butuh kean tetap hadir untuk membuatnya...