"Brian kenapa maksa ara ikut sih " bibir ara mencebik.
Hari ini brian, dion dan sera berjalan jalan. Heksa tidak bisa ikut karena ada acara keluarga. Brian dan heksa sudah tahu siapa sera, tapi mereka tak mempersalahkannya, brian salut dion mau tanggung jawab. Sedangkan kean, akhhh lelaki itu masih mendiami ara
Ara yang memakai baju kodok kuning dengan dalaman putih terlihat imut, belum lagi dengan bandu gambar lemonnya yang dulu kean belikan . Uhh kean, ara kangen .
Rasanya ara ingin menyusul kean tapi dion tak memberi izin, dion bilang kean butuh waktu sendiri untuk merenungi kesalahannya.kini Setiap malam ara tidur dengan sera, sedangkan dion tidur dikamar sebelah.
"Di kayaknya pemandangannya disana bagus deh, kesana yu " Sera menarik lengan dion
"Ck iyaa iyaa, kita kesana dulu ya bri, ra " dion mengikuti kemauan ibu hamil yang semakin hari semakin banyak ngidam, dion benar benar pusing.
"Bri ara pengen naik ituu" ara menunjuk perahu goes di danau, terlihat ada banyak muda mudi yang menaiki wahana itu.
"Ngga, nanti kamu jatuh " tolak brian
"Ikh brian , ara pengen. Kayaknya seru , boleh ya yaaa?"
"Iya deh iya " brian mengalah, ara mengeluarkan jurus puppy eyesnya, brian tak tega. Dasar brian lemah.
"Hati hati " peringat brian, ara terlalu excited menaiki perahu angsa itu.
"Woahhh bri, banyak kodoknya, lucu deh "
Ara menunjuk kodok yang berseliweran kesana kemari. Brian bergidik , geli dengan hewan berkulit lentur itu.
"Pelan pelan aja ra goesnya "
"Hehe iya " ara nyengir, gadis itu terlalu cepat menggoes perahu. Takutnya nanti justru hilang kendali dan bertabrakan dengan perahu angsa orang lain.
"Keann, kariinnn "
Ara melambaikan tangan, suatu kebetulan dia bertemu kean dan karin disini.
"Hai ara" karin melambaikan tangannya. Kean membuang muka, ara menunduk. Kean tak mengacuhkannya, lelaki dengan kemeja biru itu terlihat tak mau untuk sekedar melihatnya.
"Bri cepetan goesnya, kita ke karin " perintah ara. Brian berdecak, tapi lelaki itu tak urung menuruti perintah ara. Kenapa sih harus bertemu kean disini .
"Karin main kesini juga, woahh kebetulan. untung ara mau dipaksa bri tadi " cengir ara
"Iya, kean yang ngajak. Udah lama ngga ketemu ya ra. Ara sehat kan ?" Karin berbicara dengan senyumnya. Karin menyikut kean, mengode untuk menyapa, tapi lelaki itu justru mempercepat goesaannya, tak mau bersisihan dengan ara.
"Ughh ara sehat kok " ara tersenyum paksa, matanya sesekali melirik kean, rasanya ngejlebb banget ngeliat kean yang ngga sedikitpun ngelirik ara.
"Ra kita kesana yu " ajak brian, lelaki itu ingin ara segera menjauh dari kean. Takutnya ara semakin sedih.
"Ngga bri, pelan pelan aja goesnya" tolak ara
"Kean sehat kan ? Ara minta maaf ya ke, kean jangan marah terus sama ara " ara memegang lengan kean, tapi lelaki itu menepisnya kasar. Karin menghela napas, ara pasti sakit hati banget.
"Maafin ara ya ke, ara nakal , ara bandel . Ara sayang kean. Kean pulang ya " tatapan sendu ara semakin membuat siapapun yang melihatnya ngga tega.
"Ehh ra mau ngapain ??!" Brian panik, ara beranjak dari duduknya
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SPOILED GIRL
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Ara , Kean bukan hanya sandaran tapi juga dunianya. Ara bahagia setiap kali Kean memeluknya erat . Ara bahagia setiap kali Kean menggenggam tangannya dengan hangat. Kean. Ara hanya butuh kean tetap hadir untuk membuatnya...