🍦Pamit

193 2 0
                                    

Ara mengerjap, dia membuka matanya perlahan. Tubuhnya tidak sepanas kemarin dan ara juga sudah tidak terlalu mual. Ara memandang nanar ruang inap ini, hanya ada heksa yang terbaring di sofa. Teman teman kean memang sangat baik padanya tapi lelaki itu, kean tidak ada. Semalam ara bermimpi kean datang, memeluknya hingga pagi. Ara harap itu benar benar nyata tapi faktanya pas ara bangun kean memang tidak ada.

Dalam diam ara terisak, tubuhnya sakit, hatinya apalagi. Tuhan sudah ambil mama dan papanya dan sekarang tuhan ambil kean juga. Salahkan ara jika mulai berharap pada lelaki lain, leon. Ara tahu ara beban bagi kean dan karena itu ara berpacaran dengan leon. Ara pikir ketika dirinya sudah bersama leon, kean tidak akan kerepotan lagi dan ara juga sudah punya tempat bergantung lain selain kean. Tapi kean justru meninggalkan ara teramat jauh, kean pergi bahkan sebelum ara sepenuhnya bergantung pada leon. Salahkan ara jika mengharapkan cinta pada lelaki lain, ara hanya ingin kean tidak terlalu terbebani akan keberadaanya. Terlebih kean sudah punya karin, ara cape mengganggu hubungan keduanya. Ara tahu kean butuh banyak waktu bersama karin.

"Ra, lo kok nangis?" Heksa terbangun karena terganggu dengan suara isakan ara.

"Ara ngga papa" ara mengusap air matanya kasar

"Hari ini ara udah bisa pulang kan sa ?"

"Iya, kita tunggu dokter periksa lo dulu" heksa membenarkan duduknya, punggungnya sakit karena tidur di sofa.

"Sa"

"Um"

"Kean ngga ada kesini ya ?" Ara tersenyum pedih, tangannya meremas selimut.

"K..kean--"

"Ara ngga papa kok, ara tahu kean banyak kerjaan , kean pasti cape. Lagian kean masih marah juga sama ara " ara semakin menunduk, air matanya jatuh tanpa bisa dia cegah. Kean tak peduli lagi padanya.

"Sa, lusa ara pengen ke jogja " ucap ara tiba tiba

"Loh kok mendadak ra ?"

"Paman sama bibi nyuruh ara kesana, paman ngga bisa kesini karena ada urusan. Tapi paman kirim mobil kok buat jemput ara"

"Ra lo serius ?"

"Huum, ara udah ngga punya siapa siapa lagi disini lagian ara juga udah lama banget ngga ke jogja " ara tersenyum, sudah sangat lama dia tidak mengunjungi kampung halamannya dulu.

"Ra, lo masih punya gue, brian , dion, sera. Lo ngga sendiri "

Ara menggeleng

"Ara ngga mau jadi beban siapapun lagi. Ara udah yakin mau ke jogja aja"

"Lo mau pindah sekolah juga ? "

"Iya, paman bilang dia bakal urusin kepindahan ara. Maafin ara ya sa , kalo ara ngerepotin"

Ara merasa senang memiliki teman baik seperti heksa dan yang lainnya. Sekalipun ara selalu buat mereka kesusahan tapi mereka tetap peduli sama ara.

"Ra, kalo semisal ya, semisal kean udah maafin lo dan akan balik ke lo gimana ? Lo masih akan pergi"

Ara lagi lagi menggeleng

"Ke..kean ngga mungkin maafin ara, ara udah nakal. Ke..kean pasti marah banget"

"Ra , gue mohon lo pikirin lagi keputusan lo baik baik" bukan apa, heksa tidak mau ara menyesali keputusannya nantinya.

"Ara udah pikirin sa, ara ngga mau bergantung terus sama temen temen apalagi ke..kean. Ara pengen di jogja aja "

"Gue ngga bisa larang lo kalo emang itu udah jadi keputusan lo "

"Makasih sa"

..............

"Ra"

"Um"

Ara yang tengah memasukan pakain terhenti, gadis itu mendongak menatap teman temannya yang terlihat sendu.




"Lo serius mau pergi ?" Dion syok mendengar ara yang berniat pindah

"Ra mending lo disini aja, gue gaada temen " bujuk sera, siapa tahu ara berubah pikiran

"Iya ra, kasihan sera. Lagian kan katanya ara pengen ketemu dede bayi " sahut dion lagi.

"Iya ra, mending disini aja. Nanti kita temenin lo deh, biar ngga sendirian " sambung brian

Ara menggeleng

"Kasihan paman ara udah nyuruh orang buat jemput. Lagian ara butuh suasana baru, ara pengen cari pengalaman baru disana "

"Ra tanggung, sekolah juga 3 bulan lagi " brian masih kukuh

"Iya ra, tunggu 3 bulan lagi deh" sera bersuara lagi, wanita hamil itu pasti akan kesepian jika tidak ada ara

"Apa lo pergi karena kean ra?" Telak, dion tepat sasaran.

Ara menaikan wajahnya, gadis itu mendongak menatap langit langit. Tak mau sedih karena mengingat kean

"Ngga, ara pergi karena emang udah waktunya" alibi ara

"Ra jangan bohong, gue tahu lo pergi karena keankan ?" Dion masih bebal dengan pendapatnya

Brian mendelik, meminta dion berhenti berbicara. Apapun tentang kean , ara sangat sensitif.

Ara menghela napas, percuma berbohong

"A..ara ngga mau ngebebanin kean terus, mulai sekarang ara bakal mandiri. Dan ara rasa jika terus terusan disini ara bakal sedih"

"Ra, gue yakin kean ngga bakal marah lama lama, sebaiknya lo sabar dulu. Kean pasti balik " heksa yang sedari tadi menonton kini bersuara

"Ngga yakin gue "

Pletakkk

"Lo tuh emang gabisa ya bikin orang seneng dikit di" brian menyentil kening brian.

"Sakit woyy"

"Tuman sih "

"Temen laknat lo "

"Maaf anda siapa ya ?"

"Njirr belagu lo bri"

"Suka suka gue lah"

"Siyi siki siyi siki " dion menirukan suara meimei

"Kek bencong lo"

"Mas ayo, semalem 3 rebu " dion menggamit lengan brian ala ala tante girang

"Ilfil gue sama lo di, sumpahh"

............

Sementara itu kean mengendarai mobilnya dengan cepat, kean mendapat pesan dari heksa bahwa ara akan pergi ke jogja siang ini.

Tinnn

Tinnn

Kean menyalip mobil didepannya dengan cepat, lelaki itu mendapat umpatan umpatan dari pengguna jalan yang lain. Kean tak peduli, yang ada dipikirannya hanya ara, ara ngga boleh pergi. Bagaimana nanti nasib kean ? Kean akan benar benar sendiri. Ngga bakal ada lagi gadis mungil yang merengek minta digendong, ngga ada lagi ara yang dipeluknya saat tidur, ngga ada lagi ara yang akan memanjakannya. Sepertinya keputusannya mendiamkan ara membuat gadis itu benar benar frustasi hingga memilih untuk pergi. Kean tahu, sikapnya memang kurang ajar pada ara tapi kean sengaja melakukannya agar ara tidak berani dekat dekat dengan lelaki lain selain kean. Apa kean salah ? Kean tidak mau ara nantinya dimanfaatkan leon karena sifat manjanya, kean takut ara kenapa napa.

"Sa ara masih disanakan?"

"Iya, bentar lagi berangkat. Dia lagi pamitam"

"Sa, gue mohon lo tahan ara, jangan samp---""

Tinnnnn

Tinnnnn

Tinnnnnn

Brukkkkk

"Ke halo, lo ngga papa kan ?"

MY SPOILED GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang