"Kean boleh ya malam ini Ara main sama Leon "
Ara menggoyang goyangkan lengan kean yang tengah menatap laptopnya. Kean tengah fokus memeriksa data keuangan perusahaan , akhir akhir ini Pak Abrisam , ayah Kean mengeluhkan kejegjlogan data perusahaan yang tidak akurat. Alhasil Kean bertekad untuk menemukan akar permasalahannya.
"Boleh ya Kean, Ara kan juga pengen malem mingguan, nanti gapapa deh Kean sama Karin pergi ngga bareng Ara "
Ara mengeluarkan puppy eyesnya, dia tengah membujuk Kean agar mengizinkan malam mingguan dengan Leon, pasalnya pacar berambut biru Ara itu tadi mengiriminya pesan dan mengajak malam mingguan. Tapi yang menjadi masalah adalah Kean yang tak kunjung mengizinkannya. Lelaki itu sedari tadi tak mengacuhkannya.
Ara menggesekan hidungnya di dada telanjang Kean, lelaki itu baru selesai mandi, sabun beraroma mint milik kean menguar memasuki indra penciuman Ara. Kean hanya menggunakan boxer dengan rambut yang masih belum kering sepenuhnya.
"Kean"
Ara memainkan dua kacang kedelai milik Kean dengan jarinnya , karena geli Kean mengalihkan atensinya
Ara mendongak, gadis itu mengalungkan tangannya dileher Kean.
"Boleh ya Kean , kita ngga cuma berdua kok. Leon ngajak 3 pacarnya lagi, jadi malem mingguannya rame "
Ara mengadu, gadis itu mengatakan apa yang disampaikan leon.
"Pliss"
Ara mengerjapkan matanya, berharap Kean tak tega hingga mengizinkannya.
Disisi lain Kean tengah memikirkan ucapan Ara, ngajak 3 pacar Leon yang lainnya, memangnya Leon tidak takut terjadi perang dunia nanti, atau minimal ada adegan jambak jambakan. Mungkin niat lelaki berambut biru itu adalah mengadakan rundingan meja bundar diantara pacar pacarnya. Benar benar sinting Leon.
"Kok Ara mau sama Leon , Ara gapapa dijadiin pacar yang entah keberapa sama dia ?" Kean heran dengan Ara, pasalnya gadis itu terlihat tenang. Gadis normal lainnya mungkin akan mencak mencak tidak jelas, Kean lupa. Ara memang hanya
sedikit agak normal."Ara ngga masalah kok, selama Leon ngga ninggalin Ara. Ara sayang Leon "
Gadis itu menatap penuh minat dua kacang kedelai milik Kean, Kean yang menyadari tingkah Ara mengernyit.
"Keannn boleh ga ara ngemut ini Kean?" Ara menyentuh dua benda itu.
"Ngga" tanpa pikir panjang Kean menjawab, enak saja dua kacangnya mau main ara emut.
"Ikhhh kenapa, lucu tahu. Boleh ya Kean, Ara pengen nyoba, ya ya yaa ?"
Lagi, Ara memohon kepada Kean, gadis itu bahkan menangkup pipi Kean.
"Ngga boleh Ara "
"Issh Kean jahat, Kean ga sayang Ara" gadis pendek itu turun dari pangkuan Kean. Dengan Kaki yang dihentak hentak Ara duduk dengan memeluk lutut dipojok kamar. Kean berdecak, lelaki itu menutup laptopnya dan menghampiri Ara yang tengah merajuk.
"Leon emang ngajak Ara kemana ?" Kean sengaja mengalihkan pembicaraan, dia tidak mau membahas dua biji asetnya. Bisa gila dia kalo Ara beneran mengemut dua kacang kedelainya. Kelelakian Kean diragukan nanti.
"Gatau "
Ara menjawab dengan ketus, gadis pendek itu tak mau menatap Kean.
"Ara sayangnya Kean sini!!"
Kean duduk menghadap Ara, lelaki itu membuka tangannya lebar.
Ara menatap Kean sekilas, dia tak tertarik meladeni lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SPOILED GIRL
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Ara , Kean bukan hanya sandaran tapi juga dunianya. Ara bahagia setiap kali Kean memeluknya erat . Ara bahagia setiap kali Kean menggenggam tangannya dengan hangat. Kean. Ara hanya butuh kean tetap hadir untuk membuatnya...