"Kean, malam minggu nanti jalan yu "
Kean mendongak, dia mendapati Karin yang menatapnya penuh harap.
"Tapi Ara--"
"Ara ajak aja, aku gapapa kok kalo dia ikut " Karin meyakinkan Kean. Beberapa minggu ini mereka memang tak pernah malam mingguan lagi, selain sama sama sibuk. Kean juga punya tanggungjawab , Ara. Kadangkala gadis itu tak mau diajak ikut, alhasil jadinya batal.
"Aku bakal coba bujuk Ara dulu ya"
Kean tersenyum hangat, Karin membalasnya tak kalah lebar. Sore ini osis baru mengadakan rapat untuk persiapan pensi beberapa bulan lagi. Meskipun masih jauh, Kean sebisa mungkin memastikan kesiapan osis sebagai panitia inti. Kean dan Karin pulang paling akhir, sengaja sekalian menyempatkan ngobrol bareng untuk sejenak. Sifat Karin yang yang dewasa dan tidak cemburuan pada Ara membuat kean betah. Setidaknya, kehadiran Karin tidak menambah bebannya.
"Kean, kamu pulang bareng Ara ?" Tanya Karin setelah keduanya tiba diparkiran yang nampak lenggang.
"Nggak"
"Kasihan Ara terus terusan naik angkot" Karin gadis baik, dia bukan tipe cewek posesif. Karin tidak pernah mengekang Kean untuk bergaul dengan siapapun.
"Ara ngga naik angkot, dia bareng Leon" mengingat nama Leon membuat Kean kesal, kenapa lelaki badung itu kini malah mengusik Ara ?
"Eh, Mereka emang bener pacaran ?" Karin sangat penasaran dengan kejadian tempo hari dikantin. Meskipun bukan urusannya, tapi karin tak tega jika gadis sepolos Ara hanya dijadikan mainan Leon.
"Katanya sih gitu" Kean tak berselera membahas itu.
"Kenapa kamu ngga larang ?" Karin heran dengan sikap Kean yang cenderung tak acuh.
"Percuma, Ara kadang bisa keras kepala, lagian dia pikir udah dewasa, jadi mungkin emang udah sepantasnya, ya meskipun aku ngga setuju dia sama Leon, aku khawatir Ara diapa apain Leon" papar Kean, ada banyak kecemasan di nada suaranya.
"Semoga ga ada hal buruk yang terjadi sama Ara" doa Karin, gadis baik itu memakai helm yang kean berikan.
Kemudian keduannya mulai bergabung dengan pengendara lain di jalanan kota yang tak pernah lenggang.
"Kean , itu bukannya Ara ya "
Kean yang mendengarkan ucapan Karin langsung menajamkan penglihatannya, ya itu Ara. Dia tengah asyik menatap interaksi Leon dan teman temannya, jangan lupakan asap yang mengepul dari rokok mereka. Lagian kenapa Ara mau sih ngumpul bareng sama anak geng venos . Isinya kan semua anak badung disekolah.
"Kita berhenti dulu ya Rin"
Kean menghentikan laju motornya tak jauh dari warung kopi yang mereka jadikan tempat tongkrongan.
" Ara ayo pulang" suara bernada datar itu mengalihkan pandangan Ara, juga anggota venos lainnya.
Kean memasang wajah datarnya, tangannya masih setia menggenggam tangan Karin.
"Wihh wih pak ketu kesini euy " Reno lelaki berambut gimbal angkat suara, tangan kanannya mengapit sebatang rokok. Semuanya tentu tahu siapa seorang Kean, ketus osis berwajah tampan itu sangat senang membuat mereka dihukum.
"Kean kenapa kesini, ada urusan penting ya " gadis polos itu mengerjap, duduknya yang tidak jauh dari Leon membuat Leon dengan mudah bisa merangkul Ara.
"Matak sieun euy bengetna" Kevin, lelaki bersurai kemerah merahan itu menatap intens wajah Kean dengan rahang mengeras.
"Anjir heeh" Reno menjawab disertai kekehannya
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SPOILED GIRL
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Ara , Kean bukan hanya sandaran tapi juga dunianya. Ara bahagia setiap kali Kean memeluknya erat . Ara bahagia setiap kali Kean menggenggam tangannya dengan hangat. Kean. Ara hanya butuh kean tetap hadir untuk membuatnya...