"Sial "
Dion mengumpat kala kantor polisi ini tak bisa menemukan kean dan ara yg menghilang. Sebagai sahabat, ketidakberadaan kean dan ara membuat semuanya panik.
"Gue yakin mereka ngga baik baik aja "ujar brian, lelaki itu juga terlihat kacau. Kean sangat baik padanya, dan ara . Gadis itu masih brian suka
"Gue udah minta bantuan om gue yg detektif, dia mulai nyelidikin" heksa yg biasanya kalem pun tak kalah kacaunya. Pertemanannya dan kean tentu bukan hanya hitungan jari.
"Kalian belum temuin mereka juga ?" Sekonyong konyongnya leon datang dengan beberapa anggota gengnya. Setelah diputuskan ara, lelaki itu nyatanya masih peduli dengan ara. Dan ketidakberadaan ara membuat leon sedikit terusik .
"Mau apa lo ? Kita ngga ada waktu buat ladenin lo " sarkas dion
"Ayo kerjasama !"
...........
"Sayang, hari ini aku pergi ke kantor, ck menyebalkan sekali padahal aku ingin bermesraan denganmu " .
"Hey, kamu harus kerja iel, aku tak ingin bersamamamu jika kamu bahkan tak bisa membelikanku ek krim lemon "
Gabriel terkekeh, ancaman ara lucu sekali. Belum lagi wajahnya pagi ini terlihat menggemaskan, astaga rasanya gabriel gila karena tak ingin jauh jauh dengannya.
"Baiklah sayang. Jadilah gadis baik seperti biasa "
Gabriel mengecup kening ara lantas berlalu dengan senyum manisnya.
Setelah gabriel menghilang ara menghela napas lega, sepertinya gabriel akan cukup lama dikantor.
"Bibi charlote "
Ara memanggil salah satu pelayan yg selalu berdiri di depan kamarnya.
"Iya nona" ucap wanita paruh baya itu dengan tersenyum
"Ara tiba tiba ingin memakan bakso besar dengan isian cabe yg banyak "
"Baik nona akan saya buatkan "
"Bibi tunggu "
"Iya nona "
"Ara ingin bakso mang dudi yg ada di depan sekolah ara. Astaga, ara sangat merindukan baksonya. Bibi tahu, bakso itu bakso paling enak. Eumhh "
"Bisakah bibi membelikannya untuk ara ?" Pinta ara dengan mata berkedip lucu
"Tapi non---"
"Ah ara lupa ara bukan majikan kalian" ara menunduk sedih
"Baiklah nona, saya pergi sekarang "
"Benarkah ? Terima kasih bibi "
Yes, rencana pertamanya berhasil. Ara berhasil menyingkirkan salah satu maid yg biasanya selalu mengikuti ia kemanapun.
"Frans, saya titip nona " ujarnya pada frans, lelaki itu mengangguk.
Frans juga selalu mengintilinya, dua maid itu membuat ara jengah. Gabriel benar benar membuat ia tidak bebas di sangkar emasnya.
"Eumhh frans , apakah kamu sudah menikah ?"
Ara dan frans berjalan beriringan , ara berencana ingin perawatan kulit di spa yg terletak di sayap kanan bangunan ini. Gabriel menyiapkannya dengan sangat baik untuk ara, bahkan lelaki itu juga mempekerjakan seorang pegawai profesional hanya untuk membuat ara nyaman.
"Eumh belum nona" ucap frans selalu kaku.
"Frans, sebaiknya kamu makan obat terlebih dahulu. Mukamu sangat pucat "
Wajah frans yg terlihat tak sehat memberi ara peluang
"Ah tidak apa nona"
"Astaga frans , bagaimana kalau kamu sakit . Siapa yg akan menjagaku hah ? Ayo cepat minum obat "
"Ti----"
"Apa kamu hanya menurut pada iel ?"
"Aku hanya akan spa frans, letaknya didepan matamu. Kamu tidak perlu berlebihan begitu. Jangan mengikutiku ke dalam, aku juga akan berendam . Pergilah minum obatmu dulu, kau bisa kemari lagi nanti "
"Baik nona "
Meski ragu frans pergi. Lagipula ara pergi kemana jika pengawasan di mension ini sangat ketat. Terlebih diluar terdapat beberapa penjaga.
"Fyuhhh"
Ara menyelinap hingga akhirnya ara berhasil sampai dipintu ini. Pintu bawah tanah yg ara yakini tempat kean disekap. Ara berhasil melewati penjagaaan karena mereka tengah makan siang. Ara hanya punya 15 menit untuk membawa kean pergi dan membebaskan diri bersama.
"Kean"
Kean mendongak saat mendenar suara berbisik itu, ara. Aranya kembali.
"Hiks , ara rindu kean " ara memeluk kean dengan erat. Menyalurkan rindu yg membuncah.
"Ayo pergi " menyadari waktunya tak banyak, ara dengan cepat membawa kean menyelinap, lelaki itu kesusahan karena kakinya sempat terluka cukup parah saat gabriel menyiksanya.
Bukan kean tak kepikiran kabur, hanya saja kondisi kakinya yg cukup memprihatinkan membuat kean susah bergerak. Terlebih sekalipun kabur kean tak mungkin pergi sendiri. Kean tak tahu dimana ara berada.
Ara menghela napas lega, penjaga di bagian belakang tengah lengah. Ara dan kean kini bersembunyi dibalik pohon. Mension ini tak dipagar jadi ara hanya perlu menyelinap dibeberapa pohon lagi. Ara harap mereka tak cepat sadar jika dirinya kabur. Semoga saja.
"Kean masih kuat jalankan ?"
Kean menangguk, lelaki itu tak henti tersenyum sejak kembali. Tangannya erat menggenggam tangan ara.
"Ayo kita masuk ke sana kean "
Setelah berada cukup jauh dari mension , ara mendapati sebuah kapal besar. Sepertinya kapal ini digunakan sebagai pengangkut barang. Beberapa barang yg tidak digunakan lagi, sepertinya akan dibawa ke luar pulau. Ara tak tahu tujuannya ke mana, semoga saja kapal ini hendak ke pulau jawa.
Kean dan ara menumpangi kapal itu dengan masuk ke dalam sebuah lemari. Tak ada penjagaan khusus disini. Beberapa orang berlalu lalang santai, sepertinya mereka bukan pegawai gabriel.
"Kean"
Ara mendekat, tubuhnya semakin ia dempetkan pada kean. Memeluknya erat.
"Kean ada yg sakitkah ?" Ara menatap kean nanar, kenapa gabriel harus menyiksa kean ?
Kean menggeleng. Baginya ara adalah obat. Tak ada yg bisa membuatnya sembuh secepat keberadaan ara.
Kean memeluk ara semakin erat, merasakan wangi tubuh yg sudah lama ia rindukan . Rasanya begitu tenang.
"Ara ngga papakan ?" Nada suaranya terdengar cemas
"Ara baik baik aja "
Terdengar kean menghela napas lega,
Terasa kapal mulai bergerak, ara semakin merasa lega. Sepertinya kapal mulai menjauhi mension itu.
"Umh kean ,kenapa gabriel jahat ?"
Meskipun ragu , rasa penasaran ara nyatanya begitu besar.
"Dia terobsesi padamu ara "
Kean semakin mengeratkan pelukannya, ada kebencian besar di sorot matanya.
"Tidurlah ara, kean disini "
"Kean aja yg tidur . Ara ngga ngantuk " meskipun penasaran ara memilih bungkam, sepertinya kean tak berniat menceritakan lebih jauh. Biarlah , mungkin kean butuh waktu. Dan lelaki itu sepertinya kelelahan.
"Tetaplah dipelukan kean sampai kean bangun" pinta kean yg terdengar seperti permohonan.
"Umbh"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SPOILED GIRL
Roman pour Adolescents[FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Ara , Kean bukan hanya sandaran tapi juga dunianya. Ara bahagia setiap kali Kean memeluknya erat . Ara bahagia setiap kali Kean menggenggam tangannya dengan hangat. Kean. Ara hanya butuh kean tetap hadir untuk membuatnya...