chapter 18

1.3K 140 61
                                    

CHAPTER 18

HOLLAND’S P.O.V

“kenapa muka kau macam gitu?” London tegur saya…

Semua tiga kes ditangguhkan tarikh perbicaraan, so I’m left with no cases the whole day…

London came to my office, kami plan to have lunch together sebab his lunch date with Kimmy dibatalkan atas sebab Kimmy’s bringing their kids to the orphanage that they own… masa London suggest to kasi masuk Selena at their orphanage, saya jeling saja dia…

“macamana?” saya mengerutkan dahi…

“macam tertelan kantalan…” London jawab sambil tersengih…

Bukan tertelan kantalan, tertelan kopi pahit…

Saya terbayang muka Selena tadi pagi… her soft smile masa dia hand me the mug of coffee…

Only god knows how I tried so hard not to spit out the whole coffee… dan hanya tuhan saja yang tau macamana saya menguatkan jiwa saya untuk meneguk the coffee sehingga ke titisan terakhir…

Saya tidak sampai hati mau menyinggung perasaan dia, looking at her cheerful expression… so I drank it all up...

Honestly, that’s the worst coffee I've ever had in my life… even Jojie made better tasting coffee than Selena… saya menghela nafas berat…

“so… what’s for lunch?” saya tanya London… segera mengalihkan topic sebelum fikiran saya melarat teringatkan my late wife and kids…

London shrugged… then he said…
“ngiu chap…?”

Saya membuat muka bida menatap London…
“I don’t trust you…” saya bilang…

London terkekeh geli… dia tau lah tu… macam saja saya tidak tau kalau kami tersampai Menggatal memang dia membubut bini dia to the orphanage and we’ll end up having lunch 2 hours later… bukan lagi lunch, hi-tea sudah tu… bikin orang gastric saja...

“bah kau pilih lah…” London rolled his eyes…

“Suria lah…” saya bilang… “Chinese…”

“Gam Tong? New WK?” London tanya…

“mana-mana saja…” saya jawab…

In the end kami opted for Japanese… lagi-lagi Japanese…

“kau mengidam kah ni?” London menyipit mata penuh curiga…

Sambil saya melahap tu salmon sushi lagi tu… kitai kau, Syd… saya masih tidak dapat melupakan your stupid statement… tsk tsk…

“buduh!” terbulat mata saya… the sushi still full in my mouth… “siapa juga saya kasi bunting?”

“eh, kau tinggal SENDIRI bah pula kan…” dia kasi tekan lagi tu SENDIRI…

“saya sumbat ni wasabi di mulut kau kitai!” adakah patut dia boleh fikir saya sleeping with a 17-year-old?! Kitai punya abang!

London ketawa terbahak-bahak… no, not funny…

“I’m her prosecutor…” saya menegaskan…

“so says the guy that wants to pull out from the case…” London mengejek…

Migraine oh saya… I thought since Sydney’s already on his holiday with Rara, ada keamanan lah sikit… rupanya London pun terjangkit perangai Sydney yang menjengkelkan…

After lunch, we walked towards the main entrance… namun kaki saya macam memberat… I stopped right in front of Celcom…

I turned to London yang menatap saya dengan ekspresi kebingungan…

RedemptionWhere stories live. Discover now