chapter 49

2K 145 107
                                    

CHAPTER 49

ALLANA’S P.O.V

TOK TOK TOK.

“Datuk…” Saya menunduk hormat kepada lelaki yang merupakan ahli penghakiman tertinggi negeri.

The Attorney General.

From what I heard, I know he only wants to be called Tuan dan bukan gelaran rasmi pangkat kedarjahan dia. Dan saya tau dia adalah seseorang yang amat berwibawa dan mempunyai tata bicara yang terhormat.

So I know he is not a man that I can work my way into his bed.

Setelah sekian lama baru saya dapat slot an appointment with him. Tsk… the mayor of New York lebih senang jumpa daripada si AG ni.

Si AG menyipitkan mata memandangi saya. I was expecting him to recognize me sebab ada beberapa government function yang kami hadiri. And I think I’ve made myself very visible to him on all those functions, I introduced myself and even bersalaman dengan dia dan bini dia.

Tapi nampaknya dia tidak cam muka saya.

“Ya, selamat tengahari. Duduk.” Dia bersuara dengan nada yang serious.

Saya dipersilakan duduk, so saya duduklah dengan ayunya. Saya mengukirkan senyuman manis yang paling menawan kepada si AG. Dia membalas dengan senyuman sopan. Sengaja saya kasi silang kaki saya sampai belahan skirt saya menampakkan paha saya yang putih mulus untuk tontonan AG. I have to try my luck here. Manatau dia juga lelaki normal yang inginkan setiap wanita cantik yang menawarkan diri dengan percuma.

Tidak, saya tidak percuma. I come with a price. You want me, then give me what I want. I don’t need money. I just need things to be my way.  

He looked at his watch, seakan menyampaikan a silent message that the time is ticking and I have to say my cause before the time ends.

“Datuk, apa khabar? Sihat?” saya berbasa-basi.

Si AG menaikkan satu kudou.
“I’m working now as you can see.”

Kalimat tergantung, namun cukup pengertian.

“Ehmmm…” saya berdehem lembut.

Where’s all your confidence that you build for so many years that made you the successful woman you are today, Allana? Tidakkan kerana seorang tua saja keyakinan kau rapuh?

Saya menegakkan posture tubuh saya dan mengukirkan sebuah senyuman, ni kali senyuman penuh keyakinan. Godaan don’t work with si AG. Dan saya pun tidak berani mau melanjutkan menggoda, silap haribulan dia pecat saya nanti.

“Datuk…” I started.
“Tuan saja…” Dia mencelah.

“Tuan…” Senyuman masih menempel di bibir saya yang merah mematuk.

Saya menarik nafas sedalam-dalamnya sebelum meneruskan kata-kata saya.

Si AG menatap saya dengan tatapan serious and a little bit cold. Well, memangpun orang bilang dia agak dingin but I know character comes with the job.

Uh, I don’t really like his stare, to be honest. Saya biasa lelaki menatap saya dengan tatapan kagum dan menggoda tidak kira berapa umur dorang.

“Tuan…” saya bilang lagi. “Saya mau memohon untuk mengambil-alih balik kes Selena Anderson”

Tak. Tak. Tak. Tak.

Si AG mengetuk his pen on his desk.
“Reason?”

“I am already prepared for the trial, Tuan.” That’s reason enough.

RedemptionWhere stories live. Discover now