Chapter 2. Tidak Peduli

49.5K 2.5K 63
                                    

Di kediaman keluarga Joseph Wilson, Angela dan kedua orangtuanya sedang makan malam bersama keluarga dari tuan rumah. Mereka duduk dengan tenang sambil menikmati makan malam yang disajikan secara mewah.

Angela melirik ke arah laki-laki yang duduk di depannya. Romeo makan layaknya bangsawan, tidak ada yang salah sedikitpun. Laki-laki itu memiliki table manner yang sempurna.

Angela melenan ludahnya. Ia kembali fokus pada makanannya.

Angela memotong steak nya dengan hati-hati. Ia tidak boleh mengacau lagi setelah merobek gaun malam yang sudah mahal-mahal dibeli sang ibu.

"Angela gimana skripsinya?"

Pertanyaan Joseph membuat Angela tak jadi mangap. Ia tersenyum dan mengangguk.

"Lancar om," jawabnya.

"Sidang kapan?"

Angela menelan ludahnya. "Kayanya bulan depan om, soalnya mulai ada jadwal sidang bulan depan," ucap Angela.

"Hmm.." Joseph mengangguk-angguk.

"Kalo gitu, kan rencananya kalian bakal nikah bulan depan juga, gimana kalo pernikahan kalian diselenggarakan setelah Angela sidang aja? biar Angela tenang dulu dan gak mikirin skripsinya lagi."

Angela menelan ludahnya, begitupula sang ibu yang duduk di samping.

Pasalnya, Angela tak yakin ia bisa menyelesaikan skripsinya secepat itu. Kalimatnya tadi hanya ia gunakan sebagai bualan agar tidak terkesan malas.

"Boleh, habis sidang aja kalau gitu," jawab ayah Angela, membuat Angela membelalak.

Angela segera menatap ibunya di samping, menunjukkan kalau ia panik. Namun sang ibu hanya tersenyum karena tidak mau terlihat panik.

Angela menalan ludahnya. Berat sekali hidupnya bukan?

Setelah sekitar setengah jam, makan malam akhirnya selesai. Kini dessert dan minuman mulai dikeluarkan.

Angela sedang mengusap mulutnya dengan serbet yang tersedia.

"Oh iya, untuk sesi makanan penutup, kami udah nyiapin tempat khusus untuk Romeo dan Angela."

"He??" Angela tersentak.

"Iya, di taman belakang, kalian kesana ya? sekalian ngobrol-ngobrol berdua," tutur Helena.

Angela sedikit menganga. Ia tak tahu akan diberikan waktu berduaan dengan laki-laki di depannya.

Romeo yang juga mendengar itu segera berdiri dari kursinya. "Saya ke taman ya tante, om," ucap Romeo pada kedua orangtua Angela.

"Iya, silahkan," jawab orangtua Angela.

Adirana menyentuh paha Angela di sampingnya. "Sana nyusul," bisiknya pelan.

Angela menggigit bibirnya. Ia tidak ada persiapan apapun. Bagaimana kalau laki-laki itu banyak bertanya padanya??

"Gakpapa Angela, Romeo emang keliatan serem, tapi dia baik kok," ucap Chris menyadari Angela yang gugup.

Angela menelan ludahnya. Benarkah?

"Oke, aku kesana," ucap Angela kemudian berdiri dari kursinya. Ia merapikan gaunnya sedikit sebelum akhirnya berjalan menuju taman.

***

Angela memasuki area taman. Sesaat ia terkesima. Ada banyak tanaman dan lampu hias yang menerangi, namun tidak berlebihan, memberikan kesan romantis yang begitu sesuai.

Apakah taman ini selalu seindah ini, atau hanya dihias khusus untuk momen ini saja? batin Angela menerka-nerka.

Di tengah taman itu, sudah tertata meja dan dua kursi yang berhadapan. Romeo sudah duduk disana, membuat Angela menelan ludahnya.

Romeo & AngelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang