Hari yang dinanti oleh banyak orang kini sudah tiba. Para kerabat dan sanak saudara sudah memenuhi kursi yang disediakan.
Suasana di dalam gedung didominasi warna putih, sama seperti gaun yang dikenakan si pengantin. Simple nan mewah, membuat yang mengenakannya berhasil jadi pusat perhatian.
Angela berjalan ditemani ayahnya. Bouquet bunga di tangannya jadi pelengkap.
Para tamu ikut bahagia, ketika melihat Angela yang berjalan dengan senyuman di bibirnya.
Angela tidak berhenti tersenyum sepanjang berjalan ke depan, sebab itulah yang diminta ibunya saat ia bersiap tadi.
Setelah sampai di depan, ayah Angela langsung memberikan tangan puterinya pada Romeo, sebagai tanda bahwa mulai hari ini, Angela bukanlah tanggung jawabnya lagi.
Acara inti pernikahanpun dimulai.
***
"Wah Angela! selamat!"
Suasana gedung yang tadinya sepi dan hikmat sudah berubah ramai. Lantunan musik dan suara pengunjung yang saling beradu menjadi pengisi.
Angela tersenyum pada teman-temannya yang datang. Ia juga sudah mengganti gaun pengantinnya dengan yang lebih pendek agar mudah bergerak.
"Makasih ya," ucap Angela menerima kado dari mereka. Ia tak berhenti tersenyum karena teman-temannya yang memuji dirinya dan gaun yang ia kenakan hari ini.
"Btw Angela, itu adeknya suami lo ya?"
Salah satu teman Angela, Stevi menunjuk, membuat Angela menengok.
"Ah, iya," jawabnya, melihat Chris yang berdiri di dekat ibu dan saudara lain.
"Cakep deh, boleh kenalin gak?"
"Gak boleh, udah punya pacar," jawab Angela segera.
"Yah, gak beruntung.."
"Siapa yang gak beruntung?" tanya Angela.
"Ya dianya," jawab Stevi.
"Hahaha! kepedean lo!" sahut salah satu dari mereka. Angela dan kawan-kawannya terkekeh geli. Mereka kini mengobrol dan bercanda sambil memakan makanan kecil yang disediakan.
Sementara Romeo, laki-laki itu sedang mengobrol dengan paman dan bibinya yang datang.
Romeo mengangguki setiap nasihat yang mereka berikan tentang pernikahan, meskipun sesungguhnya ia tak setuju pada beberapa darinya.
"Kalian langsung mau punya anak kan?"
Romeo mengangguk. "Kalau langsung dapet," jawabnya.
"Iya, gak usah ditunda-tunda, biar ibu dan ayahmu cepet punya cucu."
Romeo tersenyum. Ia hanya mengangguki ucapan mereka agar cepat selesai.
Di tengah acara, tiba-tiba Romeo melihat seseorang yang tak ia sangka akan datang. Seroang perempuan yang baru saja memasuki gedung pernikahan.
"Daisy?" ucap Romeo.
Daisy tersenyum, sementara Romeo meminta izin pada paman dan bibinya untuk pergi menjauh.
Romeopun menghampiri Daisy, begitupula Helena yang juga melihatnya.
"Maaf ya tante, kemarin aku bilang aku gak bisa dateng, eh taunya tetep dateng lagi," ucap Daisy.
"Loh gakpapa, gak usah minta maaf," ucap Helena.
"Gak jadi pergi sama orangtuamu?" tanya Romeo, mengingat apa yang diceritakan Daisy ketika berkunjung semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo & Angela
RomantikAngela menerima perjodohan ini karena ia sudah lelah menghadapi dunia. Jika menikah dengan laki-laki yang masih mencintai perempuan lain adalah takdirnya, maka biarkan saja seperti itu. Adult Romance by finecinnamon