Chapter 16. Indirect Kiss

43.1K 2.3K 120
                                    

Read the explicit version only at karyakarsa.com/finecinnamon

***

Saat ini di dalam bath tub yang mulai terisi air, sepasang suami istri duduk dengan tenang. Ukuran bath tub yang besar memberikan banyak ruang untuk bersantai, namun sedikit terasa sempit ketika diisi dua orang.

Angela duduk membelakangi suaminya. Ia sudah telanjang sementara Romeo masih mengenakan celana pendek.

Tangan Romeo menyentuh tubuh Angela dari belakang, lebih tepatnya mengusap. Romeo sedang membantu Angela membersihkan tubuhnya.

Aroma sabun menyeruak di kamar mandi, perpaduan antara buah peach dan lavender.

Angela sedari tadi hanya terdiam. Ia menunduk melihat tangan Romeo yang sedang mengusap perutnya yang kecil. Perlahan-lahan tangan itu naik ke atas.

"Tadi ngomongin apa aja sama Raka?" tanya Romeo.

Angela menelan ludahnya. Kenapa Romeo tiba-tiba menanyakan hal tersebut? batinnya.

"R-Raka cerita kalo.. ehmm.. d-dia keterima kerja, besok.. mulai masuk.." jawab Angela.

"Gitu.." sahut Romeo.

Angela mengangguk. Ia memejamkan matanya merasakan permainan tangan Romeo yang mulai kasar.

Tangan kiri Romeo yang tadinya berada di dada Angela, kini naik ke wajah. Romeo menarik dagu Angela, membuat Angela menatapnya di belakang.

Ciuman di bibir istrinya langsung ia berikan, begitu lembut dan menuntut. Tak menunggu lama hingga lidah ia gunakan, terus bergerak-gerak di dalam mulut Angela.

Setelah itu, sesuai perkiraan Angela, hubungan suami istri berlangsung di dalam kamar mandi.

Padahal, Angela juga ingin bertanya. Sama seperti Romeo, Angela penasaran apa yang biasa Romeo bicarakan ketika sedang bersama Daisy.

Tapi Angela takut. Ia takut Romeo marah lagi padanya karena mengungkit tentang Daisy.

Akhirnya Angela hanya menurut dan sesekali memeluk suaminya, merasakan kenikmatan ini, kenikmatan yang berlangsung cukup lama, kenikmatan yang dirasakan keduanya.

Andai saja ada cinta yang terasa didalamnya.

***

Keesokan harinya.

Saat ini di ruang makan, Angela bersama suami dan mertuanya sedang sarapan bersama. Romeo sudah mengenakan pakaian kerjanya, sementara Angela masih mengenakan piyama.

Sembari makan, Angela teringat sesuatu. Ia teringat obrolannya dengan Raka kemarin.

Angela bangga pada Raka, tapi ia juga iri. Ia iri pada kesuksesan Raka. Sepertinya sudah waktunya dirinya juga berusaha.

"Ma, pa, aku mau kerja," ucap Angela, pada mertuanya.

"Kamu mau kerja??" tanya Helena.

"Iya, boleh gak?"

"Boleh dong," sahut Joseph. "Tapi kerja di perusahaan papa ya?"

"Iya," ucap Angela.

"Romeo setuju?" tanya Helena menatap Romeo.

"Iya gakpapa," sahut Romeo.

"Yaudah kalau gitu, besok mulai masuk aja," ucap Helena.

"Eh? gak ngelamar dulu?" tanya Angela.

"Gak usah, langsung aja, bawa berkas kamu ke kantor, trus tanya-tanya sama asistennya Romeo kamu bakal ditempatin dimana," tutur Helena.

Angela mengerjap. "O-oke.." jawabnya, tak menyangka akan semudah itu.

Romeo & AngelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang