Akhir pekan. Saat ini di dalam sebuah rumah sakit ibu dan anak, Angela baru saja melakukan check up. Romeo kesini bersamanya menemani, mereka sedari tadi mengobrol dengan dokter, berkonsultasi mengenai kesehatan dan pertumbuhan bayi mereka, Jonathan.
Dokter mengatakan Jonathan masuk ke dalam kategori bayi sehat dan cukup nutrisi. Semua itu berkat Angela yang selalu menjaga kesehatannya sehingga ASI nya banyak dan berkualitas baik. Angela begitu senang mendengarnya.
Setelah selesai, pasangan suami istri itu akhirnya bergegas, mereka akan pulang ke rumah.
Romeo membuka pintu mobil, kemudian membantu istrinya naik. Angela yang menggendong Jonathan kini sudah berada di dalam mobil.
Kini mobil Romeopun mulai bergerak, menuju ke rumah.
"Habis nganter kamu ke rumah, aku mau pergi sebentar," tutur Romeo sambil menyetir.
Angela yang mendengar itu mengerjap pelan. Ia menatap suaminya dengan ragu.
Sesungguhnya, Angela ingin bertanya. Ia ingin bertanya kemana Romeo pergi, tapi Angela takut mendengar jawabannya.
"Oke," jawab Angela akhirnya, tak mau bertanya.
Kini Angela menatap bayinya yang tidur di gendongannya. Angela menelan ludah. Dokter baru saja mengatakan bahwa Jonathan adalah bayi yang sehat dan tercukupi nutrisnya. Angela tak mau itu berubah.
***
Setelah mobil Romeo sampai di rumah, laki-laki itu hendak keluar dari mobil dan membukakan pintu, namun Angela menahan tangannya.
"Kenapa?" tanya Romeo, yang tak jadi keluar.
Angela tersenyum. Ia menatap suaminya dengan lembut.
"Makasih udah nemenin aku ke rumah sakit," ucap Angela.
Romeo mengerjap sesaat, tak menyangka Angela akan mengatakan hal tersebut.
Romeo memegang tangan Angela dengan erat. "Jangan bilang makasih, aku ini suami kamu, ini emang kewajibanku," ucapnya.
Angela tersenyum. Ia mengangguk pelan.
Romeo yang melihat itu merasakan jantungnya yang berdetak kencang. Senyuman Angela begitu tulus padanya, pipinya memerah dan kedua matanya berbinar menatapnya.
Romeo menalan ludah. Sudah beberapa hari ini ia menyadari perasaan ini. Rasa degdegan melihat istrinya sendiri.
Kini Romeo mendekat, ia memberikan kecupan lembut di pipi Angela.
"Ayo turun," ucap Romeo yang diangguki Angela.
Romeopun keluar duluan untuk membukakan pintu. Ia kembali membantu Angela turun.
Helena yang mendengar kedatangan mereka kini keluar dari rumah. "Jonathan bobo?" tanyanya.
"Iya ma," jawab Angela, melihat Jonathan digendongannya.
"Yaudah, ayo masuk," ucap Helena berbisik agar tidak membangunakn Jonathan.
Angela menatap suaminya sebelum bergegas masuk. "Mas Romeo, hati-hati di jalan, jangan ngebut," ucapnya
Romeo mengangguk, sementara Helena mengernyit.
"Mau kemana kamu Ro?" tanyanya.
Romeo menatap ibunya, sementara Angela buru-buru berjalan masuk, tidak mau mendengar.
"Daisy minta anterin ke psikiater hari ini, kondisinya lagi memburuk."
Helena yang mendengar itu kini mengerjap pelan. Ia menatap puteranya dengan wajah khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo & Angela
RomanceAngela menerima perjodohan ini karena ia sudah lelah menghadapi dunia. Jika menikah dengan laki-laki yang masih mencintai perempuan lain adalah takdirnya, maka biarkan saja seperti itu. Adult Romance by finecinnamon