Chapter 37. The Storm (part 1)

37.5K 3K 170
                                    

Saat ini di sebuah ruang rapat yang cukup besar, meeting sedang berlangsung. Seorang laki-laki baru selesai memberikan presentasinya sebagai satu dari dua pimpinan perusahaan. Laki-laki itu adalah Romeo.

Romeo menjawab pertanyaan peserta rapat dengan mudah namun teliti. Ia ingin memberikan image terbaik untuk perusahaan.

Setelah selesai dengan materi yang ingin ia sampaikan dan memastikan tak ada lagi pertanyaan, kini Romeo akan berganti tempat dengan adiknya, Christian yang juga akan menyampaikan hal-hal penting di depan.

Romeo duduk di kursinya. Dimas asistennya langsung menghampiri dan memberikannya minum.

"Bos, tadi ada telfon," ucap Dimas memberikan ponsel Romeo.

Romeo meletakkan botol minumnya kemudian menerima ponsel tersebut. Ia mengernyit melihat nama ibunya yang berkali-kali menghubunginya. Sudah satu jam yang lalu.

Ada apa? batin Romeo.

Romeo tak bisa menelfon balik ibunya karena dirinya sedang rapat. Iapun mengirim pesan menanyakan apakah semua baik-baik saja.

Tak lama, Helena membalas pesan Romeo.

Ro, Jonathan masuk rumah sakit, keracunan

Seketika, kedua mata Romeo membulat. Ia bangkit dari kursinya, membuat semua orang menatap ke arahnya.

"Kenapa Ro?" tanya Chris di depan.

"Sorry, saya izin keluar sebentar," ucap Romeo pada anggota rapat. Ia langsung bergegas keluar dari ruangan sambil membawa ponselnya.

Dimas hendak mengikuti, namun Felly segera menghalangi. "Gua aja, lo disini aja ngewakilin Romeo," ucap Felly.

Dimas mengangguk, sementara Felly kini keluar dari ruangan dan menghampiri Romeo yang sedang menelfon seseorang.

Romeo merasakan jantungnya yang berdetak kencang. Apa ini? seingatnya Jonathan masih baik-baik saja pagi hari tadi ketika ia berangkat.

Tak lama, panggilan itu diangkat. Romeo mendengar suara ibunya.

"Ma?? kenapa??" ucap Romeo.

"Romeo.. J-Jonathan keracunan.."

"Jonathan keracunan?? apa maksudnya ma??" Romeo masih belum paham sepenuhnya.

"Iya, tadi pas mau dikasih makan dia malah muntah, trus tadi muntah lagi semua makanannya dikeluarin, badannya panas banget, ini kami udah di rumah sakit."

"Trus kok nenek bisa bilang keracunan? dokter bilang gitu??"

"Enggak, dokter belum bisa pastiin, tapi dokter bilang Jo makan sesuatu yang gak seharusnya dimakan bayi, jadinya dia harus dirawat."

Romeo yang mendengar itu menelan ludahnya. Jantungnya berdetak kencang.

Kini Romeo melihat ke arah Felly yang juga terlihat panik di sampingnya.

"Fel, bilang supir siapin mobil, gua balik sekarang, suruh Dimas tinggal disini gantiin gua dulu," perintah Romeo.

"Oke," ucap Felly. Iapun bergegas.

Romeo menarik nafas panjang. Ia berusaha tenang dan tidak panik.

"Mana Angela? aku mau ngomong sama istriku ma," ucap Romeo.

"Angela di dalem ruangan, tunggu sebentar."

Romeo terdiam sesaat. Ia menghela nafasnya, bisa membayangkan betapa paniknya Angela.

"Halo..? mas Romeo..?"

Romeo menelan ludahnya. Dari nada suaranya, Romeo menyadari Angela habis menangis.

Romeo & AngelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang