Sore hari di suatu area perkantoran di kota Jakarta, Angela turun dari taksi yang ia naiki. Ia langsung melihat seorang laki-laki yang berdiri di depan sebuah restoran yang jadi tujuannya.
Angela tersenyum. Raka sudah berada disana menunggunya. Iapun berjalan mendekat.
"Yuk?" ajak Raka yang diangguki Angela.
Keduanya memasuki restoran yang belum lama buka itu. Restoran ini cukup mewah, apalagi dibandingkan dengan warung makan yang biasa mereka datangi saat masih di kampus.
"Jadi besok kamu udah mulai kerja?"
Angela dan Raka memulai obrolan mereka. Angela sempat memberitahu Raka bahwa ia akan mulai bekerja esok hari.
"Iya, besok masuk," jawab Angela.
"Hm.. bagus kalau gitu, biar kamu ada kesibukan juga, gak sedih mikirin suamimu terus," ucap Raka.
Angela menelan ludahnya. Sesungguhnya ia tidak yakin akan hal tersebut, sebab ia justru akan lebih sering bertemu Romeo mulai besok.
"Mau pesen apa, Angela?" tanya Raka. "Disini ada wine loh, mau?"
"Wine?" Angela mengerjap.
"Iya," jawab Raka.
Angela menelan ludahnya. Ia menggeleng. "Enggak deh, aku gak minum alkohol dulu."
"Kenapa? wine kan gak begitu tinggi alkoholnya, kamu juga dulu sering minum," tutur Raka.
Angela tersenyum. Ia menatap Raka yang duduk di depannya. Angela sudah yakin bahwa Raka adalah orang pertama yang akan mendengar berita bahagia darinya.
"Raka, aku hamil."
Kedua mata Raka membulat. Ia begitu tersentak mendengarnya.
"Serius?"
Angela mengangguk, membuat Raka tersenyum.
"Waw, selamat," ucap Raka berbinar menatap Angela.
"Makasih Raka," jawab Angela.
"Cewek apa cowok??" tanya Raka.
"Ya belum tau lah, baru juga test tadi," jawab Angela.
"Ah, iya juga ya, ngapa aku semangat banget," ucap Raka.
Angela terkekeh geli, membuat Raka ikut tertawa.
"Btw kamu cepet banget ya hamilnya? jangan-jangan.."
"Enak aja!" Angela langsung memukul tangan Raka yang berada di meja,
"Aw.." ucap Raka meringis memegang tangannya.
"Kamu sih sembarangan ngomong!" ucap Angela kesal.
"Emang aku ngomong apa?? aku mau bilang kamu cepet banget hamil, jangan-jangan subur, gitu!" ucap Raka.
Angela kini terdiam."Oh.. k-kirain.." ucapnya malu.
Raka yang melihat itu tak kuasa menahan tawanya. Angela benar-benar polos. Raka tak bisa membayangkan gadis sepertinya sebentar lagi akan jadi seorang ibu.
"Kenapa ketawa.." ucap Angela, menahan rasa malunya.
"Kamu lucu," ucap Raka masih tertawa.
Angela akhirnya ikut tertawa. Ia pikir Raka hendak menuduhnya hamil duluan. Angela saja baru mengenal suaminya dua bulan sebelum menikah.
Kini Raka sudah berhenti tertawa. Ia tersenyum menatap Angela.
"Kalau kamu hamil, berarti hubunganmu sama suamimu bisa jadi lebih baik sekarang," ucap Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo & Angela
RomanceAngela menerima perjodohan ini karena ia sudah lelah menghadapi dunia. Jika menikah dengan laki-laki yang masih mencintai perempuan lain adalah takdirnya, maka biarkan saja seperti itu. Adult Romance by finecinnamon