Saat ini, dua orang suster sedang mengatur kasur di ruang rawat Jonathan. Angela akan menginap disini. Ia ingin tidur bersama puteranya.
Kasur ini berukuran dewasa, namun kedua sisinya memiliki besi penghalang. Penghalang di sebelah kiri tetap digunakan agar Jonathan tidak terjatuh, dan penghalang sebelah kanan diturunkan agar Angela bisa naik turun dengan mudah.
"Makasih sus," ucap Helena yang juga berada di ruangan. Suster tersebut mengangguk kemudian bergegas pergi.
"Yaudah kalo gitu, kamu istirahat gih," ucap Helena pada Angela.
Angelapun naik ke kasur dan duduk disana. "Nenek pulang sekarang?" tanya Angela.
"Iya, besok dateng lagi," ucap Helena yang diangguki oleh Angela.
"Kamu istirahat Angela, jangan kecapean, kalo ada apa-apa panggil suster aja, atau minta tolong Romeo."
Helena menengok ke arah Romeo yang kini duduk di sofa panjang. Laki-laki itu terlihat merenung.
"Iya nek," jawab Angela tanpa menengok.
Helena terdiam sesaat. Entah kenapa, mereka berdua terlihat berbeda dari biasanya. Mungkinkah mereka bertengkar?
"Kalau gitu nenek pulang ya," ucap Helena, tak mau terlalu mencampuri urusan mereka. Ia mendekat ke arah Jonathan di kasurnya dan mengecup kening cucunya.
Setelah itu Helena bejalan pergi. "Hati-hati nek," ucap Angela.
Kini, hanya ada tiga orang di dalam ruangan. Jonathan yang tertidur lelap, Angela yang terdiam menatapnya, dan Romeo yang merenung memikirkan banyak hal.
Suasana di ruangan terasa sepi. Tak ada yang memulai pembicaraan.
Dua orang dewasa di dalam ruangan ini sama-sama melamun memikirkan sesuatu di kepala mereka.
Hingga tiba-tiba, Jonathan terbangun. Angela segera memegangi tangannya agar infusannya tidak tertarik.
"Jo? kebangun sayang?" ucap Angela.
Jonathan terdiam sesaat mendengar suara ibunya. Ia membuka mata dan melihat Angela.
"Haus ya?" ucap Angela tersenyum.
Jonathan mulai menangis. Angelapun segera mengambil posisi, ia menurunkan resleting blouse yang ia kenakan dan mengarahkan payudaranya.
Jonathan yang merasakan itu langsung membuka mulutnya dan menghisapnya, tangisan bayi itupun berhenti.
Angela kini berusaha menenangkan dirinya. Ia tidak yakin apakah Jonathan menangis karena haus, atau kesakitan. Ia tak kuasa bahkan sekedar memikirkannya.
Setelah beberapa saat berbaring di atas kasur bersama puteranya, kini Angela memejamkan mata. Ia lelah. Bukan lelah karena mengurus Jonathan. Ia lelah karena begitu banyak hal yang harus dipikirkan.
Angela ingin menenangkan dirinya. Ia ingin segera tidur dan berharap esok hari semua akan baik-baik saja.
Sementara itu di sofa, Romeo sedari tadi memperhatikan. Ia melihat anak dan istrinya yang berada di kasur.
Kepala Romeo terasa pening. Ia begitu lelah dan mengantuk. Akan tetapi rasanya akan sulit untuk tidur, mengetahui saat ini ia dan Angela sedang berada dalam situasi yang tidak kondusif.
Romeo masih begitu tersentak ketika Angela menamparnya. Ia tak menyangka istrinya yang begitu lembut dan penyayang, bisa melakukan itu.
Kini Romeo jadi menyadari betapa frustasinya Angela saat ini, dan ia menerimanya. Ia menerima amarah istrinya dan memahaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo & Angela
RomanceAngela menerima perjodohan ini karena ia sudah lelah menghadapi dunia. Jika menikah dengan laki-laki yang masih mencintai perempuan lain adalah takdirnya, maka biarkan saja seperti itu. Adult Romance by finecinnamon