"Aku selalu ngerasa pengen istirahat, pengen ambil break beberapa hari, tapi kalo aku lakuin aku bakal kepikiran karena kerjaanku banyak banget, jadinya tetep aja gak bisa istirahat."
Saat ini, Romeo dan Angela masih berada di ruang kerja. Romeo sedang meluapkan keluh kesahnya tentang pekerjaan pada istrinya.
Angela yang duduk di samping Romeo mendengarkan dengan seksama. Ia dapat melihat rasa lelah di kedua mata suaminya. Andai saja ada yang bisa Angela lakukan untuk Romeo, batinnya.
Romeo menghela nafasnya pelan. "Aku sebenernya udah tau ini resikonya megang perusahaan, tapi tetep aja kadang rasanya terlalu berat."
Angela mengusap lengan Romeo. Ia bingung harus berkata apa, sebab dirinya tak tahu bagaimana rasanya menjadi Romeo.
"Mas Romeo hebat banget bisa ngehandle tanggung jawab sebesar itu, ratusan orang bergantung sama mas Romeo, padahal mas Romeo juga masih muda, itu hebat banget, jadi wajar kalo ngerasa berat."
Angela menelan ludahnya. "Maaf ya aku gak bisa bantu apa-apa," ucap Angela.
Romeo tersenyum. Ia menyadari kebingungan istrinya dalam menanggapi keluh kesahnya.
"T-tapi kalo mas Romeo mau, aku bisa dateng setiap hari kesini, aku mau dengerin apapun yang mas Romeo pikirin, biar bebannya terasa lebih enteng," lanjut Angela.
"Jangan, kamu gak usah sering-sering kesini Angela, kamu lagi hamil besar, nanti malah kecapean."
"Enggak kok, aku gak kecapean," ucap Angela semangat.
Romeo tersenyum geli. Ia mengusap puncak kepala Angela dengan lembut.
"Udah ayo makan lagi," ucap Romeo, hendak kembali mengambil piring dari meja.
Ketika Romeo hendak melakukannya, tiba-tiba pintu ruang kerjanya terbuka begitu saja. Jarang sekali ada yang masuk ke dalam tanpa mengetuk terlebih dahulu.
Romeo tersentak, begitupula Angela.
Daisy masuk ke dalam dan menatap ke arah mereka berdua.
"Daisy??" ucap Romeo, perlahan berdiri.
"Kamu kesini?"
Daisy sesaat melirik ke arah Angela. Perempuan yang sedang hamil itu duduk terdiam dan menatap ke arahnya dengan wajah tersentak.
Pandangan Daisypun kembali lagi pada Romeo.
"Sorry aku ganggu, aku pikir kamu lagi sendirian," ucap Daisy dengan wajah yang datar.
Angela menelan ludahnya. Entah kenapa, perasaannya tidak enak.
Sementara Romeo kini berjalan mendekati Daisy. "Ada apa? kenapa kesini gak bilang-bilang?" tanya Romeo.
"Gakpapa, aku cuma capek sama kerjaan, pengen ngajak kamu makan siang bareng," tutur Daisy.
Daisy kembali melirik ke arah Angela, serta makanan yang berada di atas meja.
"Tapi ternyata kamu udah makan ya?" ucap Daisy.
"Ah, iya, Angela bawain aku makan siang," jawab Romeo.
Daisy mengangguk-angguk. "Yaudah kalau gitu, aku makan sendiri aja," ucapnya.
Daisy berbalik dan berjalan keluar dari ruangan Romeo, sementara Romeo memanggil namanya namun tak ia pedulikan.
Romeo kini menatap ke arah Angela.
"Angela, aku ke depan sebentar, kamu disini aja," ucap Romeo.
Angela mengangguk dan melihat suaminya yang berjalan keluar dari ruangan. Ia menghela nafasnya pelan.
Sambil mengusap perutnya yang sudah membuncit, Angela berucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo & Angela
RomanceAngela menerima perjodohan ini karena ia sudah lelah menghadapi dunia. Jika menikah dengan laki-laki yang masih mencintai perempuan lain adalah takdirnya, maka biarkan saja seperti itu. Adult Romance by finecinnamon