Pukul sepuluh pagi di dalam ruang keluarga, perayaan sedang berlangsung dengan ramai. Beberapa anggota keluarga Wilson dan Klein berkumpul, untuk merayakan hari ulangtahun anggota termuda di keluarga mereka.
Angela, Helena, Adriana, dan beberapa nggota keluarga lain yang dapat hadir, bernyanyi mengelilingi seorang bayi yang duduk di kursi bayinya. Ia duduk sambil memperhatiakn mereka semua dengan penasaran.
Ada kue ulangtahun yang sudah dihias di depan bayi itu, serta lilin ulangtahun angka satu di atasnya.
Jonathan berusaha mengikuti yang lainnya bertepuk tangan dengan kedua tangannya yang mungil. Tubuhnya bergerak-gerak seolah menunjukkan betapa senangnya dirinya.
Angela tak kuasa tersenyum memperhatikan Jonathan. Ia begitu terharu menyadari bahwa Jonathan sudah berusia satu tahun hari ini. Angela masih belum menyangka tepat satu tahun yang lalu, ia melahirkan bayi ini.
"Udah nyanyinya, sekarang tiup lilin," ucap Helena, memberi aba-aba pada yang lain.
Angela mengangguk. Ia menjauhkan sedikit kue ulangtahun Jonathan dari bayi itu, kemudian menyalakan lilin dengan korek.
Jonathan terlihat penasaran pada api kecil yang menyala di depannya. Kedua matanya sedikit membulat, mungkin karena ini adalah pertama kalinya ia melihat api.
"Tiup lilinnya.. tiup lilinnya.."
Para anggota keluarga kembali bernyanyi dan bertepuk tangan, membuat perhatian Jonathan kembali teralih.
Angela tersenyum mendekati bayinya. Ia seperti mengajari Jonathan cara meniup lilin itu.
"Kita tiup bareng-bareng ya?" ucap Angela.
Namun tiba-tiba, Jonathan mengoceh membuat Angela bingung.
"Papapapa.."
Angela menelan ludahnya. "Papa lagi kerja, Jonathan tiupnya sama mama aja ya," ucap Angela.
"Papapapapa.."
Angela tersenyum canggung pada anggota keluarga yang sudah selesai bernyanyi dan kini menatap ke arahnya dan Jonathan.
"Jo, papa lagi kerja, ayo tiup lilinnya sama mama."
"Papapaa.."
"Waduh, nyariin papanya tuh," ucap Adriana memperhatikan Jonathan.
Angela kembali menelan ludah. Bagiamana ini??
Hari ulangtahun Jonathan bertepatan di hari Rabu, yang mana bukanlah hari libur. Romeo bahkan beberapa hari ini harus pulang pergi ke luar kota untuk bertemu dengan partner bisnisnya. Laki-laki itu benar-benar sibuk satu minggu terakhir.
"Jo, liat, lilinnya nyala, ayo kita tiup lilinnya," ucap Angela, kembali berusaha mengalihkan perhatian Jonathan.
"Papapa.."
Jonathan menunjukkan ekspresi yang membuat Angela panik. Bayi itu seperti ingin menangis.
"Jo.. jangan gitu dong, kan ada mama," ucap Angela, berusaha menenangkan bayinya, namun tak berhasil.
Bagaimana ini?? Angela tak mungkin menyuruh Romeo pulang saat ini juga. Ia tak mau mengganggu seuaminya.
"Eh? Romeo?"
Tiba-tiba, semua padangan teralihkan, termasuk Angela.
Angela berdiri tegak. Ia begitu tersentak melihat seorang laki-laki yang berjalan mendekat ke arahnya. Laki-laki itu masih mengenakan pakaian kerjanya yang rapi dan formal.
Romeo melewati para saudara yang juga memperhatikannya. Pandangan Romeo tertuju pada Angela dan Jonathan yang duduk di kursi bayinya.
Dengan tenang, Romeo mengangkat bayi itu dan menggendongnya. Jonathan memperhatikan ayahnya sesaat, kemudian tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo & Angela
RomansaAngela menerima perjodohan ini karena ia sudah lelah menghadapi dunia. Jika menikah dengan laki-laki yang masih mencintai perempuan lain adalah takdirnya, maka biarkan saja seperti itu. Adult Romance by finecinnamon