Chapter 17. Hamil

46.7K 2.6K 409
                                    

Saat ini di sebuah restoran yang begitu mewah, Angela, Romeo dan Daisy sudah menduduki kursi mereka. Romeo duduk di samping Angela, sementara Daisy duduk di depannya.

Ketiganya sedang memilih menu sembari mengobrol.

"Tumben ngajak makan disini Ro? biasanya ke American Diner favorit kamu," tutur Daisy menatap Romeo.

"Angela pengen makan T bone steak, disana kan gak ada," jawab Romeo.

Daisy sontak melirik ke arah Angela. Ia tersenyum kecil. "Ah.. gitu.." sahut Daisy.

Angela yang mendengar itu hanya terdiam dan menatap buku menu. Entah kenapa, sepertinya ia berubah pikiran.

Seorang waiter menghampiri meja mereka untuk menulis pesanan. Daisy memesan pasta, sementara Romeo memesan steak untuk ia dan istrinya.

Tapi tiba-tiba Angela meghentikan Romeo. Ia mengganti pesanannya menjadi pasta.

"Bukannya kamu mau makan steak?" tanya Romeo.

"Gak jadi.." jawab Angela.

Romeo yang melihat itu mengernyit. Kenapa berubah pikiran? batinnya bingung, sementara Daisy tersenyum.

"Maklumin Ro, Angela kan masih muda, masih labil," ucap Daisy dengan nada bercanda.

Angela hanya tersenyum canggung menanggapinya. Sesungguhnya, ia juga tidak tahu kenapa rasa ingin makan steak nya tiba-tiba hilang. Mungkin membayangkan dirinya berdua bersama Romeo membuatnya ingin makan steak, namun karena sudah ada yang bergabung, nafsunya jadi luntur.

Akhirnya Romeo hanya memesan steak untuk dirinya dan pasta untuk Angela. Merekapun melanjutkan ngobrol sambil menunggu makanan datang.

"Gimana? hari ini kamu rapat kan?" tanya Daisy.

"Iya, tadi pagi," jawab Romeo.

"Sukses?"

Romeo mengangguk-angguk. "Lumayan," jawabnya.

"Aku yakin pasti sukses, kamu kan perfeksionis, gak bakal setenang ini kalo tadi rapatnya gak sukses."

Romeo yang mendengar itu tersenyum. Daisy memang paling mengenal dirinya diantara yang lain.

"Kamu gimana? yang dari Amerika jadi dateng?" tanya Romeo.

Daisy mengangguk. "Jadi, tadi udah pertemuan sebentar," jawabnya.

Romeo mengangguk-angguk. "Semoga sukses kerjasamanya," ucap Romeo.

Daisy tersenyum. "Yakin kamu doain aku sukses? gak takut kalah saing?" tanya Daisy meledeki Romeo.

"Kalah saing? perusahaanmu masih jauh di bawah level perusahaanku Daisy, jangan disamain," jawab Romeo tersenyum miring.

"Oh my god! kamu tuh dari dulu gak berubah ya! sombong!" ucap Daisy sambil memukul tangan Romeo yang ada di meja.

Romeo terkekeh geli, begitupula Daisy. Keduanya begitu larut dalam candaan yang hanya mereka berdua mengerti.

Sementara Angela sedari tadi hanya diam di kursinya. Ia tersenyum canggung dan berharap makanan yang mereka pesan cepat sampai agar ia bisa melakukan sesuatu dan tidak diam saja.

Doa Angela tak lama terkabul. Makanan yang mereka pesan akhirnya tiba, termasuk sebotol wine yang sedang dituang ke gelas oleh seorang pelayan.

Ketiganya kini mulai makan dengan tenang. Angela awalnya begitu berbinar melihat pasta yang terhidang di depannya, namun seketika binaran di matanya berpindah ke makanan yang ada di samping.

Romeo & AngelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang