Drrt drrt
Sebuah ponsel yang deringnya disunyikan kini mengalihkan perhatian seorang ibu muda yang sedang menyusui anaknya di atas kasur.
Dengan pelan dan hati-hati, ibu tersebut melepaskan penyatuan mulut batita yang tidur di sampingnya dari puncak payudaranya. Ia kini turun dari kasur dan berjalan mengambil ponsel tersebut.
Angela melihat nama Madelyn disana. Iapun mengangkatnya.
"Halo? Madelyn?"
Seketika, kedua mata Angela membulat. Madelyn tak berucap, namun Angela mendengar nafasnya yang terengah-engah.
"Madelyn?? kenapa??"
"A-Angela.."
Angela semakin degdegan karena Madelyn yang terbata. Ada apa?? apa yang terjadi??
"Angela.. d-diluar.."
Madelyn kembali terbata, perempuan itu seperti ingin memberitahu sesuatu hal pada Angela, namun tak bisa karena dirinya yang sedang tak tenang.
"Madelyn?? kamu baik-baik aja??"
Angela kini panik. Ia mengingat Madelyn yang mengidap panic disorder yang bisa berakibat fatal jika tak segera ditolong.
"Mana Chris?? panggil Chris!" ucap Angela sedikit berteriak karena panik.
Karena suara Angela yang terlalu kencang, Jonathan kini terbangun dari tidurnya. Bayi itu langsung menangis dengan kencang di atas kasur.
Angela menelan ludahnya. Ia menutup mulutnya yang tak sengaja berteriak.
"Nanti.. aku telfon lagi.."
Setelah mengucapkan kalimat itu, Madelyn mematikan panggilannya, sementara Angela segera naik ke kasur dan mendekati puteranya.
"Jo kaget ya? maafin mama ya," ucap Angela sambil mengusap kepala Jonathan. Ia kembali menyusui Jonathan yang menangis.
Angela menelan ludahnya. Kini tangisan Jonathan sudah reda, namun perasaan Angela masih belum tenang.
Apa yang sesungguhnya terjadi??
Entah kenapa, perasaan Angela tak enak.
***
Keesokan harinya.
Ketika matahari hampir menyinari, Angela terbangun dari tidurnya. Ia menatap Jonathan di sampingnya, memastikan anak itu baik-baik saja.
Setelah itu Angela mulai bergerak. Ia turun dari kasur dan merapikannya sedikit.
Angela berjalan ke arah jendela untuk melihat keluar sana sambil mengingat apa yang terjadi semalam.
Semelam, Madelyn menelfonnya dalam kondisi yang membuat Angela khawatir. Rasanya Angela ingin sekali menelfonnya, akan tetapi, Angela sudah berjanji untuk tidak menelfon mereka duluan, sebab hal itu berbahaya.
Kini Angela duduk di tepi kasurnya. Ia menatap sekeliling kamar ini. Kamar yang belum lama ia tempati.
Angela tak tahu bagaimana semua ini bisa terjadi begitu cepat. Akan tetapi, saat ini, ia sudah tidak tinggal di kost-kostan lagi.
Angela pindah ke sebuah rumah yang lokasinya di sebuah perumahaan elit. Disini suasananya sangat berbeda dari di kostan.
Disini, semua yang Angela butuhkan sudah tersedia. Kamar berukuran cukup besar untuk dirinya dan Jonathan. Dapur yang lengkap agar ia bisa memasak makanan Jonathan dengan mudah, serta taman depan yang selalu jadi tempat Jonathan bermain di pagi maupun sore hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo & Angela
RomanceAngela menerima perjodohan ini karena ia sudah lelah menghadapi dunia. Jika menikah dengan laki-laki yang masih mencintai perempuan lain adalah takdirnya, maka biarkan saja seperti itu. Adult Romance by finecinnamon