"Angela."
Laki-laki itu berucap kemudian mulai bergerak. Tubuhnya sedikit gemetaran sebab ia masih belum menyangka dirinya kini berjalan ke hadapan seorang perempuan yang rasanya sudah begitu lama tak ia jumpa.
Romeo langsung meletakkan kedua telapak tangannya di pipi Angela. Ia mendekat dan menatap perempuan itu dengan seksama.
Kedua mata Romeo terlihat basah, dan hal tersebut membuat Angela tak kuasa. Angela menggigit bibirnya dan mencengkram kaus yang dikenakan Romeo.
Angela menyadari betapa menyakitkannya semua ini. Ia menyadari betapa terlukanya mereka berdua karena hubungan ini.
"Kamu disini, Angela.." ucap Romeo pelan.
Tanpa bisa berkata-kata lagi, Romeo langsung menarik istrinya ke arahnya dan ia peluk dengan erat. Romeo memejamkan mata dan membiarkan airmatanya berjatuhan.
Angelapun sama. Ia kini pecah dalam tangisan di pelukan ini, pelukan yang sudah begitu lama tak ia rasakan. Sentuhan yang sudah begitu lama tak ia dapatkan.
"Kamu ada disini Angela.."
Angela mengangguk. Keduanya sama-sama meluapkan perasaan mereka dalam tangisan.
Kenapa harus begini? kenapa harus sesulit ini?
Kini Romeo tiba-tiba melepas pelukan itu. Ia menunjukkan kedua matanya yang merah pada Angela yang matanya juga memerah dan berlinang.
"Jonathan?" tanya Romeo.
Angela mengusap airmatnya pelan. "Ada, baru dibawa mama ke kamar," jawab Angela.
Romeopun langsung bergerak. Ia begitu tergesa berjalan menuju kamar Angela.
Namun langkah Romeo seketika terhenti. Laki-laki itu berbalik dan kembali menatap Angela yang masih terdiam di tempatnya.
"Ayo," ucap Romeo sambil memegang tangan Angela, kemudian ia melanjutkan jalannya bersama istrinya. Ia tidak mau lagi berjauhan dari Angela.
Kini keduanya memasuki kamar dan melihat Adriana yang baru saja membaringkan Jonathan di atas kasur.
Jantung Romeo berdetak kencang. Ia melihat puteranya yang sudah begitu lama tak ia lihat.
Padahal hanya beberapa bulan, namun fisik Jonathan sudah menunjukan perkembangan yang signifikan. Romeo tak kuasa. Ia bisa membayangkan betapa pintarnya anak ini sekarang.
Angela yang melihat itu kini melepaskan tangan Romeo, seolah membiarkan Romeo menghampiri Jonathan di kasur.
Romeopun bergerak dan naik ke atas kasur. Meskipun ia tak mau mengganggu tidurnya anak itu, Romeo tetap tidak tahan. Ia kecup kening Jonathan kemudian ia angkat sedikit tubuhnya agar bisa ia peluk puteranya dengan erat.
Pelukan Romeo tentu saja membangunkan Jonathan. Batita itu mengerjap, membuka matanya yang terlihat mengantuk. Ia memperhatikan ibu dan neneknya yang berdiri di dekat kasur.
Hingga akhirnya Romeo melepaskan pelukannya, membuat Jonathan dapat melihat wajahnya.
"Papa.." gumam Jonathan pelan.
Romeo tak kuasa dan mulai mengecupi pipi Jonathan berkali-kali. Sulit sekali menjelaskan betapa bahagianya ia bisa berada sedekat ini dengan puteranya.
Kini Romeo kembali menatap wajah anak itu. Jonathan terlihat senang dan bingung disaat yang sama. Ia memperhatikan kedua mata Romeo dengan seksama.
"Papa.. enapa nanis?"
Romeo tersenyum kecil. Sesuai dugaannya, anak ini sudah semakin pintar. Jonathan sudah bisa bertanya dengan kalimat yang lengkap. Nada dan cara berucapnya juga sangat luar biasa untuk anak seumurannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo & Angela
RomanceAngela menerima perjodohan ini karena ia sudah lelah menghadapi dunia. Jika menikah dengan laki-laki yang masih mencintai perempuan lain adalah takdirnya, maka biarkan saja seperti itu. Adult Romance by finecinnamon