Angela mengepal tangannya kencang. Ia menatap suaminya tanpa ragu.
"Sebelum mas Romeo pergi, aku mau bilang sesuatu," ucap Angela.
Romeo menghela nafasnya pelan. Ia melihat istrinya yang terlihat begitu yakin menatapnya.
"Nanti aja, aku buru-buru."
"Mas Romeo!"
Romeo tak mendengarkan Angela dan berjalan pergi. Entah kenapa, ia merasa istrinya akan mengatakan banyak hal yang berujung pada mereka berdebat, maka dari itu lebih baik Romeo pergi terlebih dahulu.
Angela yang melihat itu kini terdiam. Ia masih mengepal tangannya, kesal karena Romeo tak mau mendengarkannya.
Angela kini menghela nafasnya kasar. Ia kembali duduk di kursi, berusaha menenangkan diri.
Romeo mengatakan Angela dan bayi di dalam perutnya adalah prioritasnya, namun ucapan sama sekali tidak sesuai dengan fakta.
Romeo berbasa basi menanyakan apakah Angela ngidam atau tidak, tapi ketika Angela meminta sesuatu ia malah pergi begitu saja.
***
"Sebenernya aku khawatir banget sama kamu, tapi takut dibilang ikut campur."
Saat ini, Angela sudah duduk bersantai di atas kasurnya. Ia bersiap untuk tidur, namun berinisiatif menelfon sahabatnya, Raka, terlebih dahulu.
"Aku gakpapa, emang sempet berantem sih, tapi udah baikan kok," jawab Angela, menjurus pada pertengkarannya dengan Romeo di acara makan malam beberapa hari lalu.
Romeo dan Angela memang sudah berbaikan ketika menginap di vila, meskipun kini mereka bertengkar lagi.
"Romeo gak macem-macem kan sama kamu?" tanya Raka.
Angela mengernyit. "M-macem macem gimana maksudnya..?" tanya Angela bingung.
"Dia gak main tangan kan ke kamu?"
"Ah.." Angela mulai mengerti. "Enggak kok, kalo dia main tangan aku pasti udah kabur ke rumah papaku," ucap Angela.
"Bagus kalau gitu," jawab Raka, terdengar lega.
Angela mengangguk.
"Maaf ya Raka, aku ngajak kamu ke rumah tapi kamu malah liat aku sama mas Romeo berantem," ucap Angela.
"Gakpapa," sahut Raka.
Angela menghela nafasnya pelan. Ia kini berbaring dan menumpu kepalanya di atas bantal.
"Kamu gimana di kantor?" tanya Angela.
"Lancar lancar aja," sahut Raka.
Angela tersenyum. "Udah ada yang cocok jadi calon?"
"Hah??"
"Hahaha, kali aja udah," ucap Angela tertawa geli.
"Calon apaan? aku belum punya uang buat nikah," ucap Raka.
"Boong, kamu kan dari jaman kuliah udah kerja, pasti udah ngumpulin uang kan."
"Ya iya, tapi belum cukup buat nikah, aku mau beli rumah dulu sebelum nikahin anak orang."
Angela yang mendengar itu tersenyum. Perempuan yang menjadi istri Raka kelak pasti sangat beruntung, batinnya.
Tiba-tiba, suara pintu terdengar. Angela menengok dan melihat suaminya yang memasuki kamar.
Angela menelan ludahnya. Romeo masuk sambil menatap Angela yang sedang bertelfonan.
"Udah ya Raka, aku ngantuk," ucap Angela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo & Angela
Storie d'amoreAngela menerima perjodohan ini karena ia sudah lelah menghadapi dunia. Jika menikah dengan laki-laki yang masih mencintai perempuan lain adalah takdirnya, maka biarkan saja seperti itu. Adult Romance by finecinnamon