Halo, orang-orang baik!
Belakangan ini, Indonesia kita semakin parah saja musibahnya. Terutama perihal wabah yang siap menjangkiti siapa saja. Doa terpenting untuk saat ini adalah, semoga kita adalah bagian dari manusia yang dilindungi Allah dari segala kuasa-Nya dalam menguji manusia.Stay safe, teman-teman jauhku.
With love,
Dyylaksara.━❍────────
↻ ⊲ Ⅱ ⊳ ↺Setelah persiapan dan latihan selama 5 hari berturut-turut, acara amal hiburan dari Megaz dan perayaan ulang tahun untuk Adipati pun siap dilaksanakan. Anggota band Megaz sudah siap dengan segala penampilan yang akan menerbitkan senyum anak-anak di panti asuhan Kasih Ibu dan teman-teman sekolah Adipati. Hadirin dari acara itu pun cukup banyak. Terdiri dari beberapa donatur, Nadi dan keluarga, anak-anak panti asuhan, beberapa teman sekolah Adipati, dan beberapa guru Megantara.
Semua tampak sempurna dan tampak lengkap tanpa ada satu pun yang kurang, hingga Adipati berkata, "Mas Nadi, kok Mas Dipta nggak datang? Mas Dipta nggak suka, ya, Adipati tiup lilin?"
Di depan anggota Megaz yang tengah menyiapkan diri untuk menunjukkan bakatnya, Nadi terpaku menatap wajah sang adik.
Laki-laki dengan senyum sabit itu menggeleng pelan. "Mana mungkin seperti itu? Mas Dipta sangat bahagia Adipati bisa tiup lilin tahun ini. Karena itu artinya Adi masih diberi kesempatan hidup oleh Sang Pencipta. Mas Dipta milih pergi ke rumah temannya karena Mas Dipta nggak suka keramaian. Masa Adi lupa?"
Sang adik mengeluarkan senyum jenakanya. "Iya, ya! Mas Dipta kan pemalu. Ngomong-ngomong, Ibu bakalan lihat Adi tiup lilin nggak, Mas? Adi sengaja minta tiup lilin di luar, biar Ibu bisa lihat secara langsung dari atas sana!" Begitulah ujarnya.
"Ibu pasti lihat. Ibu pasti bangga dan bahagia melihat Adi tumbuh sebesar ini." Nadi mengusap puncak kepala Adipati. Hingga moment itu terpaksa berhenti karena sang MC sudah berada di posisinya.
Acara dibuka dengan penampilan Megaz yang membawakan lagu Selamat Ulang Tahun milik Jamrud. Suara Naraya yang biasanya dibawakan dengan lembut, nyatanya bisa mengimbangi alunan dari musik yang penuh semangat. Penampilan malam ini memang berbeda dari penampilan-penampilan sebelumnya. Termasuk tempat mereka dalam menunjukkan bakatnya. Yang biasanya berada di panggung besar dan segala kemegahannya. Kini berada di tengah halaman panti asuhan yang dikelilingi para tamu.
Naraya bisa melihat sosok Nadi yang berdiri sembari memejamkan matanya. Tak ada tanda-tanda laki-laki itu akan ikut bernyanyi atau menari seperti anak-anak yang berada di dekat Naraya. Tapi tak bisa ditampik bahwa laki-laki itu sangat menikmati nyanyian sang kekasih.
Setelah menghabiskan satu lagu, anggota Megaz tetap ditempatnya untuk menunggu puncak acara, yaitu tiup lilin dan potong kue. Tampak Marka yang tengah melirik Adipati, Marka tersenyum tipis, barangkali laki-laki itu teringat akan dirinya beberapa tahun lalu yang begitu antusias dan tak bisa menahan diri untuk melakukan hal sesederhana meniup lilin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadi | Na Jaemin
Fanfiction"Di kehidupan berikutnya, aku ingin menjadi matahari." "Kenapa harus matahari? Kamu tahu, Na, matahari adalah satu-satunya hal yang akan selalu menjadi penyendiri," kata Naraya. Kini matanya mulai beralih pada langit, dan menerjang silaunya sinar Sa...